Epilog - 1 Year Later

4.4K 310 85
                                    

Viny nampak tengah membereskan sisa-sisa barangnya yang berada di kamar ke dalam ranselnya. Di dekatnya, Gracia nampak menangis di pelukan Shani.

Nadse berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada. Memperhatikan sang Kakak.

"Kak, emang harus jadi pindah banget, ya?"

"Ini udah kita bicarin, Nads."

"Tapi saat itu aku gak kepikiran kuliah di Perancis. Kalau kaya gini kan kasian Gracia."

Viny menghentikan kegiatannya lalu menatap Nadse dan beralih menatap Gracia yang berada dipelukan Shani.

"Kakak pikirin lagi, deh."

"Tapi--"

"Ngomong sama aku, yuk." Potong Shani. "Nads, titip Gre dulu." Nadse mengangguk.

Viny dan Shani lalu ke luar dari kamar Viny. Menjauh dari kedua adik mereka untuk berbicara empat mata.

"Kak..." Lirih Shani. "Kamu bener-bener harus pindah?"

"Kan kamu tau ini permintaan Tante kamu. Dan dia bener, selama kita menjadi sepasang kekasih, kita gak bisa tinggal bareng Shani."

Viny menghela nafasnya sementara Shani di hadapannya terdiam.

"Kamu sendiri paham kan maksud Tante kamu."

"Aku sangat paham, aku mengerti. Tapi saat itu dengan keadaan yang aku pikir Nadse akan tetap tinggal di sini." Shani menjeda ucapannya. "Nadse gak pernah bilang bahwa dia juga mau lanjutin kuliah di luar, Kak."

Viny kembali menghela nafasnya. "Mau gimana lagi, Indira..." lirihnya.

"Kak, batalin, ya? Kasihan Gre kalau harus tinggal sendiri."

"Gak bisa Indira. Apartemennya udah aku ambil. Sekalipun Nadse bilang dari dulu, gak akan merubah apapun."

"Tapi--"

"Kan aku udah bilang, jarak apartemen ke kantor lebih deket dan lebih efisien buat aku yang sekarang ini bolak-balik bandara."

"Iya aku tau."

"Lagipula, kalau aku tetap tinggal di sini, ketika kamu dan Nadse pulang itu kan sama aja bohong."

"Terus Gracia gimana? Kasihan, Kak."

"Gini deh. Kakak bakal sesekali nginep di sini. Gre juga boleh nginep ke apartemen Kakak. Tapi, Kakak gak janji bisa setiap saat."

Shani dan Viny sama-sama diam, nampak mencari solusi yang setidaknya baik untuk semuanya.

"Emm, kalau Kakak gak bisa, gimana kalau Kak Lidya yang tinggal sini?"

"Eh?"

"Kak Lidya ngekos kan supaya lebih deket ke kantornya?" Viny mengangguk. "Nah, kalau gitu suruh di sini aja. Jaraknya juga sama. Sekalian jagain Gre."

"Gak masalah, sih. Tapi sama aja kaya kita dong kalau Nadse pulang."

"Nah, pas Nadse balik, Kak Lidya tinggal di apartemen Kakak. Gimana?"

Viny mengetuk-ngetukkan jarinya. "Ide bagus... Lidya juga bisa balik jadi supir buat Gre lagi."

"Gre juga bisa latihan drum lagi kapanpun dia mau."

"Oke, Kakak setuju."

Viny dan Shani pun bersalaman sambil tersenyum.

~

Viny pun langsung membicarakannya dengan Lidya. Sementara Shani yang memberi tahu kedua adiknya. Walau sempat sulit untuk membujuk Gracia, akhirnya Gracia luluh juga.

Twins Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang