Shani terbangun dengan kepala yang terasa agak pusing tak seperti biasanya. Langkahnya nampak gontai, namun ia tetap menuju kamar mandi. Setelah 10 menit lebih, Shani telah bersiap lalu ia pun membangunkan Nadse.
"Nads, bangun. Mandi."
"Hmm,"
"Nads..."
"Badan gue gak enak, Shan."
Shani pun mengecek dan mengukur suhu tubuh Nadse dengan punggung tangannya.
"Astaga, lo panas banget Nads. Gue panggil kakak dulu." Nadse hanya mengangguk lemah.
Shani pun keluar dengan sedikit berlari menuruni tangga rumahnya. Nyaris saja ia jatuh menimpa sang kakak.
"Indira, kamu kenapa? Kok pucet?"
Shani menggeleng, "aku gakpapa. Tapi, Nadse..."
"Nadse kenapa?"
"Dia panas banget."
"Eh?"
Viny pun langsung menuju kamar si kembar. Diikuti Shani yang langkahnya nampak memelan dan semakin lemah.
Viny langsung mengecek suhu tubuh Nadse dengan punggung tangannya.
"Kamu demam. Ga usah sekolah ya? Kaka buatin bubur mau?" Tanya Viny cemas melihat wajah Nadse yang pucat. Nadse hanya mengangguk lemah masih memejamkan matanya.
"Kaka matiin acnya ya?" Tanya Viny mengusap lembut rambut Nadse.
"Jangan. Panas Ka." Lirih Nadse.
"Ya udah. Kaka buatin bubur dulu ya?" Ucap Viny. Nadse pun hanya mengangguk lalu memejamkan matanya kembali.
Saat baru saja Viny bangkit dan akan berjalan keluar kamar tiba-tiba Gracia memanggilnya.
"Kaka.. dingin.." Viny dengan cepat menghampiri Gracia yang terlihat menggigil.
"Dingin? Tapi badan kamu panas Gre." Ucap Viny panik. Gracia terkena gejala sakitnya kemarin.
"Dingin.." lirih Gracia mengeratkan selimutnya.
"Bentar kaka ambilin selimut kaka dulu ya?" Ucap Viny. Gracia mengangguk lemah lalu Viny pun berlari ke kamarnya dan membawa selimutnya ke kamar si kembar. Ia kemudian menyelimuti Gracia.
"Kaka bikinin bubur dulu ya?" Ucap Viny mengusap lembut kening Gracia. Gracia mengangguk lemah.
Viny bangkit dari duduknya lalu melirik ke arah Shani yang sedang duduk dipinggiran kasur sambil memegangi kepalanya. Viny menghela nafas lalu mendekati Shani. Ia yakin adiknya yang satu itu pun sakit.
"Indira, are you okay?" Tanya Viny sambil merangkul bahu Shani.
"Cuman pusing aja Ka." Lirih Shani sambil menyandarkan kepalanya dibahu Viny. Viny mengecek suhu tubuh Shani. Panas.
"Kamu juga demam. Istirahat ya? Kaka bikinin bubur dulu." Ucap Viny mengusap kepala Shani.
"Bentar. Gini dulu sebentar." Ucap Shani lemah sambil melingkarkan tangannya dipinggang Viny.
"Oke." Ucap Viny membiarkan Shani memeluknya. Salah satu sifat Shani yang jarang muncul. Sifat manjanya yang hanya akan keluar jika sedang sakit.
5 menit kemudian Viny melepaskan tangan Shani lalu menatapnya.
"Udah dulu ya? Kaka bikinin bubur dulu buat kalian. Kamu tidur lagi aja." Ucap Viny mengusap pipi Shani. Shani mengangguk lalu merebahkan tubuhnya. Viny tersenyum lalu menaikkan selimut Shani sampai dagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Love Story
FanfictionKisah mengenai kehidupan si kembar tiga dengan sang Kakak angkatnya.