Ekhm ekhm kasih aku spam komen
Boleh deh kayaknya :v
Kalo emng kalian ksh aku spam komen
Aku bakalan update lagi malam ini :*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah seminggu sikap Jisoo masih saja sama. Acuh padamu.
Pulang larut malam.
Selalu menghindarimu.
Dan jarang memberikan waktu sebentar untuk sekedar berdua bersamamu.
Kau merindukan kasih sayangnya.
Dimana saat setiap sebelum tidur ia selalu memelukmu dan mengecup keningmu lalu mengucapkan 'selamat malam'.
Tepat kemarin malam saat kau pulang dari rumah ibumu kau terkejut dengan terpakirnya mobil Jisoo di halaman rumahmu, padahal saat itu masih jam 7 malam. Namun saat kau akan masuk, pintu rumah sudah terbuka dan Jisoo bersama wanita baru saja keluar. Jisoo terlihat bahagia bersamanya. Terlihat dari ia tersenyum sangat tulus pada wanita tersebut.
Dan hari ini kau sudah memutuskan semuanya. Kau lelah. Kau ingin ini segera berkhir sebelum rasa sakit ini semakin dalam merobek hatimu.
Kau ingin bercerai.
Walaupun hati kecilmu berkata hal lain.
Hari ini kau hanya perlu menunggunya pulang kerja. Biasanya Jisoo sampai rumah tepat pukul 10malam dan sekarang hampir jam 10. Kau hanya perlu menunggu beberapa menit agar pintu rumahmu terbuka dan menampilkan sosok Jisoo disana.
Ceklek
Tepat. Beberapa menit kemudian pintu rumahmu terbuka dan Jisoo mulai melangkah menuju kamarnya tanpa perduli akan kehadiranmu yang sedang duduk di sofa keluarga.
" Jisoo " panggilmu datar dan berhasil mengalihkan perhatian Jisoo yang akan menaiki tangga menuju kamar kalian.
Jisoo menghentikan langkahnya tanpa berbalik untuk menatapmu.
" Aku ingin bicara " ucapmu dan setelahnya Jisoo berjalan ke arahmu dan duduk di sofa hadapanmu.
Jisoo diam. Dan kau memutuskan untuk berbicara lebih dahulu.
" Maaf. Kurasa semuanya harus berakhir " ucapmu tanpa menatap Jisoo dan mendorong kertas yang ada di meja ke hadapan Jisoo bersama pena hitamnya.
Jisoo menatap bingung kertas dan gantian menatap ke arah dirimu yang masih enggan untuk mengangkat wajah.
" Aku ingin bercerai denganmu " ucapmu pelam hampir berbisik namun tetap terdengar oleh Jisoo karna keadaan rumah yang sangat sepi.
" Apa maksudmu? " Jisoo tetap tidak mengambil kertas tersebut dan menatapmu dengan sedikit kemarahannya.
" Kufikir ini yang terbaik untuk kita. Kau tidak bahagia bersamaku. Kau- "
" Aku tidak pernah berkata bahwa aku tidak bahagia bersamamu "
Kau hampir saja menangis setelah mendengar nada bentakan dari Jisoo namun air matamu dapat kau tahan.
Jisoo menyadari akan nada bicaranya yang sedikit tinggi setelah melihatmu yang semakin menunduk. Ia tahu kau menyembunyikan perasaan takutmu. Jisoo mengehela nafasnya dan bangkit dari sofanya dan beralih duduk di sampingmu lalu memelukmu.
Kau terkejut namun tetap menunduk merasakan hangatnya pelukan Jisoo dan membuat hati kecilmu semakin bersorak untuk tidak bercerai dengannya.
" Maaf " ucap Jisoo yang lagi lagi membuatmu terkejut sekaligus bingung.
Untuk apa?
Jisoo melepaskan pelukannya dan menatapmu yang kin mulai mengangkat wajahmu dan membalas tatapan Jisoo.
" Maaf. Maafkan aku yang membiarkanmu terus merasakan sakit. Membiarkanmu yang terus berfikir buruk tentangku akhir akhir ini. Aku tahu aku salah. Tapi kau salah paham. Aku tidak seperti yang kau fikirkan. Maafkan aku yang telah mengacuhkanmu. Maafkan aku sayang " ucap Jisoo panjang lebar seraya memegang tanganmu dan mengelus punggung tanganmu.
