Viny tengah makan bersama Yona dan Lidya di kantin. Ia tersenyum bangga mendengar kedua sahabatnya yang nampak sedang memuji dan terpesona melihat hasil pemotretan adik-adiknya yang sudah terpajang di website resmi butik Mario.
"Ajegile adik-adiknya Viny, makin cantik-cantik aja." Puji Lidya.
"Pantes ya lo nafsu banget mau minjem tab gue. Lihat ini, toh." Delik Yona.
"Jangan gitu lah, Kak. Tapi emang cantik-cantik parah, Vin. Buruan deh lu patenin salah satunya. Keburu makin banyak yang naksir, berabe entar. Apalagi pas udah gede. Beuh..."
Viny memutar bola matanya malas, "patenin. Emang adek-adek gue apaan dipatenin."
"Heheh, eh tapi lo udah nemu belum siapa yang jadi pemilik hati lu?" Tanya Lidya kembali.
Senyum Viny mengembang perlahan, lalu ia mengangguk pelan.
"Seriusan? Siapa? Kok lo gak bilang?" Tanya Lidya penasaran.
"Ada deh, rahasia. Nanti aja."
"Shani, kan?" Tebak Yona santai sambil menusuk baksonya dengan garpunya. Lidya langsung menatap kakak seniornya itu dan Viny nampak terkejut mendengarnya.
"Lo... Lo tahu darimana, Kak?"
"Yaelah gampang kali, Vin. Buat yang gak peka macem Lidya, sih. Dia gak bakal bisa nebak. Tapi buat orang kaya gue mah gampang."
"Keliatan, ya?" Tanya Viny, "gue aja gak sadar selama ini."
Yona mendelik, "pertama, lo selalu nurut sama apapun yang dikatakan Shani. Dan kedua lo punya panggilan khusus buat dia, kan? Itu udah cukup membuktikan kalo perasaan lo lebih ke Shani."
"Emang iya, ya? Perasaan ke adek gue yang lain juga nurut, deh."
"Beda Viny. Bukan nurutin permintaan mereka disini maksud gue loh, ya."
"Gitu, ya..."
"Tapi, gue sebagai sahabat sekaligus kakak lo. Gak setuju. Inget yang gue bilang, Shani masih kecil, masih labil. Dan kita sama sekali gak tahu perasaan dia ke lo itu gimana."
"Iya, gue tahu itu, Kak. Gue juga gak ada niatan nembak Shani secepatnya kok."
"Terus, kapan Vin?" Tanya Lidya kembali penasaran.
"Menunggu umur dan waktu yang tepat." Jawab Viny tersenyum tipis.
Yah, kalau memang begitu, Lidya dan Yona hanya bisa mendukung apapun keputusan Viny.
~
Di sekolah si kembar dihebohkan oleh ketiganya yang menjadi model butik terkenal. Semua murid tak ada yang melewatkan sekalipun melihat web MG Fashion Boutique untuk melihat si kembar.
"Gila lo bertiga keren banget bisa jadi model ini butik." Ucap Anin berdecak kagum sambil melihat foto-foto si kembar di hpnya.
"Gue aja masih ga nyangka gue jadi model hahhh." Gumam Nadse tersenyum bangga melihat hasilnya. Sementara Shani dan Gracia terlihat tak peduli dan serius memakan bekal mereka.
"NADSEEEEE KESAYANGAN ILOOOO!"
Nadse agak mendelik saat mendengar teriakan dari arah luar dan tak berapa lama 2 cowok kembar masuk ke dalam kelas sambil menenteng sebuah tab.
"Nads lo cantik banget!!" Heboh Nabilo menunjuk-nunjuk salah satu foto Nadse di web.
"Dari dulu." Ucap Nadse mengibaskan rambutnya dengan tangannya.
"Adoh jantung abang Dek." Ucap Nabilo lebay sambil memegangi dadanya.
"Apa deh lu." Toyor Okta yang baru saja menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Love Story
FanfictionKisah mengenai kehidupan si kembar tiga dengan sang Kakak angkatnya.