Dad termenung mendengar ucapanku, matanya yang semula bersinar terang tiba-tiba meredup. Aku memperhatikan dengan jelas ketika tatapan kosong itu menatap lurus kearahku. Tidak benar-benar menatapku, dad seakan-akan hanya menggunakan wajahku sebagai sasaran lamunannya."Terlalu banyak-" Suara dad terdengar lirih, "terlalu banyak yang harus diingat"
Melihat wajah sendu dad membuatku seakan-akan ikut terlarut oleh suasana yang dia ciptakan. Dad benar-benar tenggelam dalam ingatan terdalamnya.
"Dad tidak tahu harus memulainya dari mana, semua ingatan itu terlalu menyakitkan jika harus dibuka kembali"
Sebelumnya aku tidak pernah mempunyai kenangan menyakitkan yang mungkin jika aku alami, aku akan melakukan hal yang sama seperti dad maupun orang lain lakukan. Menguburnya dalam-dalam dan mencoba untuk melupakannya. Namun aku tahu benar bagaimana rasanya mengingat kembali itu semua, mungkin yang dad rasakan berkali-kali lipat lebih menyakitkan seperti jika aku mengingat mom yang kini sudah tiada, rasanya mungkin saja itu mimpi, namun yang terjadi sekarang adalah kenyataan.
Dad memalingkan wajah masih dengan tatapan kosongnya, tenggelam dalam nostalgianya sendiri.
Menunduk, aku menatap kearah jemari kakiku yang tenggelam dalam lembutnya permadani. "Ini membingungkan, terlalu banyak yang tersembunyi" Bisikku pelan.
Sepertinya keputusan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi 15 tahun yang lalu dan bertanya kepada dad bukanlah hal yang tepat. Tapi untuk menyelesaikan semua ini aku harus mendapatkan sebuah petunjuk yang jelas akan mengarahkanku pada masalah utamanya.
"Dad tidak ingin kamu ikut campur dalam masalah ini. Semuanya terlalu rumit, dan ini terlalu dini untukmu"
Seketika aku mendongak, menyayangkan pertanyaanku sebelumnya ketika melihat binar dimata dad yang masih meredup. Wajah dad terlihat sendu ketika menatapku, penuh dengan kekhawatiran.
"Dan sebenarnya dad juga tidak bisa memberitahumu banyak hal, ibumu menyembunyikan semua ini dengan sangat baik. Dad tidak ingin mengakui jika apa yang kamu lakukan sekarang sama persis dengan apa yang dilakukannya dulu, memasukkan diri sendiri kedalam masalah yang belum tentu kamu bisa selesaikan"
Aku menggigit bibir dengan pelan, membenarkan apa yang dad ucapakan. Harusnya aku memang tidak memasukkan diri sendiri kedalam semua masalah ini, Darren juga telah menahanku sejak awal. Namun semuanya sudah terlanjur terjadi, dan satu-satunya cara adalah merelakan kemudian mencari semua penyelesaian dari masalah ini.
"Dan dari wajahmu sudah terlihat. Kamu tidak akan mundur bukan? Walaupun dad melarangmu?"
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu, sudah banyak masalah baru yang terjadi hanya karena tingkah cerobohku yang melakukan sesuatu tanpa pikir panjang. Sekarang adalah saatnya aku membayar semuanya.
"Dad tahu apa yang kamu pikirkan" Dad tersenyum tipis. Ya, aku tidak mungkin bisa menyembunyikan apa yang ada dalam benakku sekarang, tidak lagi.
"Hanya ada beberapa hal yang dad tahu mengenai masalah 15 tahun yang lalu-"
"Dad" Aku memotong ucapan dad dengan nada menyesal. "Aku rasa, aku bisa mencari dengan cara yang lain jika dad tidak bisa menjelaskan semuanya. Aku tahu itu menyakitkan"
Wajah dad terlihat terpekur untuk sementara, namun beberapa detik kemudian dia tersenyum.
"Itu tidak begitu berarti sekarang, setidaknya jika kamu ingin mencari penyelesaian atas masalah ini, harus ada yang kamu tahu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound By The Alpha
Werewolf(UNDER REVISION - Ditulis sebelum mengetahui banyak tentang tata bahasa dan cara menulis yang benar) **** "We can't fight the destiny." - Alicia Thompson **** Alice tidak suka di kekang, ia adalah gadis yang memiliki jiwa bebas. Sebab itulah ia ti...