Mata Jisoo memerah pertanda pertahan dirinya untuk tidak menangis saat mengucapkan kata kata tadi hampir runtuh.
" Tapi wanita- "
" Maaf aku tidak memberi tahumu sejak awal " ucap Jisoo yang semakin membuatmu bingung.
" Bisa kau jelaskan semuanya dari awal? "
Jisoo tersenyum lembut. Senyuman yang seminggu terakhir ini tidak kau dapat darinya. Dan malam ini senyum itu kembali.
" Setelah kau merobek kertas sialan itu. Aku tidak ingin kehilanganmu karna kertas itu " ucapnya seraya menatap kertas tersebut.
Kau beralih menatap kertas perceraian tersebut dan mengambilnya lalu setelahnya kertas itu sudah terbagi menjadi beberapa bagian karna kau merobeknya. Jisoo tersenyum lega melihatnya.
" Sebelumnya aku minta maaf. Belakangan terakhir ini perusahaanku sedang banyak masalah. Seperti batalnya kerja sama, kerugian yang sangat besar karna kesalahan karyawanku dan banyaknya karyawan yang mengundurkan diri. Aku benar benar bingung dan tak tahu harus bagaimana lagi " Jisoo menjeda ucapannya.
" Setelah tiga hari aku terlalu sibuk untuk memperbaiki perusahaanku aku sadar aku telah mengacuhkanmu dan aku ingat hari ulang tahunmu seminggu lagi dan aku berniat untuk memberimu kejutan dan meminta maaf. Namun saat itu kau selalu menuduhku selingkuh dan itu semakin membuatku pusing- "
" Jadi kau tidak selingkuh? " tanyamu memotong cerita Jisoo.
Jisoo tersenyum dan mengangguk.
Rasa bersalahmu kini mulai datang.
" Wanita itu- "
" Dia temanku. Saat kau melihat ia keluar dari rumah bersamaku- "
" Kau tahu aku melihatnya? "
" Jangan di potong sayang. Biarkan aku menjelaskannya dulu " ucap Jisoo seraya mengelus pipimu yang memerah.
" Aku meminta bantuannya untuk menemui mu dan bertanya apa yang akhir akhir ini kau sukai dan kau inginkan namun saat sampai disana kau tidak ada. Tidak mungkinkan aku yang bertanya? " ucap Jisoo terkekeh melihat pipimu yang semakin memerah dan juga telingamu yang sedikit memerah.
Kau memanyunkan bibir bawahmu. " Namun kenapa kau sangat acuh padaku bahkan hampir seminggu terakhir ini? "
" Maafkan aku sayang. Soal itu aku sangat lelah saat harus datang ke kantor pagi pagi buta dan pulang hampir tengah malam karna perusahaan yang sangat membutuhkanku dan yaaaa aku jadi mengacuhkanmu "
Satu tetes air mata mengalir di pipi kirimu.
" Jangan mengacuhkanku lagi. Kau bisa bercerita padaku jika ada masalah. Bukankah kita sudah berjanji untuk saling berbagi satu sama lain? "
Jisoo menghapus air matamu dan menangkup wajahmu. " Tidak akan. Maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya lagi "
Jisoo tersenyum dan melirik jam dinding. " Hampir tengah malam. Aku harus istirahat. Ayo kita tidur "
Sesampainya kalian di kamar, Jisoo terkejut karna melihat tiga koper berdiri rapih di samping ranjangnya lalu beralih menatapmu yang sedang tersenyum.
" Kau benar benar akan pergi ternyata " ucap Jisoo pelan.
Kau yang mendengarnya segera memeluk Jisoo dari belakang. " Tidak setelah tadi kau menjelaskan semuanya. Maafkanku juga yang sudah berfikir buruk tentangmu. Aku mencintaimu Soo "
Jisoo berbalik dan memelukmu erat lalu mengecup pucuk kepalamu. " Aku lebih mencintaimu Y/N "
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
VOTE!
MAKASIH♡♡♡♡
Nih janji aku. Ya walaupun ga tepat update malem yang pntng aku update. Semalem saya ketiduran :((
30 April 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE [Reborn]
FanfictionDisini kalian bisa punya pacar atau suami 13. Keren kann?? HAHA >..< !Bisa Request!
![SEVENTEEN IMAGINE [Reborn]](https://img.wattpad.com/cover/101620855-64-k826011.jpg)