' Kenap harus menyakiti jika kamu tahu sesakit apa rasa kesakitan itu? .. '
" Y/N " panggil seseorang di belakangmu dan itu kekasihmu. Dokyeom.
Kau sedang berada di perpustakan sekolah.
" Bisakah kita berbicara di luar? " tanya Dokyeom dengan suara pelan.
Kau tersenyum dan mengangguk lalu merapikan buku yang baru saja kau baca.
Kalian pergi keluar perpustakan dan memilih taman belakang sebagai tempat yang tenang untuk kalian berbicara.
Setelah sampai disana kalian segera duduk di bangku dekat pohon.
Sore ini sedang gerimis maka dari itu kalian lebih memilih duduk di bawah pohon.
" Apa yang ingin kau katakan? " tanyamu seraya membersihkan rambutmu dari tetesan air hujan. ( Ngertilah ya? )
" Aku sayang padamu. Aku cinta padamu " ucap Dokyeom tiba tiba yang membuatmu memberhentikan aktifitasmu.
" Aku juga " jawabmu seraya tersenyum menatapnya.
Dokyeom tersenyum balik ke arahmu dan sedikit merapikan rambutmu yang sudah sedikit basah.
" Kau pecaya padaku bukan kalau aku mencintaimu sepenuhnya? " tanya Dokyeom.
Kau merasa aneh dengannya.
Sebelum kau menjawab Dokyeom sudah merengkuhmu di dalam pelukannya. Kau tentu saja membalasnya. Berpelukan di bawah pohon dengan keadaan gerimis, romantis bukan?
" Maaf " ucap Dokyeom masih memelukmu. Ia terus saja mengucapkan kata itu yang membuatmu semakin bingung.
" Ada apa denganmu? " ucapmu seraya melepaskan pelukannya.
" Kita harus putus " ucap Dokyeom seraya menundukan kepalanya.
Kau terkejut. " Ta-tapi kenapa? " tanyamu dengan suara bergetar.
" Maaf. Selama 3bulan ini aku berpacaran denganmu hanya karna tantangan dari temanku " ucap Dokyeom.
" Maksu- "
" Percaya padaku. Aku sadar selama 3bulan ini aku mulai tulus menyayangimu. Aku mencintaimu "
" Selama ini kau- " kau menggantungkan kalimatmu dan melihat ke arah lain. Air matamu lolos begitu saja.
" Aku menyayangimu " ucap Dokyeom seraya berjalan mendekat ke arahmu untuk memelukmu namun kau mundur.
" Y/N " ucap Dokyeom.
Kau menatap wajah Dokyeom lalu detik berikutnya pipi Dokyeom memerah karna tamparan mu.
" Kau fikir hatiku bisa kau mainkan begitu saja? Kau fikir hati bisa di jadikan bahan taruhan? " tanyamu dengan nafas yang tidaj teratur.
" Maafkan aku " ucap Dokyeom satu airmata yang jatuh dari matanya.
" Brengsek " ucapmu dingin.
" Kau benar. Aku brengsek. Maafkan aku " ucap Dokyeom dan memelukmu namun kau tidak memberontak maupun membalasnya.
" Terimakasih atas 3bulannya, walaupun selama itu hanya sebuah tantangan konyol, namun kau harus tau selama itu aku menyayangimu tulus. Dan terimakasih karna kau mau jujur, agar aku bisa menjauh darimu " ucapmu didalam pelukannya dengan isakan dari mulutmu.
" Mungkin ucapan sayangmu barusan juga sebuah tantangan " lanjutmu.
Laki laki itu melepaskan pelukannya. " Kali ini aku tulus dari hatiku " ucap Dokyeom.
" Terimakasih " ucapmu seraya menatapnya dan tersenyum lalu lari dari sana dengan bajumu yang sudah basah karna air hujan.
" ARGHH " teriak Dokyeom.
" Maafkan aku "
Setelah kejadian tersebut kau benar benar menghilang dari pandangan Dokyeom bahkan kau pindah sekolah dan rumah untuk menghindar.
2tahun sudah kalian tidak bertemu, namun takdir berkata lain. Lihat sekarang. Kalian sedang duduk di cafe berdua setelah tadi pagi kalian tidak sengaja menabrak satu sama lain.
" Bagaimana kabarmu? " tanya Dokyeom canggung.
" Baik " jawabmu mencoba santai dengan tersenyum.
" Bagaimana denganmu? " tanyamu balik.
" Tidak baik. Maafkan aku " ucap Dokyeom tiba tiba.
Pria itu mengungkit kejadian 2tahun lalu.
" Tidak apa apa " ucapmu seraya tersenyum.
" Aku merasakannya. Itu sangat menyakitkan " ucap Dokyeom tiba tiba.
Kau baru sadar atas ucapan Dokyeom setelah mendengar bahwa ia mengalami hal yang sama 2tahun lalu dengan kekasihnya. Ia di permainkan.
' Kau merasakannya? Menyakitkan bukan? '
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
VOTE!♡
MAKASIH♡♡♡
24 November 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN IMAGINE [Reborn]
FanficDisini kalian bisa punya pacar atau suami 13. Keren kann?? HAHA >..< !Bisa Request!