Lidya melirik spionnya. Keningnya berkerut melihat Shani melambaikan tangannya. Lidya pun menurunkan kaca mobilnya.
"Kak Lidya, tolonggg! Kakak pingsan!!"
"Heh?!"
Lidya, Nadse dan Gracia langsung turun dari mobil dan menghampiri Shani. Lidya langsung mengambil alih tubuh Viny dan menggendongnya ke dalam mobil.
Shani pun langsung berputar dan duduk di samping Viny.
"Terus mobil Kakak gimana?" Tanya Gracia.
Lidya menoleh dan menatap Nadse. Mengerti maksud Lidya, Nadse menggeleng.
"Lo bisa, Nads."
"Tapi-"
"Pelan-pelan dan lakuin sesuai apa yang gue sama Viny ajarin." Lidya menepuk pundak Nadse. "Lo bisa! Hati-hati." Tambah Lidya sambil tersenyum. "Gre, temenin Nadse."
Lidya pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan mobilnya terlebih dahulu meninggalkan Gracia yang tak sempat protes.
Nadse menghela nafasnya berkali-kali. Meyakinkan diri bahwa ia bisa membawa mobil tanpa dampingan Viny ataupun Lidya untuk pertama kalinya.
"Gue bisa." Ucap Nadse percaya diri.
Dan akhirnya, mobil Viny pun melaju dan Nadse berhasil mengendarainya dengan baik.
~
Si kembar dan Lidya tengah terduduk didepan UGD. Wajah mereka diselimuti kecemasaan menunggu dokter didalam yang sedang memeriksa Viny.
"Kok Kaka bisa pingsan sih? Kaka sakit?" Tanya Gracia menatap kedua Kaka kembarnya dengan mata yang memerah. Nadse menggelengkan kepalanya lalu menunduk. Ia pun tak mengerti mengapa Viny bisa pingsan dan ini pertama kalinya Kakanya seperti ini.
"Dari tadi mukanya emang udah pucet tapi Kaka kekeh bilang itu cuman make up." Ucap Shani pelan.
Harusnya ia lebih peka dengan keadaan Viny. Mungkin jika ia peka tak akan mungkin Viny bisa pingsan.
"Dari awal acara emang udah pucet. Tapi dia bilang emang karna make up. Hh cungkring." Ucap Lidya mengusap wajahnya.
Tak berapa lama kemudian dokter keluar dari UGD dan mereka berempat langsung berdiri dan mendekati dokter.
"Gimana keadaan Kaka kami Dok?" Tanya Nadse.
"Pasien sudah baik-baik saja sekarang. Mungkin nanti pagi sudah bisa sadar." Jawab Dokter dan membuat semuanya bernafas lega.
"Lalu kenapa Viny bisa pingsan Dok?" Tanya Lidya.
"Ah itu.. sebelumnya pasien mempunyai sakit maag ya?" Tanya Dokter. Shani, Nadse dan Gracia kompak menganggukkan kepalanya.
"Nah itu dia. Pasien akhir-akhir ini sepertinya terlalu sering meminum kopi dan membuat sakit maagnya kembali muncul." Ucap Dokter yang membuat Shani menghela nafas kasar mengingat memang Viny yang selalu bandel dan meminum kopi akhir-akhir ini.
"Dan saya harap kalian bisa memantau pola hidup dan makan pasien. Stop minum kopi dan makan yang teratur. Karna maagnya sudah berada ditingkat sedang jika pasien tidak menjaga pola makannya dan setiap hari minum kopi, saya takut tingkat maagnya naik menjadi maag kronis. Maag kronis akan berakhir dengan kanker lambung." Jelas Dokter.
"APA?!"
~
Viny masih terbaring lemah dan tak sadarkan diri di atas ranjangnya. Selang infus menggantung di samping nya. Shani yang duduk di sampingnya tersenyum getir. Ia terus menggenggam tangan Viny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Love Story
FanfictionKisah mengenai kehidupan si kembar tiga dengan sang Kakak angkatnya.