Masa Kecil (2)

2.8K 313 65
                                    

Apa yang membuat Viny segitu mudah terpancing emosinya jika menyangkut ketiga adiknya? Jawabannya sederhana. Rasa sayang dan takut kehilangan yang begitu besar.

Viny sudah terlalu sensitif jika harus mengalaminya lagi.

~~~

Hari itu, pertama kalinya si kembar tiga tidak lagi satu sekolah dengan Viny. Kakak tertua mereka itu telah lulus dari Sekolah Dasar. Berat bagi Viny meninggalkan ketiga adiknya yang masih sangat kecil baginya, tapi ia tak mungkin terus bersama mereka di satu sekolah.

Sepulang sekolah, seperti biasa ketiga gadis kembar itu menunggu supir dan kakak mereka datang menjemput. Shani tengah membaca buku cerita, Nadse tengah membaca majalah anak-anak dan Gracia, si gadis kecil pecicilan itu tak henti-hentinya mengejar kucing-kucing di sekolah yang selalu lari darinya.

"Capeeee. Ciciiii, Gre aussss!" Teriak Gracia mulai merebahkan diri di lapangan sekolah.

"Yah, minumku abis."

"Gre ih! Jangan tidur sembarangan! Kasian kakak nyucinya."

Gracia lalu berdiri dengan mulut manyun. Ia melirik botol ungunya yang juga telah kosong.

"Punya Nadse abis juga?"

"Abis. Kamu sih pecicilan!"

"Ih, gak!"

Gracia mengedarkan pandangannya mencari tukang jajan yang masih berkeliaran. Matanya berbinar saat melihat tukang es dan tukang sosis-sosisan dan yang lainnya masih bertengger di pinggir sekolah.

"Jadi laper, jajan ah."

"Gre!! Mau kemana?!" Teriak Nadse saat Gracia terlihat berlari menuju para tukang jajanan.

"Mang, aku mau beli sosis 2." Ucap Gracia kepada tukang sosis.

"Siap Dek!" Mang sosis pun langsung membungkus 2 sosis dan langsung memberikannya pada Gracia. Setelah membayar Gracia pun menuju tukang es krim.

"Mang, mau yang coklat!" Ucap Gracia menunjuk es krim coklat. Mang es krim pun mengangguk lalu mengambilkannya es krim untuk Gracia.

"Yeay. Ini uangnya, makasih Mang!" Ucap Gracia mengambil es krimnya dan memberikan uangnya. Setelah itu ia berjalan riang ke arah kedua kakaknya sambil memakan es krimnya dan menenteng plastik berisi sosisnya.

"Gre, kok jajan sembarangan?" Tanya Shani mengerutkan keningnya melihat Gracia asik memakan es krimnya.

"Tau nih. Nanti kaka marah loh!" Ucap Nadse.

"Ga sembarangan kok. Ini enak loh. Mau nyobain?" Tanya Gracia menyodorkan es krim dan sosisnya. Nadse dan Shani menggelengkan kepalanya.

"Ya udah." Ucap Gracia kembali memakan es krimnya. Setelah es krimnya habis kemudian ia mulai memakan sosisnya.

Tepat setelah sosisnya habis, sebuah mobil yang sangat dikenali mereka berhenti didepan mereka. Jendela pintu mobil depan turun dan memperlihatkan Viny.

"Ayo pulang!"

"Kakaaaa!" Seru Gracia berlari kecil lalu masuk ke dalam mobil. Ia duduk didepan dipangku oleh Viny sementara itu Nadse duduk dibelakang setelah mengambil tasnya.

"Gre kok tasnya ditinggal sih?" Tanya Shani saat melihat tas dan botol ungu Gracia tergeletak disebelahnya.

"Ih lupa. Bawaiin!" Ucap Gracia sambil melongokkan kepalanya keluar jendela. Shani mendengus kesal lalu memasukkan botol minum Gracia kedalam tas dan membawanya ke dalam mobil.

Sesampainya di rumah, keempatnya langsung berganti pakaian. Setelahnya Viny langsung menyiapkan makan siang untuk mereka dibantu Shani.

Sementara itu, Gracia tengah menjahili Nadse. Adik terkecil mereka itu mengambil tablet Nadse dan membawanya kabur.

Twins Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang