Bimbang

2.9K 326 48
                                    

Viny nampak menekuk wajahnya, ia terlihat kusut. Lontong dihadapannya hanya ia tusuk-tusuk sedari tadi.

"Vin, kenapa? Ada masalah?" Tanya Yona.

"Atau adek-adek lo minta yang aneh-aneh lagi?" Tanya Lidya.

"Gak sih... Belom... Cuman kemaren adek gue di bully."

"Hah?"

"Kok bisa?"

"Kenapa?"

"Lo udah laporin Guru BKnya?"

Serentetan pertanyaan dilontarkan Lidya dan Yona yang nampak terkejut.

"Gara-gara mereka jadi model. Masalahnya udah beres, sih. Adek gue gak di bully lagi. Tapi...."

Lidya dan Yona yang penasaran mendekatkan wajah mereka pada Viny.

"Cewek-cewek yang ngebully mereka malah jadi suka sama gue..." Lirih Viny.

Seketika tawa Lidya dan Yona pun pecah. Lidya bahkan memukul-mukul meja. Keduanya memegangi perut mereka yang mulai sakit.

"Duh, elah. Apanya yang lucu, sih?"

"Wahahah, anjer gila lo Vin. Pake pelet apa deh lo, bisa-bisa temen-temennya adek lo pada suka sama lo."

"Bener tuh, Lid. Siapa temennya si kembar yang ngebet banget sama Viny itu?"

"Anin." Jawab Viny males.

"Nah itu. Itu kan juga ya ampun..." Yona menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Heran gue beneran, Vin. Lo ngapain emang sampe yang nge-bully malah jadi suka sama lo?"

Viny menggaruk kepalanya, "gak ngerti. Perasaan gue ngelabrak mereka. Kenapa malah jadi suka sama gue."

"Duh, gusti... Ada-ada aja ceritanya si Viny, mah."

Lidya berhenti tertawa saat melihat Sinka dari belakang Viny mendekati meja mereka. Dengan dagunya ia menunjuk Sinka.

"Sinka, tuh."

Viny menoleh dan tersenyum saat menatap Sinka tersenyum padanya.

"Hey, Sin. Mau makan bareng?" Tawar Viny.

Sinka menggeleng, "ada yang mau aku omongin sama kamu."

"Boleh, sini duduk."

Sinka melirik pada Yona dan Lidya lalu kembali menatap Viny. Viny ikut melirik sekilas kedua sahabatnya lalu menatap Sinka yang nampak sedikit grogi.

"Di taman aja ya, Vin?"

"Yaudah kalau gitu. Duluan ya, Lid, Kak." Viny bangkit lalu pergi bersama Sinka.

Kini Viny dan Sinka tengah duduk di bangku taman kampus mereka. Tak ada yang membuka suara. Mereka hanya duduk diam membiarkan semilir angin yang berhembus menerpa wajah keduanya. Sinka nampak grogi, tangannya berkeringat. Ia memainkan ujung bajunya nampak seperti anak kecil yang menyembunyikan sesuatu.

Viny melirik Sinka, "Sin, kamu mau ngomong soal apa?"

Sinka menoleh sejenak lalu kembali menunduk, ia menghela nafas lalu mengatur dirinya.

"Adek-adek kamu apa kabar?"

Viny sedikit heran namun ia tetap menjawabnya, "baik-baik. Bentar lagi naik kelas."

"Masih cemburuan sama yang deket sama kamu?"

"Masih, masih banget. Haha."

"Emm..."

Viny menatap Sinka, "kamu ngajak aku kesini bukan mau nanyain adek-adek aku, kan?"

Sinka menghela nafasnya dan memberanikan diri menatap Viny.

Twins Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang