Darren mengusap bagian bawah kelopak matanya dengan ibu jari, merasakan bagaimana lelahnya tidak memejamkan mata hampir dua puluh empat jam. Bahkan ia tidak mengingat kapan terakhir kali ia mengisi perut karena terlalu sibuk mengurus Uji Coba yang gagal juga motif dari penyusup yang memata-matai Packnya.
Menghela nafas, dia kembali menyibukkan diri dengan kertas-kertas yang merupakan surat dari berbagai Pack di wilayah lain.
Terdapat banyak hal yang tidak terduga sedang terjadi sekarang, dan masalah ini bahkan belum di ketahui dari mana asalnya. Namun jika masalah ini tidak di selesaikan maka keamanan Packnya akan terancam.
Bahkan ia sedang sibuk memikirkan keselamatan Alice yang pasti sedang di incar sekarang, bagaimana bisa dia mengurus semua masalah ini dengan tenang? Penyusup yang mengincar Alice jelas-jelas bukan vampire sepenuhnya, dan dia tidak ingin mengambil resiko dengan kehilangan takdir masa depannya.Sekali lagi menghela nafas, Darren mencoba memfokuskan diri pada tumpukan surat di depannya yang berada di sebelah tumpukan map berisi data-data warga Packnya yang mencoba peruntungan menjadi warrior. Nicholas akan mengurusnya, jika di ingatkan, Darren hanya memiliki dua tangan.
Sebuah ketukan terdengar di pintu ketika Darren menyelesaikan satu suratnya. Masih mengerutkan kening, Darren menyuruh siapapun itu yang mengetuk pintu agar segera masuk.
Ketika melihat Kinan dan Nicholas masuk ke dalam ruangannya dengan wajah sama datarnya, Darren tidak membuang-buang waktu untuk memberi jeda."Apa yang sebenarnya terjadi?"
Keheningan melanda ketika Darren menyesaikan pertanyaannya. Kinan dan Nicholas bahkan tidak perlu bertanya untuk mengerti maksud ucapan Darren.
"Ini sangar rumit Darren, kita sedang menghadapi masalah besar" Kinan berucap dengan datar, namun wajahnya sedikit cemas.
"Apa Simon mengatakan sesuatu?"
"Terlalu banyak yang dia katakan, kau harus mendengarnya sendiri"
Darren mengangguk dengan kaku. Simon, Alpha yang memimpin Pack wilayah lain dan merupakan pasangan dari Kinan itu memiliki banyak sekali informasi penting. Abilitynya yang memudahkan dia untuk mengintip masa depan benar-benar berguna di saat genting seperti ini.
"Lalu, Nicholas, apa yang ingin kau sampaikan?" Darren beralih bertanya pada Nicholas.
Dengan sopan Nicholas menunduk kemudian melangkah mendekati Darren untuk memberikan amplop yang tentunya berisi surat. "Dari Pack wilayah utara Alpha, dari informasi yang saya dapatkan, Pack itu kini benar-benar kacau sekarang""Masalah yang sama?" Darren mengerutkan kening.
"Benar Alpha. Dan mengerikannya, warga Pack yang berusia tujuh belas tahun di sana belum sempat mengikuti Ritual Bulan Biru. Mereka kekurangan warrior, dan akhir-akhir ini mereka merasa ada yang mengawasi Pack mereka dari beberapa hari yang lalu"
Darren menggertakan giginya, dan berdesis "apa?" wajahnya mengeras. "Maksudmu, apa pelaku yang mengirim mata-mata ke Pack kita adalah orang yang sama yang telah memata-matai Pack lain?"
"Itu yang saya dapatkan Alpha"Kepala Darren terasa berat, dia mempunyai firasat buruk tentang ini semua.
"Kinan, hubungi Simon dan katakan kita akan melakukan pertemuan hari ini, siang ini juga"
Kinan mengangguk, lalu memiringkan kepala menatap ke arah Darren.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan"
Darren memasang wajah keras. "Apa?"
"Masalah itu, kita tahu masalah lima belas tahun yang lalu belum selesai sampai sekarang. Kau pasti tahu jika saat ini akan datang, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound By The Alpha
Người sói(UNDER REVISION - Ditulis sebelum mengetahui banyak tentang tata bahasa dan cara menulis yang benar) **** "We can't fight the destiny." - Alicia Thompson **** Alice tidak suka di kekang, ia adalah gadis yang memiliki jiwa bebas. Sebab itulah ia ti...