Sekuat tenaga aku menahan diri untuk tidak memutuskan tatapan kami ketika ia melangkah mendekatiku. Semua orang yang awalnya tubuhnya menegak waspada langsung membungkuk hormat ketika merasakan aura Alphanya yang menguar dan memaksa semua orang untuk membungkukkan tubuh. Ini aneh, karena aku sama sekali tidak merasakan intimidasi dari tatapannya seperti yang lalu-lalu, yang ada hanyalah perasaan bersalah juga keinginan untuk memberi tahu semua kejadian ini padanya.
Ketika aku melangkah ke arahnya, ku paksakan sebuah senyum walaupun tidak ada sama sekali balasan darinya, yang ada hanyalah tatapan sebeku es dan sedingin embun pada pagi hari berikut sebuah garis datar pada bibirnya.
"Darren-"
Aku mengucapkan namanya dengan suara yang serak, sebelum akhirnya dia memotong ucapanku bahkan sebelum aku menyelesaikannya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" suaranya terdengar dingin, seperti bisikan angin pada musim dingin yang membekukan.
"Aku bisa menjelaskannya tapi tidak bisa di sini" sahutku sambil memalingkan wajah. Aku memutuskan untuk berhenti berjalan menghampirinya dan kembali memasang tudung jubah putihku.
"Kenapa?" kembali ia berucap dingin, menatapku dengan rahang yang mengeras.
"Intinya aku tidak bisa menjelaskannya sekarang"
"Kau pasti bercanda. Kau menghilang dari Pack Utama, dan sekarang kau berada di sini, mengikuti Uji Coba?" Darren menggeram, membuat beberapa orang yang berada di sekitarnya mundur memberi jarak.
"Apa yang kau lakukan sebenarnya? Aku mengkhawatirkan apa yang terjadi padamu sedari tadi dan sekarang kau memberikanku alasan seperti itu? Kau pikir itu cukup?!"
Liz meringis di kepalaku, berbisik jika lebih baik dia saja yang memberikan penjelasan pada Darren, namun aku menahan dirinya sekuat tenaga agar tidak mengambil alih tubuhku.
"Aku akan menjelaskan semuanya, namun lebih baik jika aku menjelaskannya ketika kita berada di Pack Utama" aku berusaha berucap tenang, menatap pada Regan dan Lily dengan tatapan memperingati ketika mereka akan membuka suara.
"Apa sebenarnya yang ingin kau jelaskan?" Darren menggeram, namun sinar matanya terlihat goyah karena merasakan ketenanganku.
"Sesuatu terjadi dan memaksaku untuk melakukan ini"
"Jelaskan garis besarnya, maka aku bisa tahu kau pantas atau tidak mendapatkan keringanan atas hukumanmu"
Aku meringis ketika mendengar kata hukuman, lalu menggigit bibir dengan bimbang. Jika aku menjelaskannya sekarang, aku yakin vampire itu akan mendengarkan apa yang aku ucapkan. Bahkan mungkin sekarang ia telah curiga mengapa seorang Alpha memberikan perhatian yang begitu besar pada werewolf omega sepertiku.
"Ini akan sulit" aku berbisik lirih, memasang wajah memohon agar ia mengerti.
Darren menatapku sebentar, seakan-akan mencoba mencari apa yang telah aku sembunyikan, lalu menghela nafas. Aku melepas jubah putihku lalu memberikannya pada Naren yang kini menatapku dengan pandangan bingung. Ia melirik pada Silia yang juga ikut meliriknya, lalu kembali menatapku.
"Maaf" bisikku, memeluk Naren dan juga Silia dengan sekilas, lalu berlari menuju Darren yang kini melebarkan kedua tangannya. Aku masuk begitu saja dalam dekapan hangatnya, menghirup aroma manisnya yang sangat menenangkan lalu membiarkan tubuhku di angkat dalam kukungan tangannya.
"Uji Coba hari ini di batalkan" Darren berujar dengan datar, menatap sekeliling kalau-kalau ada yang berusaha memprotes, namun aku tidak mendengarkan suara sama sekali bahkan gerakan kecil sedikitpun. Mereka terlalu tegang bahkan hanya untuk menyusun kata-kata keberatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound By The Alpha
Werewolf(UNDER REVISION - Ditulis sebelum mengetahui banyak tentang tata bahasa dan cara menulis yang benar) **** "We can't fight the destiny." - Alicia Thompson **** Alice tidak suka di kekang, ia adalah gadis yang memiliki jiwa bebas. Sebab itulah ia ti...