(8) Turnamen dan Kenyataan Tidak Terduga

7.9K 639 19
                                    

Buat yg penasaran dan gk tau sama Barbara Palvin dan Sahar Luna, tuh, tinggal lihat di atas kek gimana mukanya ⬆

Si Watty lagi error, padahal saya udh kirim gambarnya di chapter sbelumnya di chapter 6, tapi ternyata gk muncul.

Saya minta maaf atas kesalahan ini, dan berjanji semoga tidak terulang.

Silahkan menikmati chapter ini :)

****

Aku menundukan kepala dan berjalan cepat kedepan, mencoba menjauhi Darren yang kini terlihat kebingungan dengan tingkahku. Regan dan Lily pun memutuskan mengikuti ku, berjalan di sampingku sambil menundukan kepala juga. Bagaimana tidak? Semua orang yang berada di sekitar kota memandangi ku dengan tatapan tidak percaya karena berani berjalan berdampingan dengan Alpha mereka. Ini bukan kemauanku, ini karena Darren yang memaksa ikut dengan kami untuk menonton turnamen.

Aku masih menundukan kepala ketika sebuah tangan mencengkram pergelangan tanganku. Langkahku terhenti, dan tubuh ku dipaksa berbalik hingga berhadapan dengan sosok Darren yang tegap. Melihat tubuh besarnya dan tatapan tajamnya membuatku menciut.

"Ada apa? Kenapa kau menjauhiku?" ia bertanya pelan, namun tajam.

Aku memutar otak mencari alasan, kemudian menggeleng pelan. "Aku tidak menjauhi mu"

"Kau menjauhiku, jangan berbohong padaku"

Sial! Aku memandang kesamping kanan kiriku, dan tidak mendapati Regan dan Lily disana. Aku memandang sekeliling, dan menyadari jika semua orang yang berlalu lalang sedang menatap kami penasaran, namun tetap menundukan kepala dan membungkuk hormat setiap bertemu dengan Darren. Sayangnya, Darren sama sekali tidak menghiraukan mereka, tatapannya tetap ke arahku.

"Aku tidak bermaksud menjauh darimu"

"Itu menjelaskan semuanya jika kau menjauhiku"

Double shit. Aku mengangkat kepalaku lalu memandang Darren tepat di matanya.

"Aku tidak bermaksud, maksudku, aku memang menjauhimu, namun aku tidak benar-benar menjauhimu"

Hell yeah! Apa yang baru saja kuucapkan tadi? Aku tidak mungkin berharap Darren mengerti dengan ucapanku karena sudah jelas jika ucapanku saja memang tidak bisa di mengerti.

"Jelaskan apa yang terjadi sebenarnya, aku tidak mengerti ucapanmu"

See? Aku menghela nafas pelan.
"Sebenarnya aku hanya tidak nyaman,bukan maksudku berkata aku tidak nyaman bersamamu, hanya saja..." aku memandang sekeliling, masih mendapati jika tatapan mereka terus terpaku pada kami. Aku tidak mengerti apa sebenarnya yang membuat mereka terus menatap kami, karena jika aku menjadi mereka, aku lebih memilih masuk kedalam rumah, menonton tv atau bersantai ria didalam kamar.

Suara geraman menyadarkanku dari lamunan tidak penting itu. Aku mendongak, lalu menyadari jika Darren sedang menggeram untuk memperingatkan orang-orang agar mengalihkan pandangan mereka. Sial, itu bukan cara yang baik sebenarnya.

Aku mencengkram lengannya, hingga ia berhenti menggeram lalu mengalihkan pandangannya kearahku. Mata kelabunya sedikit membiru.

"Kau tidak perlu menggeram, mereka ketakutan" ucapku pelan, memperhatikan orang-orang yang kini sedang menunduk takut.

"Tapi mereka mengganggu mu dengan tatapan rendahan mereka, aku tidak suka"

Aku menatapnya tajam, sedikit menggeram "jangan merendahkan orang lain"

Mendengar geramanku membuat ia balik menggeram "jangan menggeram padaku, aku Alpha mu"

"Aku tidak peduli. Dengar, ini hari bebasku sebelum kau membawaku ke Pack Utama, kita telah sepakat, jadi jangan menghancurkan hariku"

Bound By The Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang