[ 8 ]

26.1K 2.2K 43
                                    

Ps. Logan untuk beberapa chapter ke depan libur dulu. Fokus ke Amanda sebelum terbang lagi ke pelukan Logan.
#eeeh.
Happy reading.
*maaflagikarenatelatupdate 😋
_________________________________________

.: Chapter 8 :.

"Kau tidak apa-apa?" Adalah pertanyaan Jackson Moris kepada putrinya, ketika dua jam tigabelas menit kemudian, Amanda sudah sampai di Atlanta menggunakan pesawat terbang.

Dengan keras kepala, pria itu mengatakan untuk menjemput Amanda di bandara bersama dengan Samantha ketika sebelumnya Amanda mengutarakan niatnya.

"Ya, Pop," jawab Amanda dengan senyum kecil di bibirnya.

Jackson yang melihatnya hanya ikut membalas senyum itu. Berharap ia akan tahu apa yang dipikirkan oleh putri bungsunya.

Dibandingkan Samantha, Amanda memang lebih tertutup. Jika Sam setebuka buku, maka Amanda adalah puzzle yang perlu dirangkai untuk mengetahui apa yang dia inginkan dan maksudkan.

Seandainya istrinya masih hidup.

Jack menghela napas. Berjalan terhuyung ketika Amanda melepas pelukannya dan ganti memeluk Sam yang sudah menunggu di sisi lain mobil sedan mereka.

"Hai Sis, kau tampak mendung," komentar Sam.

"Aku hanya berharap bahwa tidak ada hujan di dalam mobil atau kita akan kebanjiran," jawab Amanda.

Sam dan ayahnya tertawa. Mengambil tempat di dalam mobil dan melaju ke kediaman mereka.

"Berapa lama kau akan di sini, Nak?" Jackson kembali membuka suara. Ia benar-benar merindukan putri bungsunya setelah selama dua tahun belakangan ini, mereka jarang bertemu.

Jackson menginginkan Amanda tetap berada di Atlanta sehingga ia selalu ada ketika putrinya membutuhkannya. Namun Amanda dan sikap keras kepalanya tidak pernah bisa ia luluhkan begitu saja.

Sam yang melihat raut wajah sendu ayahnya hanya memutar matanya dengan gemas. Mereka sudah dewasa dan ayahnya selalu memperlakukan kedua putrinya seolah sinar matahari bisa menyakiti mereka.

"Pop, Amy baru datang dan kau sudah bertanya kapan dia akan pergi?"

"Kau tahu bukan begitu maksud Pop," tukas Jackson kesal.

Sam kembali memutar bola matanya. Menyetel radio di mobilnya dengan pelan dan mulai melaju meninggalkan bandara.

"Apa yang ingin kau makan, Sayang? Kau terlihat kurus dan Pop bersedia memasak apapun untukmu."

"Bagus. Karena aku sedang ingin kalkun panggang dan aglio olio, Pop," jawab Sam cepat.

Jackson mencibir mendengar jawaban Sam, membuat Sam tertawa dan Amanda tersenyum. Amanda merindukan keluarganya. Sangat merindukannya.

"Aku akan memakan apapun yang Pop masakkan untukku."

"Sekali pun itu kalkun panggang," tukad Sam.

"Ya." Amanda menganggukkan kepalanya, "Bahkan Oglio Olio."

Sam menyeringai lebar. Mengerling melalui spion kepada adiknya dan kembali tertawa-tawa ketika Jackson berusaha membuat lelucon yang tidak lucu.

"Kau benar-benar kuno, Pop!" Ejek Sam.

Jackson mendengkus kesal. Menoleh ke belakang dan menemukan Amanda dengan mata yang tertutup dan napas yang teratur.

"Dia tertidur," bisik Jackson.

Sam mengangguk. Ia tidak akan heran melihat adiknya yang tertidur karena lingkaran gelap di bawah matanya sungguh mengerikan. Ia menduga bahwa kepulangan adiknya kali ini ada hubungannya dengan perististiwa empat tahun yang lalu.

Sam menggigit bibir bawahnya. Kedua tangannya mencengkram stir mobil dengan erat dan ia merasa gagal menjadi seorang kakak bagi Amanda. Ia selalu merasakan hal tersebut dan selalu berhasil menyembunyikannya.

Ia lalu melirik ke arah samping, tempat ayahnya sedang merenung dengan pandangan yang kosong.

Bukan hanya Amanda saja yang terluka. Tetapi barangkali, mereka bertiga sama terlukanya dan setidaknya, jika mengijinkan Amanda pergi dari kota ini bisa menyembuhkannya, Sam akan memberikan apapun yang bisa dia berikan.

***

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang