Anin dan Beby

2.6K 298 34
                                    

Satu hari sebelum kejadian soal poni Viny yang salah dipotong oleh Gracia, gadis itu tengah berlatih drum seperti biasanya di rumah bersama Lidya.

Nadse tengah membaca salah satu majalah fashion yang terdapat foto dirinya, membuat senyumnya terus terukir. Di sampingnya, Viny tengah bermain playstasion dengan semangatnya. Tangannya bergerak ke kanan dan ke kiri sesuai gerakan mobil pada game yang tengah dimainkannya.

"Ahh! Sial kebalap!" Teriak Viny.

Shani yang tengah membaca novel menoleh pada Viny. "Kamu gak ada kerjaan, Kak?"

"Ada sih," jawab Viny tanpa menoleh sedikitpun. "Tapi, kamu kan bilang kalau aku gak boleh diforsir tubuh aku."

Shani memutar bola matanya malas. "Tapi, gak main terus juga loh, ya."

"Siap sayang. Lagian sesekali aja, kok. Aku dah lama gak mainin PS aku." Jawab Viny sambil tersenyum sok lucu lalu bersandar pada Shani.

Nadse yang melihat itu mendelik malas melihat sikap kakak tertuanya itu yang tiba-tiba menjadi manja pada Shani yang notabene jauh lebih muda dari Viny.

'Mentang-mentang gue udah tau mereka pacaran, napa malah jadi seenaknya, sih?' Batin Nadse kesal.

Shani yang menyadarinya langsung mendorong tubuh Viny menjauh lalu mengalihkan wajahnya yang memerah.

Baru saja Viny ingin membuka suara, bel rumah mereka berbunyi. Nadse, Viny dan Shani serempak menoleh ke arah pintu.

"Nads, tolong lihatin siapa yang dateng."

"Ih, kok aku?"

"Kakak nanggung, nih."

"Ihh, aku juga nanggung."

Shani menghela nafasnya lalu bangkit. "Biar aku aja."

Shani pun langsung membukakan pintu dan mendapati Anin berdiri memunggunginya. Penampilan Anin terlihat begitu rapih, wangi parfumnya pun sangat tercium, seperti ingin bertemu seseorang yang begitu penting.

"Anin?"

Anin mengangkat wajahnya lalu berbalik. Senyumnya yang manis diperlihatkan.

"Pagi Cici Shaniii."

"Kamu ngapain ke sini pagi-pagi?"

"Emm, itu... Nadse ada?"

"Ada kok. Masuk aja, yuk."

"Eh, gak usah. Di sini aja. Tolong panggilin Nadse ya, Ci."

"Bener gak mau masuk?" Anin mengangguk. "Ya udah, Cici panggilin dulu. Bentar, ya." Anin pun kembali mengangguk.

Shani pun kembali masuk ke dalam rumahnya lalu menghampiri Nadse.

"Siapa yang dateng, Shan?" Tanya Viny.

"Anin, Kak."

"Ngapain? Kok gak disuruh masuk?"

Shani menggeleng. "Gak mau katanya. Nads, Anin mau ngomong tuh sama lo, dia nunggu di depan."

Nadse menaruh majalahnya lalu menatap Shani, "Kok gak disuruh masuk aja?"

"Gak mau Anin nya."

"Hih, ngapain sih tuh bocah."

Nadse pun menghampiri Anin yang masih menunggu di depan.

"Kenapa, Nin? Ngobrol di dalem aja, yuk."

"Di sini aja, Nads. Gue gak mau ketawan Cici atau Kak Viny."

Nadse mengerutkan keningnya heran. "Kenapa emangnya?"

"Soal Kak Beby. Lo mau nemenin gue teateran, gak?"

Twins Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang