.: Trapped 35 :.
"Jadi, bagaimana keadaanmu?" Garreth akhirnya menanyakan hal yang sudah berada di ujung lidahnya sejak sembilan puluh menit yang lalu. Dia tidak bisa melakukannya terang-terangan di hadapan Jackson. Tidak bisa, karena Amanda telah membuat Garreth bersumpah karenanya. Dan saat ini, Jackson masih berdebat dengan Elizabeth Anderson yang adalah istrinya mengenai cita rasa dari masakannya hari ini. Keduanya adalah seorang koki. Saling mengkritik dan berdebat sudah terjadi di pertemuan mereka di mana Garreth memperkenalkan Elly untuk pertama kalinya.
"Aku baik. Seperti yang kau katakan. Menghadapinya adalah satu hal terbaik yang harus kulakukan."
Garreth menatap Amanda dengan tidak yakin. Mencoba menyelami senyum dan netra Amanda. Mencari kebohongan yang mungkin saja bersembunyi di dalamnya.
Setengah menit kemudian, akhirnya Garreth menghela napas lega. "Kau tidak berbohong kan?"
Amanda tergelak. "Apa aku sudah seperti aktris pemenang Grammy Awward sampai kau tidak bisa menebakku?"
Garreth menggelengkan kepalanya dengan senyum terkulum. "Masalah akan terus ada, benar begitu bukan?"
Amanda mendengarkan. Karena dirinya tahu bahwa Garreth akan melanjutkan ucapannya, "Tetapi kau sudah berani maju satu langkah dan sudah menjadi lebih berani. Aku menyukai perubahan itu, Amm."
"Kau membantuku. Terima kasih," jawab Amanda dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Selama periode pelariannya ke New York, pasangan Anderson memanglah sesuatu yang menjadi alasannya menjadi kuat. Mereka adalah kekuatannya yang lain. Orang tua lainnya yang membuatnya tidak lantas terkatung-katung dalam badai yang kerap kali datang di hidupnya.
"Kau harus mencobanya, Ammy!" pekik Jackson Morris yang datang dengan langkah tertatihnya. Namun keseimbangannya cukup bagus untuk bisa membawa satu botol wine terbaik dan tiga gelas di tangan lainnya. "Aku menemukannya ketika tadi berbelanja. Temanku merekomendasikannya dan aku sangat berterima kasih karenanya. Dan Ammy, bukankah sudah kubilang bahwa kau tidak perlu membawa apapun?"
Amanda merengut. Memberikan tempat kosong di sebelahnya dan menepuknya untuk sang ayah. "Aku membelinya untuk Elly. Bukan untukmu!" keluh Amanda yang kemudian membawa nama Elly, nama istri Garreth, hingga membuatnya ikut berkumpul dengan mereka.
"Aku menyukainya, Ammy. Terima kasih," jawab Elly ceria.
Amanda mengulas senyum lebar. Memeluk Elly dan bergelayut kepadanya. Elly yang baik dan ceria mengingatkannya kepada Samantha dengan usia yang lebih matang. Mengingat tentang Samantha, Amanda merasa tergelitik untuk membahas suatu hal dengan ayahnya.
"Jadi kau sedang merajuk kepada Sam?"
Jackson, yang sedang menyesap anggur terbaik dari Paris yang dibuat pada abad ke 18 itu hampir tersedak. Segera saja dia menyingkirkan gelasnya. Memberikan tatapan memicing kepada Amanda yang saat ini menggulum senyumnya. "Tentu saja tidak!"
"Yah, dan kita ingatkan siapa yang terus menggerutu sesampainya dia di New York malam tadi," balas Elly yang mengundang kekehan Garreth.
Wajah Jackson memerah. Telinganya bahkan ikut memerah karena efek malu dan anggur yang dia sesap. "Kau tidak bisa-"
"Tolong jangan mengancam istriku di rumahku sendiri, Sir," balas Garreth yang mengundang tawa Elly dan Amanda.
"Aku tidak merajuk, Ammy. Aku hanya... Well... Sedikit kesal," gumamnya.
Ammy menahan mulutnya untuk tidak tertawa. Memberikan tatapan serius dan penasaran sementara Garreth tersenyum geli sembari membawa Elly ke dalam rangkulannya.
"Jadi, uhm... Kau belum tahu?"
Kening Amanda mengernyit. Kilat penasaran masih membayang di matanya sampai ayahnya bersuara, "Sam menolak dinikahi oleh Rhys sementara saat ini dia telah mengandung."
Mulut Amanda membuka sekian detik sebelum ia menutupnya lagi untuk kemudian kembali terbuka.
"Aku tidak tahu darimana sikap keras kepala Sam berasal," gerutu Jackson lagi yang hanya diberikan suara decakan oleh Garreth dan istrinya.
Amanda masih mencerna informasi itu. Poros-poros otaknya terlihat sedang berkerja keras sebelum ia berdiri dan membuat semua orang terkejut dengan pekikannya.
"Aku akan memiliki keponakan!"
"Astaga Ammy! Kau memang akan memilikinya, itu sudah jelas," sahut Jackson.
"Dan kau akan menjadi kakek, Pop!" Pekiknya lagi dengan antusias. Dia lalu menyebrangi meja. Memeluk ayahnya dengan bersemangat.
"Jadi, yang harus Rhys lakukan adalah berusaha sekuat mungkin membuat Sam bersedia menikahinya!"
"Jika itu bisa dilakukan semudah itu!" gerutu Jackson kesal.
Elly tertawa melihat pasangan anak dan ayah tersebut. Sementara Garreth diam-diam menghela napas lega. Dia senang karena reaksi Amanda atas berita kehamilan kakaknya tidak memicu lagi traumanya. Amanda benar-benar telah sembuh. Kini ia telah yakin sepenuhnya.
"Tenanglah Pop! Aku yakin Rhys bisa membuatnya yakin. Aku akan membantunya untuk menakhlukan kakakku!"
"Kau mau?" Tanya Jackson terkejut.
"Yeah, mengapa tidak?"
"Karena kupikir kau akan kesal jika Sam telah menikah dan..."
Bibir Amanda menggerutu lucu. "Aku sudah dewasa, Pop. Aku bukan lagi gadis kecil yang merajuk ketika Sam tidak memiliki waktu bersamaku. Lagi pula, aku masih memilikimu Pop. Aku akan bisa memonopolimu sesukaku."
Jackson terenyuh. Dia hampir saja menangis ketika mendengarnya.
"Kau selalu memilikiku, Nak. Apa itu berarti kau akan kembali ke Atlanta?"
Amanda menggulum senyum. "Mungkin saja, Pop. Mungkin saja..."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
RomanceLogan Heathman selalu mendapat apa yang ia inginkan. Pria arogan, mendominasi dan sukses yang selalu dengan mudah menakhlukkan para wanita. Lalu datanglah Amanda Morris. Gadis yang dirinya yakin, berpura-pura lugu hanya untuk mendapatkan perhatian d...