(16) Infiltrator

6.5K 504 4
                                    

Selama beberapa hari ini aku menghabiskan waktu di halaman belakang Pack Utama untuk melatih abilityku, dan hebatnya, aku mendapatkan pengawasan langsung dari Kinan. Awalnya aku tidak menyangka sebenarnya, ternyata Kinan memiliki ability yang sedikit unik, ia dapat mengontrol seseorang hanya dengan menatap langsung orang tersebut ke arah matanya.

Unik sekaligus menyeramkan.

"Kau bisa menghentikan latihan mu sekarang"

Dengan gerakan cepat aku melayangkan tinju terakhir pada batang pohon di depanku, membuat pohon yang tidak terlalu besar itu rebah ke belakang sambil mencabut akarnya sendiri dari dalam tanah. Aku menundurkan tubuh, berusaha mengindar dari terpaan tanah-tanah yang berterbangan keluar, juga sabetan akar pohon yang menampakan dirinya dari dalam tanah.

Menghela nafas, aku menatap ke arah telapak tanganku yang memerah juga buku-buku jariku yang mengelupas. Tidak terasa terlalu menyakitkan, karena kekuatan penyembuh ku telah langsung bekerja ketika kulit jariku tersakiti sedikit saja.

"Kekuatan yang hebat" Kinan berucap memuji sambil melangkah dengan pelan ke arahku, ikut menatap ke arah telapak tanganku.

"Itu terlalu serakah, kau mengambil dua ability sekaligus" ujarnya dengan tenang, melangkah semakin maju hingga berada di samping pohon yang baru saja aku tumbangkan.

Aku mengangkat bahu pelan. "Entahlah, ini juga bukan hal yang ku inginkan"

Kinan membalikkan punggungnya untuk menghadap ke arahku, lalu tersenyum miring. "Menarik. Ketika semua orang berharap agar mendapat kehormatan untuk memiliki ability, kau terlihat menolaknya secara tidak langsung"

"Bukan seperti itu" aku mengelak dari tuduhannya, lalu dengan berhati-hati berujar. "Ini bukan karena aku menolaknya, tetapi lebih kepada aku merasa tidak pantas untuk mendapatkannya"

Itu merupakan salah satu dari alasanku sebenarnya, tetapi ada alasan lain yang menggangguku dan membuatku menolak untuk menerima anugerah ini. Ini terlihat seperti aku di ciptakan berbeda dengan yang lainnya. Mengapa aku mendapatkan wolf ku terlebih dahulu bahkan sebelum aku mengikuti ritual? Mengapa aku memiliki ability di saat aku tidak memiliki garis keturunan yang membuatku harus mendapatkannya? Mengapa juga aku harus memiliki dua ability sekaligus? Kinan benar, aku memang terlihat serakah.

"Kenapa kau merasa tidak pantas?" mata emas Kinan berkilat aneh ketika ia berucap. "Bukankah ini juga dapat menguatkan posisimu sebagai Luna? Kau tidak akan di anggap Luna yang lemah, terlebih lagi kau akan di anggap pantas mendapatkannya karena kau putri dari seorang gamma dari Alpha sebelumnya"

"Kita tidak membahas tentang posisi kedudukan ayahku sekarang, atau pantas tidaknya aku menjadi Luna" aku berusaha berucap tenang.

"Kenapa? Semua orang menginginkan kedudukan yang tinggi"

Kenapa Kinan membahas mengenai hal ini denganku? Apa ia pikir aku adalah tipe orang yang gila akan kedudukan? Atau semata-mata ia hanya berusaha memancingku?
"Kurasa tidak, kenapa kau berpikir seakan-akan semua orang  memiliki obsesi tertentu dengan kedudukan?"

Aku tahu, membalas ucapan Kinan kali ini terasa seakan-akan aku sedang menyerangnya balik, namun aku penasaran dengan motifnya yang membawa permasalahan kedudukan di perbincangan latihan kami.

"Oh, ayolah Alice" ia tertawa kecil, tidak cocok dengan mata emasnya yang menyorot tajam. "Kau pasti bercanda, kan? Kedudukan adalah hal yang di inginkan oleh semua orang, dengan kedudukan kau bisa mendapatkan segalanya"

"Tidak semuanya, asal kau tahu"

"Apa yang tidak kau dapatkan dengan kedudukan?" ucapnya sambil tersenyum.

Bound By The Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang