Selesai

2.6K 341 28
                                    

Kini si kembar bersama Yona dan Lidya berada di Taman Sari, tempat yang dulu merupakan bekas taman atau kebun Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Mereka tengah berada di bagian pertama Taman Sari, lebih tepatnya di Danau Segaran. Ada bangunan di tengah-tengah danau tersebut serta taman dan kebun disekitarnya.

Shani memandang dalam diam ikan-ikan yang berenang dengan tenang di dalamnya. Tenang seperti keadaan hatinya saat ini.

Gracia disampingnya ikut terdiam, dan diam-diam memotret wajah samping sang kakak kembar yang indah dan serius menatap ikan-ikan itu. Namun, selain itu Gracia tak bernafsu untuk memotret apapun. Kamera yang dibawanya lebih banyak diam menggantung di lehernya. Dan bahkan untuk pertama kalinya, kamera itu bisa beralih ke tangan orang lain jika Lidya meminjamnya.

Nadse memperhatikan kedua kembarannya dan menghembuskan nafas lemah. Ia tahu kenapa keduanya seperti itu, sederhana ketidakhadiran Viny.

Lidya memperhatikan wajah samping Nadse dengan seksama, cantik. Tanpa disadari senyumnnya terukir di wajahnya.

"Cantik," gumamnya.

Nadse langsung menoleh yang membuat Lidya gelagapan dan menjauhkan dirinya. Nadse kembali menatap danau tak mempedulikan keanehan Lidya.

"Nads, jalan kuy."

Nadse kembali menoleh, "emang dari tadi kita gak lagi jalan-jalan, ya?" Ketusnya.

"Wuilah, jangan judes gitu ah. Senyum, dong biar cantiknya keliatan." Ucap Lidya sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Aku lagi gak mood buat bercanda deh, Kak." Jawab Nadse sambil melengos.

"Siapa yang bercanda? Oh, kamu mau diseriusin, ya? Sini Kak Lidya seriusin."

Nadse kembali mendelik dan memilih tak menghiraukan ucapan Lidya.

"Aw, aw!" Ringis Lidya tiba-tiba saat Yona menjewer kuping sambil menyeretnya.

"Kak, ih! Sakit!! Woyy lepasin!!" Yona pun melepaskannya. "Duh, duh kejem banget sih, Nek. Sakit tau!" Lidya memberengut sambil mengusap-usap telinganya.

Yona mendelik, "salah lo sendiri! Jangan mentang-mentang gak ada Viny lo seenaknya godain adeknya."

"Siapa yang godain?"

"Itu tadi apa?"

"Cuma mau ngehibur, daripada pada bete gitu."

Yona berdecak sambil memutar kedua bola matanya malas. "Mending lu telpon Viny, mereka begitu karena gak ada Viny. Udah tiga hari, nih."

"Iye, iye."

Sementara itu di Jakarta terlihat Viny baru saja menutup rapatnya. Viny pun keluar dari ruangan rapat sambil memijat keningnya yang sedaritadi berdenyut.

"Bu Viny, gapapa?" Tanya Sofia yang berjalan di belakangnya.

"Saya gapapa kok Sof." Jawab Viny tersenyum tipis.

"Ohiya hp saya Sof." Lanjut Viny. Sofia langsung memberikan hp Viny.

"Tadi ada 2x telfon Bu saat rapat. Saya bilang ibu lagi rapat." Ucap Sofia.

"Oke makasih Sof." Ucap Viny tersenyum tipis lalu masuk ke dalam ruangannya dan Sofia kembali ke tempatnya.

Viny menghempaskan tubuhnya dikursinya lalu membuka hpnya. Ada beberapa chat dari Lidya dan yang menelfonnya pun tadi Lidya. Ia kemudian menelfon balik Lidya.

"Hall--"

"VINY LO SIBUK BANGET SIH!" Viny langsung menjauhkan telfonnya mendengar suara nyaring Lidya. Ia mendengus sebal lalu kembali mendekatkan hpnya ke telinganya.

Twins Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang