(6) Sedikit Tentang Masalalu Ibu

8.6K 698 20
                                    

Aku baru saja keluar dari kamar mandi, dan hanya mengenakan tanktop putih berenda juga celana pendek berwarna putih ketika melihat Alpha Darren ada dikamar ku.

Ini hal yang memalukan dibanding yang paling memalukan ketika ia menatap ke arahku dengan tajam. Dengan segera aku berlari kembali kekamar mandi lalu menutup pintu, nafasku terengah-engah dan jantungku berdentam mendobrak rongga dada ku. Ini sama sekali bukan seperti dalam kisah romantis yang kubaca, dan ku rasa aku telah merasakan hal yang sama seperti yang di rasakan tokoh utama.

Memangnya bagaimana menurutmu jika seorang pria matang berumur dua puluh tujuh tahunan berada di dalam kamarmu, dan kau adalah gadis berumur tujuh belas tahun yang saat itu memakai pakaian lumayan terbuka? Itu tidak ingin ku pikirkan.

Aku meraih baju longgar dan celana pendek selutut yang untung saja tergantung dikamar mandi kemudian memakainya, lalu keluar dari kamar mandi. Alpha Darren kini terbaring di atas tempat tidurku sambil memejamkan mata, mungkin tertidur. Apa itu artinya kami sekamar? Kurasa iya.

Dengan langkah pelan aku berjalan menuju jendela kaca di kamarku, yang memperlihatkan langit senja lalu menutupnya dan menarik horden agar menutupi jendela kaca. Aku berjalan menuju Alpha Darren yang sedang tertidur lalu duduk di pinggir kasur dan menatapnya.

Ini benar-benar masih membuatku tidak percaya kalau aku adalah pasangannya, dan membuat ku seakan sedang bermimpi jika aku telah memiliki pasangan.
Dengan perlahan aku mengangkat tanganku, hendak mengelus rambutnya namun langsung kuurungkan. Liz menghasutku untuk jangan membuang kesempatan ini, dan segera menyentuhnya selagi ia sedang tertidur, dan itu membuat wajah ku memerah karena panas.

Ketika aku ingin beranjak, sebuah tangan mencengkram lenganku dan menarikku hingga aku terjatuh di atas tubuh Alpha Darren. Tangannya melingkar erat dipinggangku, dan kini matanya terbuka dengan tatapan tajamnya menghujamku. Aku gelagapan sendiri dan hendak bangkit, namun Alpha Darren mengeratkan rangkulannya di pinggangku, membuatku tidak bisa bergerak lagi.

"A-Alpha-"

"Panggi aku Darren"

Aku menggeleng dan mencoba untuk bangkit "Itu tidak sopan Alpha-"

"Panggi aku Darren, dan jangan membantah" tegasnya membuat nyali ku menciut. Ini sama sekali diluar dugaan karena aku mengira dia sudah tertidur.

"Baiklah Al- uhmm...Darren"

Alpha Darren, atau bisa kupanggil Darren sekarang, tersenyum. Pipiku sampai memerah hanya karena melihat senyumnya, dan ini sangatlah bukan diriku.

"S-sebaiknya aku turun dari sini Darren, ini pasti menganggu mu" ucapku sambil masih berusaha melepaskan diri dari rangkulannya di pinggangku.

"Tidak, aku senang kau dalam posisi ini. Oh, atau kau mungkin ingin berbalik posisi?"

Dengan cepat Darren mengubah posisi berbalik hingga aku yang berada di bawah kukungan tangannya. Ia menghembuskan nafasnya tepat didepan wajahku, membuat kami saling bertukar nafas. Aroma manisnya semakin membuatku mabuk dan lemas.

"D-Darren, bukankah ini terlalu...dekat?" aku berucap gelagapan.

Darren menggeleng lalu menyerukan kepalanya di cerukan leherku, menghembuskan nafasnya hingga membuatku merinding.

"Untuk usiaku, ini posisi yang sangat sempurna"

Ucapannya sukses membuatku memerah, namun aku sesegera mungkin menggeleng.

"T-tapi aku masih berumur tujuh belas tahun Darren, ini terlalu cepat"

"Tidak, umur mu membuatmu semakin terlihat nikmat"

Bound By The Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang