[ 32 ]

17.5K 1.6K 83
                                    

.: Chapter 32 :.


"Kau yakin akan berada di sini semalaman?" tanya Logan dengan satu alis terangkat tinggi. Amanda baru saja selesai bercerita mengenai ayahnya yang tiba-tiba mengatakan akan pergi ke New York dan kakaknya yang tidak tahu apa-apa. Setelah mendengarnya, Logan merasa bahwa wanita di depannya terlalu berlebihan menyikapi keadaan.

Tentu saja tidak ada yang salah dengan seorang pria paruh baya yang berpergian seorang diri. Oh man! Tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenainya.

Namun perasaan tulus dan gelisah yang Amanda rasakan untuk sang ayah benar-benar tercetak jelas. Buktinya, wanita itu bahkan terlihat kacau dan berantakan. Belum lagi fakta bahwa wanita itu tidak menyadari kepada siapa dirinya bercerita. Well, jika keadaan normal terjadi, percakapan ini pasti adalah hal yang mustahil.

"Kau tidak mendengarkanku, ya? Ayahku memiliki masalah dengan kakinya!" kesal Amanda karena melihat Logan tampak begitu santai.

"Tetapi ayahmu bukannya menjadi cacat sehingga tidak bisa berjalan, kan? Dia bahkan tidak menggunakan kruk maupun kursi roda," bantah Logan cepat. "Dengar, ayahmu bisa saja di penerbangan mana saja. Jika kau memang mau semalaman menunggunya, aku tidak akan peduli. Dan yang bisa kulakukan adalah mengharapkan bahwa kau beruntung." Logan tersenyum separo. Sesuatu terbentuk di kepalanya yang jelas-jelas akan membantunya semakin dekat dengan Amanda Morris.

Oh God. Tentu saja saat-saat ini mungkin adalah jarak terdekat di antara mereka. Logan bahkan harus menahan dirinya untuk tidak meraup bibir merah muda milik Amanda dengan bibirnya. Sementara sesuatu di antara kakinya mulai terbangun karena membayangkan bibir merah mudah milik Amanda membungkusnya dalam kehangatan. Oh sial sial sial.

"Tetapi aku memiliki penawaran untukmu. Dan tentu saja, itu tidaklah gratis." Logan mengedipkan matanya kepada Amanda. Membuat wanita itu langsung was-was dan baru saja menyadari kesalahannya. Pria di depannya memang playboy tulen. Bajingan hingga tulang sum-sumnya. Amanda memang patut menyalahkan diri karena bisa-bisanya bercerita kepadanya.

"Kulihat kau tidak tertarik dengan bantuanku. Well ya, tidak masalah," tukasnya dengan senyum separonya. Ia lalu bersiap-siap berdiri sampai Amanda mencegahnya.

"Bantuan apa yang kau tawarkan?"

Berhasil. Umpan telah dimakan olehnya! Logan hampir berteriak puas kali ini.

"Aku bisa membantumu untuk mengetahui kapan ayahmu mendarat. Itu tidak sulit bagiku," kata Logan ringan. "Kau tahu, cukup satu panggilan kepada orang yang tepat dan semua terselesaikan," tambahnya lagi.

Amanda menimbang di dalam kepalanya. Melirik kepada ponsel yang tergeletak di atas meja dan tidak mendapati ada panggilan apapun di sana. Tubuhnya terasa lelah dan penat. Dan ide untuk menunggu Pop tanpa tahu kapan kedatangannya sesungguhnya bukan ide brilian. Dan Logan, well, dia memang seorang Heathman. Salah satu keluarga yang memiliki reputasi dan banyak koneksi di mana-mana. Mencari tahu kapan Jackson Morris akan mendarat pasti semudah membalikkan telapak tangan baginya. Namun jika begitu, bukankah imbalan atas bantuannya terasa menyebalkan?

"Dan, apa imbalan yang kau inginkan?" desisnya kesal karena menyadari bahwa ia tidak memiliki banyak pilihan. Ia bisa saja merepotkan bosnya, Emma Harrison. Tetapi di waktu larut seperti ini? Tentu saja ia akan bersikap sangat lancang.

Logan tampak berpikir dengan tangannya yang berada di bawah dagunya. Matanya bersinar-sinar sehingga membuat Amanda menelan ludahnya susah payah. Ia pasti akan menolak jika imbalan itu melecehkan dirinya.

"Satu makan malam. Dengan makanan yang bisa dibilang layak dibandingkan makanan sampah yang baru saja kumakan," keluh Logan. "Kau bahkan belum mentraktirku dengan pantas saat ini."

Amanda meringis. Membenarkan ucapan Logan. Namun ia juga cukup terkejut dengan tawarannya. Wanita itu pikir permintaan Logan akan lebih sulit lagi.

"Oh, come on. Aku memang bajingan. Tetapi jelas, bahwa aku bukanlah seorang pemerkosa," gumamnya kesal.

Amanda meringis lagi. Menyadari fakta itu. Pria di depannya memang pernah membuatnya ketakutan. Namun itu lebih dikarenakan ia yang memiliki traumanya sendiri. Sikap Logan yang mirip pemangsa memang dikarenakan kepribadian bajingannya. Tetapi setelah mereka memiliki beberapa kali percakapan, Amanda mengetahui bahwa pria itu tidak akan bertindak jika memang dirinya tidak menginginkannya. Amanda tetap bisa melepaskan diri dari bahaya yang mungkin bisa dimunculkan oleh pria dominan di depannya. Dan itu saja sudah merupakan keajaiban baginya.

"Hanya makan malam?" bisiknya ragu.

Logan mengangguk. "Makan malam dengan kau yang harus berdandan dan menggunakan gaun. Itu tidak akan sulit bukan?"

Amanda menggigit bibirnya resah. Ia belum pernah melakukan hal itu dengan pria manapun setelah kehidupan kacaunya di masa silam. Pria yang mengajaknya ke dalam makan malam di restoran mewah adalah Rodriguez yang itu. Dan hubungan mereka pada akhirnya berakhir dengan tragedi.

"Jadi," ujar Logan setelah beberapa lama. Ia bisa melihat ada roda yang berputar di kepala wanita di depannya. Itu tidak menganggunya alih-alih Amanda dengan bibir yang ia gigiti itulah yang membuatnya terganggu.

"Hanya makan malam," bisiknya.

"Tentu," katanya ringan sebelum ia meringis. Ia merasa dirinya menjadi lemah kali ini. Dengan segala hal yang ia miliki, para wanita lah yang biasanya mengejar dan memohon kepadanya. Dan lihat situasi saat ini? Logan benar-benar tidak paham dengan apa yang terjadi.

"Baiklah. Aku menerima tawaranmu," gumam Amanda masih belum yakin. Tetapi bantuan Logan memang ia butuhkan saat ini. "Jadi, bisa kau hubungi temanmu untuk mengetahui kapan ayahku meluncur?"

"Tentu saja, Manis." Dan seringai lebar pun muncul di wajah Logan.

***

Makasih vote komentarnya 😊

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang