Model

3K 324 37
                                    

Di dalam perjalanan pulang hanya diisi oleh keheningan dan juga suasana yang sangat tegang. Terlihat Viny yang masih menyimpan sedikit emosi dan juga Nadse yang menyimpan kekecewaan dan rasa kesalnya. Shani dan Gracia hanya bisa diam melihat Kaka dan saudara kembarnya seperti itu.

Sampai di rumah Nadse langsung keluar sambil membanting pintu mobilnya dan membuat Gracia hampir saja terbentur. Viny yang melihat itu mencoba menahan emosinya yang seakan kembali tersulut. Shani dan Gracia dengan perlahan mengikuti Viny masuk ke dalam rumah.

"Masuk kamar, bersih-bersih dan langsung tidur." Ucap Viny dengan nada datar kepada ketiga adiknya. Shani dan Gracia saling lirik lalu mengangguk dan melangkah menuju lantai atas sedangkan Nadse terlihat masih diam di sofa ruang keluarga mereka.

"Nadse.. naik ke atas." Ucap Viny menatap Nadse yang terdiam.

"Kaka kenapa ga ngizinin? Aku pingin jadi model!" Ucap Nadse menatap Viny tak menghiraukan perintah kakaknya.

"Kaka ga mau bahas ini. Masuk kamar!"

"Ga mau! Sebelum kaka izinin aku jadi model!"

"Nadhifa masuk kamar!"

"Ga mau! Aku mau jad---"

"Nadhifa Salsabila masuk kamar sekarang juga!!" Bentak Viny menatap tajam Nadse. Bahunya naik turun menandakan ia sedang sangat emosi.

Nadse menatap Viny dengan mata yang berkaca-kaca lalu berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Viny menghela nafas kasar lalu menghempaskan tubuhnya di sofa. Ia mengusap kasar wajahnya lalu memejamkan matanya mencoba meredakan emosinya.

Sementara itu Nadse masuk ke dalam kamarnya lalu membanting tubuhnya dan menyelimuti seluruh badannya. Shani terdiam saat mendengar suara isak tangis Nadse. Ia tau seberapa besar keinginan Nadse untuk menjadi model karna Nadse selalu bercerita kepadanya. Shani menghela nafas lalu mendekati Nadse dan duduk dipinggiran kasurnya.

"Nads.."

"Gu-gue lagi pingin sendiri.." lirih Nadse saat merasakan usapan dikepalanya.

"Tapi Nads--"

"Plis Ci Shani..." lirih Nadse sambil menyingkap sedikit selimutnya dan menatap Shani.

Shani terdiam jika Nadse sudah memanggilnya Cici berarti Nadse benar-benar sangat serius.

"Oke.." ucap Shani lalu bangkit dan kembali ke tempat tidurnya.

Gracia yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung menatap Nadse. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Shani. Shani memberi kode untuk membiarkan Nadse. Gracia mengangguk paham lalu berjalan ke tempat tidurnya.

Dan malam ini menjadi malam yang sangat panjang untuk ketiganya terutama Nadse.

~

Keesokan paginya di meja makan suasana pertengkaran itu masih terasa. Viny dan Nadse yang saling diam tanpa berbicara satu sama lain lalu Shani dan Gracia yang hanya bisa diam tak bisa berbuat apa-apa.

"Kaka.." panggil Gracia memecahkan keheningan.

"Iya, kenapa Gre?" Tanya Viny menatap Gracia.

"Emm Gre mau beli lensa baru. Boleh?" Tanya Gracia. Viny tersenyum lalu mengangguk.

"Boleh nanti ya." Ucap Viny mengusap lembut rambut Gracia.

"Aku juga mau beli beberapa novel baru. Boleh?" Tanya Shani.

"Iya boleh. Ya udah nanti si--"

"Kaka ga adil." Viny langsung menatap Nadse yang terlihat menunduk menatap sarapannya.

Twins Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang