Aku merasakan nafasku seakan terenggut dari paru-paruku, dan jantungku terasa seperti berhenti berdetak untuk sepersekian detik.
Sosok ini tidak pergi sama sekali, bahkan tidak beranjak sama sekali dari posisinya. Ia menungguku untuk keluar sendiri dari tempat persembunyianku, itu artinya ia telah sadar akan kehadiranku di sini sejak lama. Mata ungu tuanya menatapku lurus, tidak bergerak sama sekali di balik bayangan jubah merahnya.
Mata itu terlihat mengerikan, entah bagaimana caranya ia merubah aroma tubuhnya hingga tercium seperti seorang werewolf, padahal nyatanya aku tahu hanya dalam sekali tatap jika pemilik mata ungu tua itu adalah seorang vampire. Sosok ini pasti kuat jika ia bisa menembus keamanan Pack walaupun aku tahu jika keamanan sedikit melonggar dengan adanya penarikan warrior baru malam ini.
Lagipula dengan aroma tubuhnya juga jubah merah yang di pakainya, semua orang akan beranggapan jika sosok ini adalah salah satu dari kawanan Pack jika saja ia tidak memperlihatkan mata ungunya itu.
Masih dalam keheningan aku dan sosok itu bertukar tatapan dalam waktu beberapa menit. Hingga Liz memekik di kepalaku dan menyuruhku untuk melarikan diri.'Kita harus pergi Alice! Vampire ini berbahaya'
'Tapi bagaimana? Dia pasti bisa mendapatkan kita dengan mudah' aku berucap bingung.
'Kita akan melawan sementara jika dia menyerang kita. Yang terpenting adalah kita harus kembali ke Pack Utama, aku yakin kita tidak memasuki hutan terlalu jauh'
Aku mengangguk mengerti, kemudian langsung memasang posisi siaga. Dalam hati aku bertanya-tanya tentang apa yang di inginkan oleh sosok ini sebenarnya hingga sama sekali tidak begerak dari tempatnya.
"Siapa kau sebenarnya?"
Pertanyaan tiba-tiba itu membuatku tersentak, sebelum akhirnya berusaha menguasai diri. "Apa maksudmu? Harusnya aku yang bertanya seperti itu"
"Kau berasal dari Pack Utama, apakah kau orang penting?"
Dia terlihat ingin mencari tahu sesuatu, dan aku tidak akan membiarkan ia mengetahuinya. Mungkin lebih baik jika aku menyembunyikan identitasku untuk sementara. "Aku hanya seorang Omega, apa yang kau inginkan?"
"Seorang Omega?" ia mengulang pernyataanku menjadi pertanyaan.
Aku memutuskan untuk tidak menjawab dan memilih menatapnya dengan tajam."Aromamu-" suaranya terdengar ragu untuk berucap. "Aromamu seperti bunga lavender"
'Oh sial!' Liz mengumpat di kepalaku, membuatku bertanya-tanya tentang apa yang terjadi sebenarnya.
"Lavender?" apa yang dia maksud sebenarnya? Bagaimana bisa ia mencium aroma tubuhku.
"Ya, lavender. Sangat memabukan" kali ini suaranya terdengar serak.
Aku berjengkit kemudian
memundurkan langkahku. Perasaanku menjadi tidak enak ketika ia mengucapkan kata itu, rasanya seperti ada nada suara kepemilikan yang secara tidak langsung ia ucapkan.'Alice, aku sarankan kau untuk lari sekarang juga'
'Ada apa? Liz, apa maksud perkataannya?'
'Lari saja Alice, dan akan aku jelaskan nanti'
'Tidak bisa, aku ingin penjelasannya sekarang'
Liz mengerang frustasi kemudian mengutukku dengan berbagai macam umpatan, entah darimana ia mempelajari semua kosa kata itu.
Tubuhku kembali bersiaga ketika sosok itu mengambil satu langkah kedepan, seakan-akan berusaha untuk mendekatiku. "Apa yang ingin kau lakukan?" aku berucap tajam, memundurkan langkahku ketika sosok itu sama sekali tidak menjawab pertanyaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound By The Alpha
Werewolf(UNDER REVISION - Ditulis sebelum mengetahui banyak tentang tata bahasa dan cara menulis yang benar) **** "We can't fight the destiny." - Alicia Thompson **** Alice tidak suka di kekang, ia adalah gadis yang memiliki jiwa bebas. Sebab itulah ia ti...