Prolog

61.9K 3.6K 54
                                    

Amanda menghela napas panjang.  Jari jemarinya yang lentik mulai menyusun berkas yang baru saja ia gunakan dalam rapat bulanan di kantornya.

"Satu hari panjang lainnya," desahnya lagi seraya memasukan berkas yang sudah tertata rapi dalam sebuah map. Ia berbalik untuk keluar dari ruangan rapat yang tengah sepi dan menemukan sepasang iris biru yang menatapnya penuh minat.

Amanda menelan ludahnya susah payah. Otak pintarnya selalu saja menolak untuk bekerja sebagai mana mestinya ketika lagi-lagi, ia bertatapan dengan iris biru itu.

"Ah, Miss Morris. Kau masih di sini?" Suara bariton pria itu memecah kesunyian. Mata Amanda bergerak ke segala arah. Menghindari tatapan dari iris biru di depannya.

"Yes sir. Aku baru saja akan keluar. Permisi."

"Kau terburu-buru?" suara bariton itu kembali terdengar. Membuat Amanda yang baru akan melangkahkan kakinya kembali terdiam. Suara bariton itu lagi-lagi berhasil memikatnya. Membuatnya, untuk sesaat merasa seperti agar-agar.

"Apa ada yang ingin Anda sampaikan, Mr. Heathman?"

Logan Heathman tersenyum menggoda kepada Amanda. Membuat Amanda mati rasa di tempatnya.

Dia tidak baik untuk kesehatanku. Pikir Amanda sambil berusaha menyingkirkan rasa tidak nyaman yang selalu Mr. Heathman munculkan kepadanya. Logan Heathman, lagi-lagi sukses mempengaruhi tubuhnya dan pikirannya.

"Jika kau tidak keberatan. Aku ingin mengajakmu makan siang."

"Saya keberatan, Mr. Heathman. Maaf, tapi pekerjaan saya telah menunggu. Sekali lagi, saya permisi," ucap Amanda dalam satu tarikan napas. Ia tidak bisa terus menerus di sini.

Dalam satu ruangan yang sama dengan Mr. Heathman merupakan sesuatu yang terlarang dan berbahaya bagi dirinya. Pasalnya, keberadaan pria itu baginya sangatlah mempengaruhi dirinya. Belum lagi wangi parfumnya, musk bercampur dengan rempah-rempah yang mampu menghipnotis dirinya.

Tidak, Amanda tidak boleh terlalu dekat dengan pria itu.

Sementara Amanda melangkah meninggalkan ruangan rapat tersebut, tatapan Logan Heathman tidak lepas dari wanita di depannya. Sorot mata dan senyum menggoda yang sebelumnya ia pasang di wajahnya menghilang. Berganti dengan sorot mata tajam.

Ia sudah lelah dengan permainan wanita itu. Sudah lama Logan mengejar Amanda Morris yang selalu mendapat tanggapan negatif darinya.

Sebelumnya, Logan Heathman tidak pernah mendapat penolakan dari wanita mana pun. Maka dari itu, kali ini pun ia tidak menerima penolakan dari Amanda Morris.

Logan Heathman akan mendapatkan Amanda Morris. Bagaimanapun caranya.

Logan mengepalkan tangannya. Melangkah keluar dari ruangan dan dengan langkah panjang. Membuat beberapa panggilan kepada para bawahannya.

Malam ini, atau tidak sama sekali.
Pikiran nyalang Logan mengambil alih. Ia benar-benar sudah diambang batas kesabarannya.

Jika dengan cara yang baik Amanda menolak untuk ia dekati, maka ia akan mendapatkannya dengan cara yang pasti akan membuat Amanda rela menyerahkan dirinya pada Logan.

***
















Ps.
Nunggu respon.
Kalo viewernya ada 100 aja, aku lanjut. Kalo enggak ya udah.
Jadi cerita very slow update.
😅😂

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang