' Benar memang. Gugur satu tumbuh seribu. Tapi di antar seribu itu ngga akan ada yang sama dengan yang gugur.. '
Pagi pagi buta kau sudah rapi dengan baju musim panasmu. Sebenarnya kau hanya ingin mengecek undangan kalian apakah sudah selesai, namun sepertinya kau bosan dirumah dan memilih untuk mampir ke kantor calon suamimu.
Kau turun kebawah dan menemukan kedua orang tua mu yang tengah sarapan.
" Pagi Ibu. Pagi Ayah " sapamu ramah dan duduk di bangku seraya mengoleskan selai ke rotimu.
" Hari ini kau jadi pergi? " tanya Ibu.
" Tentu saja. Aku sudah rapi bu " ucapmu terkekeh, entah kenapa kau merasa senang.
" Bukankah Junhui sedang ada pekerjaan? Mau berangkat bareng Ayah? " tawar ayah.
" Ah~ tidak usah ayah. Aku naik bus saja " ucapku lembut dan memakan potongan terakhir dari roti tersebut.
" Aku harus pergi. Annyeong " ucapmu dan bangkit dari kursi.
" Hati hati sayang " ucap Ibu.
Aku tersenyum dan menghampiri ibuku. " Iya Ibu " ucapku dan sekilas mencium pipi Ibu dan Ayah.
" Aku berangkat " teriakmu dari arah depan.
Cuaca pagi ini sangat bersahabat, benar benar hari yang indah.
Drtt .. drtt ..
Sebuah pesan masuk kedalam ponselmu dan kau membukanya. Junhui. Pesan itu dari calon suamimu. Kau akan menikah bulan depan.
' Kau sudah berangkat? Maaf aku tidak bisa menemanimu, kau hati hati ya. Aku sangat mencintai istriku '
Kau tersenyum dan terkekeh membaca pesannya, bahkan masih ada 1bulan lagi, tapi dia sudah menganggapmu benar benar istrinya. Kau ingin membalas pesannya, namun tidak jadi karna di depan sana sudah ada bus yang menuju tempat tujuanmu.
Setelah semua urusanmu selesai, kau segera bergegas menuju kantornya dengan perasaan senang. Tentu saja senang, karna tadi undangannya benar benar sudah siap, kau akan mengambilnya besok.
" Permisi ahjumma, apakah Tn.Jun sedang ada tamu? Bisakah aku masuk? " tanyamu dengan sekretaris Jun yang sedang berjaga di depan ruangannya.
" Tentu saja. Dia sedang free setelah meeting tadi " jawab skretaris itu ramah.
" Baiklah terima kasih " ucapmu ramah dan sedikit membungkuk diapun melakukan hal yang sama.
" Junhui " panggilmu setelah masuk ruangannya.
" Hey kau datang! Ah~ aku merindukan istriku " ucap Jun lucu seraya memelukmu.
Kau terkekeh. " Kau berlebihan Jun. Aku bahkan belum menjadi istrimu "
" Biarkan saja " ucap Jun dan mempererat pelukannya lalu melepaskannya.
" Aku menyayangimu. Aku mencintaimu. Aku akan selalu ada disisimu Y/N! " ucap Jun tiba tiba dan mengecup bibirmu.
Kau tersenyun bahagia tentunya. Namun tiba tiba.
Dor!
" AAA! " teriakmu kaget dan Jun langsung memelukmu lagi.
Suara tembakan!
" Maaf. Ada seseorang yang datang dengan senjata tajam " ucap skretaris yang tiba tiba saja datang dengan wajah paniknya.
" Cepat telfon polisi! " ucap Jun tegas.
Kau mulai menangis ketakutan.
" Jun " panggilmu.
Laki laki itu mengelus punggungmu dan mencium pucuk kepalamu dan terus berkata " Tenanglah. Aku bersamamu "
Dor!
Lagi lagi suara itu terdengar, namun terdengar lebih jelas.
" Jun. Aku takut " kau sudah menangis.
" Tenanglah polisi akan segera datang, ada aku disini. Aku akan melindungimu " Jun lagi lagi menciumi pucuk kepalamu.
Namun kenyataannya orang tersebut masuk keruangan Jun dan ingin menggoreskan pisau ditangannya ke lehermu, namun karna Jun yang melihat dia dengan cepat membalikan badannya untuk menutupi tubuhmu.
" AKH! " teriak Jun.
" JUN! " teriakmu kaget karna darah yang mengalir ke tanganmu yang ada di belakang Jun.
" Diam disana! " ucap Polisi yang baru saja datang dan langsung membawa orang tersebut ke kantor polisi.
Jun melepaskan pelukannya dan menatap wajahmu yang tengah menangis dengan wajah Jun yang sudah sangat pucat karna mulai kehabisan darah.
Pria itu tersenyum.
" Jun " gumammu dan menangis terus menerus.
" Aku akan selalu ada disisimu Y/N. Jangan menangis " ucap Jun terbata bata.
" Jun " gumammu lagi seraya memegang pipinya yang mulai dingin.
" Berjanjilah untuk tidak menangis. Aku tidak mau saat aku pergi kau terus menangis " ucap Jun lemah seraya mengelus pipimu.
" Kau tidak akan pergi Jun. Kau selalu ada di sisiku " ucapmu emosi.
" Aku harus pergi. Tapi tenanglah aku selalu ada disisimu, di dalam hatimu " ucap Jun terakhir kalinya dan tersenyum sebelum akhirnya ia terjatuh di lantai.
" TIDAK! JUN! " teriakmu dan menangis sejadi jadinya.
Setelah kejadian itu kau jadi selalu murung, semua ini terlalu tiba tiba bagimu. Kau benar benar depresi karna hal ini.
Orang tuamu bahkan kasian melihat kondisimu, dan berniat menjodohkanmu dengan anak teman ayahnya. Choi Sungchol.
Sudah 3minggu setelah kalian berkenalan. Kau juga sudah mulai membaik, namun satu yang mengganjal.
" Kau baik, kau juga sangat tulus mencintaiku. Tapi entah kenapa aku tidak bisa melupakannya. Tidak ada sifat yang seperti dia "
" Aku merindukanmu Jun "
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
VOTE!♡
MAKASIH!♡♡
Btw, aku bikin ini sambil netesin air mata loh /alay/ pdhal ceritanya gitu gitu doang yaaa (?) Singkat ya?
Kalian ngerti gk sama alur ini?
Oh iyaaaa!!!
Buat yang kmrn" minta squel dari imagine yang lain, aku bakalan buatin kok, tpi setelah smua member keluar ya ehe.
Mau nya sih squelnya nnti happy ending. Gimanaa???
Coment yaaaa....29 September 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE [Reborn]
FanfictionDisini kalian bisa punya pacar atau suami 13. Keren kann?? HAHA >..< !Bisa Request!