Kakak Sackit

3.7K 345 16
                                    

Kringgg!!!

Alarm kencang yang berbunyi membangunkan Shani dari tidurnya. Ia mengusap matanya lalu turun dari tempat tidurnya. Ia membuka pintu kamar dan mengintip keluar kamarnya. Kening Shani berkerut melihat rumahnya yang masih gelap.

"Eummh? Kakak belum bangun?"

Shani kembali masuk ke dalam kamarnya lalu menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

Shani kemudian membangunkan Nadse saat ia telah selesai mandi.

"Nads, bangun. Mandi."

Nadse mengucek kedua matanya, "kok lo yang bangunin? Kak Viny mana?"

"Gak tahu. Daritadi juga belom kesini. Mandi gih, siap-siap sekolah."

"Yaaa." Jawab Nadse malas lalu bangkit menuju kamar mandi.

Setelah itu Shani memakai seragamnya. Sesekali ia melirik pintu kamarnya yang nampak tak ada tanda-tanda Viny akan mengetuk pintu kamarnya.

Shani melirik Gracia, lalu mendekat membangunkan gadis itu.

"Gre, bangunnnn."

Gadis yang tidurnya tak beraturan itu menggeliat.

"Hmmmff, Kak Viny."

"Ihh, Graciaa.."

"Gak mauuu, maunya Kak Viny."

Shani mendengus, dan tak berapa lama, Nadse keluar hanya dengan tubuh dibalut handuk.

"Nads, tolong bangunin. Biar gue cek Kak Viny."

"Jangan modus lo, ya."

Shani hanya mendelik sebelum keluar dari kamarnya.

Shani pun menuju kamar Viny dan berjalan mengetuk pintu kamar kakaknya itu.

"Kak? Kakak belom bangun?"

Hening.

"Kak? Udah siang, nih."

Masih tak ada jawaban, "kakak? Aku masuk, ya?"

Shani pun membuka pintu kamar Viny dengan perlahan dan mendapati kakaknya yang masih tertidur dengan tubuh menggigil.

"Kakak!" Panggil Shani cemas saat melihat tubuh Viny menggigil. Ia duduk dipinggiran kasur Viny lalu menempelkan punggung tangannya di dahi Viny.

"Astaga panas." Pekik Shani khawatir.

Viny mengernyitkan keningnya lalu membuka matanya perlahan saat mendengar suara Shani.

"Indira?" Lirih Viny memanggil Shani.

"Iya Ka ini aku. Kaka kenapa?" Tanya Shani khawatir.

"Ga tau nih. Badan kaka ga enak." Ucap Viny mengeratkan selimutnya.

"Badan kaka panas banget. Kaka sakit."

"Tapi kaka ngerasa dingin. Kepala kaka juga sakit." Ucap Viny lirih.

"Ya ampun Ka.." lirih Shani lalu memijit pelan kepala Viny.

"Aku telfon dokter Gina ya Ka?" Ucap Shani khawatir.

"Ga usah. Kaka cuman perlu istirahat aja kok. Kamu buatin sarapan dulu gih buat adik-adiknya terus telfon Om Edwin buat minta tolong panggilin Pak Tio buat nganterin kalian ke sekolah." Ucap Viny menurunkan tangan Shani dari kepalanya.

"Kita ga mungkin ninggalin kaka sendiri. Aku buatin bubur ya Ka?" Ucap Shani sambil mematikkan ac di kamar Viny.

"Tapi kalian harus sekolah." Ucap Viny pelan.

Twins Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang