9.♡Seokmin♡

5K 450 27
                                        

!Typo bertebaran dimana mana!

HAPPY READING!

" Eomma? Kapan appa bangun? Kenapa appa tertidur sangat lama? Seomi ingin main dengan appa " ucap Seomi buah hati kau dan Seokmin.

Kau dan Seomi sedang ada di ruang UGD tempat suami kau sedang mangalami koma.

Seokmin mengalami koma, karna kecelakaan kerja. Dia tidak menyadari bahwa lantai sedang licin.

Saat akan turun tangga Seokmin terpeleset dan terjatuh dari tangga.

Setelah di bawa ke rumah sakit ternyata dalam perjalanan detak jantung Seokmin melemah.

Untunglah Seokmin cepat menadapatkan perawatan medis, dan sedikit selamat. Namun ia harus mengalami koma. Sudah 1minggu Seokmin berbaring di ranjangnya.

Bahkan Seomi terus saja menyakan padamu kapan Seokmin akan bangun. Kau tentu saha sedih mendengarnya.

" Seomi; dengar eomma. Appa sedang lelah sayang. Jadi ia butuh istirahat. Kau pulanglah dengan nenek. Jika nanti appa bangun, eomma akan memanggilmu. Arraseo? "

" Ne eomma "

Kau memalingkan wajahmu ke arah lain karna matamu sudah di penuhi air mata yang ingin turun.

Tittt ... Tittt ...

" Eomma, liat layar tv kecil itu. Ada garis lurus, akankah itu pertanda bahwa appa akan bangun? " tanya Seomi dengan polosnya.

Kau segera menoleh ke arah layar monitor yang menunjukan garis lurus. Kau menutup mulutmu dan menggelengkan kepalamu.

" Eomma, ada apa? Appa akan bangun bukan? " tanya Seomi lagi.

Kali ini kau langsung memeluk Seokmin dan menangis sejadi jadinya.

" Tidak. Tidak " ucapmu di dalam pelukan dengan isakan. Kau segera memencet tombol dekat tempat tidur Seokmin untuk memanggil dokter.

" Eomma, kenapa eomma manangis apakah appa sudah bangun? "

Kau menoleh ke arah Seomi dengan mata sembab, kau manangis sejadi jadinya melihat wajah Seomi yang manginginkan Seokmin untuk bangun.

Kau segera berjongkok di hadapan Seomi dan memeluknya.

" Eomma "

Kau segera menggendong Seomi ke arah Seokmin. Dan mendudukan Seomi di sebelah Seokmin terbaring.

" Peluk appa sayang " ucapmu.

Tanpa menunggu lama Seomi segera tiduran di dada Seokmin. Lagi lagi kau manangis.

" Biar kami periksa " ucap doktet yang baru saja masuk.

" Ayo Seomi, appa ingin di periksa dokter dulu "

Kau menggendong Seomi untuk sedikit menjauh agar dokter bisa memeriksa Seokmin.

" Apakah semuanya baik baik saja? " ucap eomma mu yang baru saja datang bersama appa mu.

Kau tidak menjawab melainkan terus menangis melihat Seokmin.

" Nyawanya tidak bisa di selamatkan. Maaf kan kami. Kami sudah berusaha " ucap sang dokter.

Para suster tengah melepas perlatan medis yang melekat di tubuh Seokmin.

Kau menutup mulutmu dengan tangan kirimu dan menggelengkan kepalamu. Kau memberikan Seomi ke arah eommamu.

Detik selanjutnya kau berjalan ke arah Seokmin.

Tepat saat kau sampai. Kau melihat bibir Seokmin yang sangat pucat.

" Seokmin " ucapmu dan mengelus pipi dingin Seokmin.

Kau segera memeluk Seokmin erat dan terus saja menangis.

" Maaf nyonya. Kami masih harus melepas semua peralatan ini " ucap suster dan kau menjauh dari Seokmin dengan sangat berat hati.

Kau mengahampiri Seomi yang sedang di gendong eommamu. Seomi melihatmu dengan wajah bingung dan masih saja memeluk boneka yang diberikan Seokmin padanya sebelum kecelakaan ini terjadi.

Dan kau melihat eommamu juga mengeluarkan air mata.

Kau memeluk tubuh eommamu yang masih menggendong Seomi.

" Eomma. Seokmin. Seokmin pergi "

" Kau harus sabar ne. Kau tidak bisa mengubah takdir. kau harus menerimanya " ucap eommamu seraya mengelus punggungmu dengan tangan kanannya.

" Eomma? Apakah appa sudah bangun? " suara Seomi membuatmu melepaskan pelukan.

Kau menangkup pipi anakmu. " Appamu masih tidur sayang. Mungkin dia sangat lelah karna bekerja. Biarkan appa tertidur ne? " kau berucap disertai isakan.

" Ne eomma " Seomi menganggukan kepalanya.

" Tapi eomma, appakan sudah tertidur sangat lama. Kenapa harus masih istirahat? Aku rindu appa. Aku ingin bermain dengan boneka dengan appa " lanjut Seomi. Kau menahan isakan yang terus saja akan keluar.

" Kau bisa bermain dengan eomma bukan? " kau sedikit mengulas senyum untuk memberi tahu Seomi bahwa Seokmin baii baik saja.

" Ne. Tapi appa sudah berjanji padaku untuk menemaniku bermain boneka. Bukankah kata appa janji itu tidak boleh di ingkari " kau lagi lagi menangis mendengar ucapan Seomi yang terus saja merindukan Seokmin.

Eommamu hanya mengelus punggungmu untuk menenangkanmu.

" Kami akan mengurus semuanya. Dan kami akan kembali " ucap dokter dan pergi dari ruangan disertai sang suster.

Saat dokter dan suster sudah keluar. Kau menggendong Seomi ke arah Seokmin yang sudah bersih tanpa alat alat sedikitpun di tubuhnya.

" Kau merindukannya bukan? Cium appa sekarang " ucapmu dan menaruh Seomi di dekat tubuh Seokmin.

Seomi segera mengecup pipi Seokmin.

" Sudah eomma "

" Appa, Seomi merindukan appa. Appa akan bangun besokan? Kita bermain boneka ne besok " lanjut Seomi dan mengelus pipi sang appa dengan telapak tangan mungilnya. Dan tiduran di dada Seokmin.

Kau memalingkan wajahmu ke arah jendela, kau terkejut melihat sosok Seokmin berdiri di dekat jendela dengan Senyumannya.

Kau tentu terkejut dengan apa yang kau lihat sekarang. Kau memejamkan matamu dan kembali membuka nya. Saat kau membuka kau tak melihat siapa siapa disana.

" Jaga Seomi ne. Maaf aku tidak bisa membantumu untuk membesarkan Seomi. Aku menyayangi kalian. Aku harus pergi "

Kau seperti mendapat bisikan. Dan kau mengenali suara itu. Suara Seokmin. Suamimu.

" Aku dan Seomi juga manyayangimu " gumamu dan ikut memeluk tubuh Seokmin dengan Seomi.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

LIKE&COMENT♡

MAKASIH♡

Sad lagi sad lagi huuuuuu ~.~
Aku tuh kayak susah banget buat bikin yang happy.
Bisa sih, tapi ya masa kayak gitu gitu aja jadi aku bingung, kan kalo yang sad, aku bikinnya sambil di hayati gitu sampe ke hati *eak
Jadi maaf kalau yang happy hanya gitu gitu aja hehe

29 Mei 2017

SEVENTEEN IMAGINE [Reborn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang