Aku tahu, dan tidak akan mengungungkiri jika Darren akan sangat marah setelah ini. Aku terlanjur muak dengan sikap memerintahnya, dan sungguh, ia terlalu mengekangku. Bahkan kini, aku dapat merasakan aura Alphanya yang telah menguar keseluruh penjuru. Dan sekali lagi, aku tidak perduli dengan amarahnya untuk hari ini.
'Kau kembali bertindak ceroboh Alice' Liz mengomel dikepala ku.
Aku mendengus lalu berjalan dengan santai menuju tengah lapangan.
'dia terlalu memaksa ku untuk mengikuti perintahnya, sungguh, aku benci sikap diktatornya''Tapi kau kembali membuatnya marah. Aku curiga setelah ini kau akan ditandai oleh Darren, jangan salahkan aku, ini semua salahmu'
'Bisakah kau mengucapkan sesuatu untuk menghiburku? Kau malah menambahkan beban pikiranku' aku mengomel kesal.
Liz balik mengomel 'kau kira aku yang melakukannya? Ini semua karena tindakan cerobohmu yang tanpa pikir panjang itu, jika tidak, Darren tidak akan semarah ini"
Aku mencuri pandang ke atas, melihat Darren duduk dengan tegak di atas sambil mengeraskan rahangnya. Beberapa orang yang duduk di sekitarnya memutuskan untuk pindah tempat duduk agar tidak dituduh menganggu sang Alpha. Hell, aku memalingkan wajahku lalu menatap Marryana yang kini sedang menungguku dengan wajah bosan. Apa-apaan wajah itu?
"Aku rasa kita tidak pernah memiliki masalah sama sekali, apa maksudmu menantangku?" aku bertanya heran, memutuskan untuk membuat jarak beberapa langkah dengan Marryana.
Gadis berambut kemerahan itu tersenyum sinis, lalu mengambil satu langkah mendekat.
"Kita memiliki masalah sekarang"
Mengangkat alis, aku menatap Marryana dengan pandangan lebih heran "maksudmu, kau ingin membuat masalah dengan ku?"
Marryana tidak mengangguk atau menggeleng, ia hanya melebarkan seringaian, membuat wajahnya yang cantik kini terlihat bengis.
"Aku tahu kalian berbohong, tidak mungkin kau adalah pasangan Alpha Darren"
Jadi, dia menantangku hanya karena masalah ini? What a stupid thing.
"Kenapa kau begitu peduli? Walaupun aku bukan pasangannya pun itu bukan urusan mu"
Ia menggeram, mengambil ancang-ancang melompat, kemudian menerjangku dengan kuku jarinya yang kini memanjang. Aku melompat kesamping menghindari serangannya. Aku harap apa yang di ajarkan oleh dad selama ini akan membantuku kali ini.
"Tutup mulutmu, Darren itu milikku" desisnya penuh ancaman.
Aku menaikan alis, mencoba menahan Liz yang kini meronta tidak setuju. Apa Marryana sedang bergurau kali ini? Tindakannya saat ini terlihat kekanakan sekali.
"Kau percaya diri sekali, aku kasihan dengan pasangan takdirmu jika dia mendengar mu berkata seperti itu" aku berucap dengan lirih sambil tersenyum.
Marryana seakan tidak setuju dengan ucapanku. Ia mendenguskan tawa sinis lalu kembali melompat ke arahku. Aku mundur selangkah lalu melakukan gerakan backflip ke belakang, menghindari kepalan tangannya yang kini langsung bersarang pada tanah berumput. Ada sepercik kilatan terkejut dimatanya ketika aku berhasil menghindari serangannya, mengundang ku untuk tersenyum mencemoh.
Sesungguhnya ini bukanlah diriku yang sebenarnya. Aku malas mencari masalah pada orang yang tidak ku kenal, itu hanya membuang-buang waktu berhargaku, dan aku tidak suka itu. Namun saat ini, Marryana lah yang mencari masalah. Jadi bukan salahku jika aku harus menjadi orang yang berbeda seperti ini.
Kembali aku melompat ke belakang dengan cepat, bergerak gesit ke samping ketika Marryana menggerakan kuku panjangnya di pinggangku. Aku melompat menghindari putaran kakinya, dan melayangkan kepalan tanganku hingga mendarat di pipi mulusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound By The Alpha
Werewolf(UNDER REVISION - Ditulis sebelum mengetahui banyak tentang tata bahasa dan cara menulis yang benar) **** "We can't fight the destiny." - Alicia Thompson **** Alice tidak suka di kekang, ia adalah gadis yang memiliki jiwa bebas. Sebab itulah ia ti...