Senin tiba, seusai sarapan, Viny langsung berangkat menuju kantornya tanpa sempat berpamit lama-lama pada ketiga adiknya.
"Eh? Kita berangkat sekolah sama siapa?" Tanya Nadse.
"Tadi Kakak bilang kita tinggal siap-siap terus ke depan rumah karena udah ada yang siap anter." Jawab Shani.
"Supirnya Om Edwin?" Tanya Nadse. "Atau supir baru? Wah ganteng gak ya kira-kira..."
Shani mengedikkan bahunya tanda tidak tahu. Setelah membereskan peralatan makan mereka dan bersiap-siap. Ketiganya pun keluar rumah.
Mereka terdiam saat melihat sebuah mobil menunggu tiba-tiba mesin mobil menyala.
"Mobil siapa, Ci?" Shani menggeleng sebagai jawaban.
Tiba-tiba pintu kemudi terbuka. Mereka mundur satu langkah, Gracia pun bersembunyi di belakang Shani.
"Pagi, Nona-Nona cantik. Sudah siap?"
Mereka terdiam. Memperhatikan Lidya dari atas sampai ke bawah, balik lagi ke atas. Lidya mengenakan kemeja hitam dan celana bahan hitam. Sepatunya pun berwarna senada.
"Kak Lidya ngapain disini?" Tanya Shani heran.
"Lah? Si Viny gak bilang apa-apa?" Ketiga gadis kembar tersebut menggeleng serempak. "Cungkring pea." Decak Lidya pelan.
Lidya pun memutar ke kursi penumpang belakang dan membukakan pintunya. "Masuk dulu, biar gak telat. Kita obrolin di jalan."
Ketiganya saling pandang lalu akhirnya masuk. Gracia dan Shani langsung masuk ke kursi belakang. Nadse sempat melirik ke Lidya.
"Duduk belakang aja gak apa."
"Oke." Nadse pun ikut duduk di belakang.
"Jadi maksudnya ka Lidya pake baju kaya gini terus nganterin kita sekolah apa?" Tanya Gracia ditengah perjalanan.
"Oke jadi gini, karna Viny sekarang sibuk pake banget dan dia khawatir sama lo bertiga kalau harus kemana-mana naik mobil online atau pun kendaraan umum jadinya gue menawarkan diri jadi supir kalian." Jelas Lidya.
"Loh? Kenapa ga sama supir Om Edwin aja? Atau Kaka cari supir baru?" Tanya Nadse.
"Iya kenapa ga kaya gitu? Bukannya ka Lidya juga bentar lagi mau skripsi ya? Ga akan ngerepotin emang?" Tanya Shani.
Lidya melirik ke arah spion tengah lalu tersenyum.
"Viny takut ga bener kalau harus nyari supir baru dan supir Om Edwin juga ga selalu bisa kan? Jadi mending gue yang emang udah kenal Viny dan lo bertiga yang jadi supir. Ya itung-itung gue nambah tabungan sama ngisi waktu aja disela-sela skripsi gue. Gue gapapa kok, ga ngerepotin." Ucap Lidya.
"Beneran gapapa Ka?" Tanya Gracia yang tak enak.
"Gapapa kok beneran. Jadi kalau lo bertiga mau pergi kemana-mana hubungin gue aja ya." Ucap Lidya.
"Oke deh kalau gitu. Thanks ya ka Lid." Ucap Nadse.
"Santai aja." Ucap Lidya cengengesan.
"Anyway ini mobil baru ka Lid?" Tanya Gracia sambil memperhatikan interior mobil yang ditumpanginya.
"Bukan lah. Ini kan mobil baru Viny. Lo bertiga ga tau?" Tanya Lidya mengerutkan keningnya bingung.
"APA?!"
"Buset." Ucap Lidya refleks menutup telinganya dengan kedua tangannya. Untung saja sedang lampu merah.
"Kaka ga bilang apa-apa soal mobil baru ini." Ucap Shani mengerutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Love Story
FanfictionKisah mengenai kehidupan si kembar tiga dengan sang Kakak angkatnya.