[ 34 ]

8.2K 990 65
                                    

.: Trapped 34 :.

Amanda membawa anggur terbaik yang bisa ia temukan dalam waktu yang singkat. Membawanya ke dalam dekapannya dan melangkah dengan senyum tipis yang terkembang menuju kediaman Garreth. Ia sudah membayangkan berbagai menu menggugah selera yang pastinya akan ayahnya sajikan malam ini. Meski sang ayah mengatakan bahwa ia cukup membawa perut kecilnya ke kediaman Garreth, tetapi Amanda merasa perlu memberikan sesuatu untuk teman ayahnya itu yang telah bersedia menampung ayahnya.

Ia juga sudah berbicara dengan kakaknya --Samantha-- mengenai keberadaan ayahnya saat ini. Ia juga meyakinkan Sam bahwa ayahnya baik-baik saja dan akan segera pulang setelah periode merajuknya selesai.

Harinya sempurna! Dengan semangat pagi yang didatangkan oleh ayahnya, Marcia yang membuatnya kesal tidak hadir hari ini, dan oh! Dia juga tidak perlu bertemu dengan Logan Heathman!

Emma selalu menjadi bos yang baik baginya. Tidak terkecuali untuk hari ini sehingga kegiatannya di kantor terasa berjalan sangat cepat. Seandainya setiap hari akan sama menyenangkannya, Amanda pasti akan menjadi orang yang teramat bahagia.

"Apa yang membuatmu terlihat bahagia?" suara di dekatnya membuat tubuh Amanda menegang. Harum parfum yang ia kenali terasa dekat. Hawa keberadaannya yang hangat bahkan terasa hingga ke kulitnya.

Tubuhnya meremang. Ia segera berbalik dengan cepat dan menemukan seringai dari Logan Heathman yang membuatnya mengerang kesal. Rusak sudah harinya!

"Apakah aku semengerikan itu sehingga mendapat reaksi seperti itu?" protes Logan.

"Kau mengikutiku?" tanyanya skeptis.

Logan mengernyit. "Kau berharap aku mengikutimu?"

"Tidak!" Amanda terkesiap. "Tentu  saja tidak!" Teriaknya yang membuat beberapa orang yang sedang berlalu lalang menatapnya penuh penilaian.

Amanda kembali terkesiap yang membuat Logan terkekeh geli. Gadis itu melihat kekehannya dan berbalik sambil mendengkus kesal. Berjalan cepat membelah kerumunan untuk menuju halte bis terdekat. Tidak seharusnya ia menanggapi Logan dan membuat hari sempurnanya hanyalah ilusi semata.

"Ke mana kau akan pergi?"

"Bukan urusanmu," jawabnya ketus.

Logan terkekeh. Masih mengikuti langkah cepat Amanda yang baginya hanyalah langkah biasa. Dengan tubuh tingginya, satu langkah kakinya bisa menghasilkan dua langkah untuk Amanda. Ia tidak kepayahan untuk mengganggu gadis itu dan menutup harinya yang berat dengan membuat gadis itu kesal. Karena entah mengapa, membuat gadis itu kesal dengan perilakunya membuat dirinya terhibur dengan cara yang tidak bisa dijelaskan.

Dan di antara banyaknya penghuni New York yang berlalu lalang sore ini, Logan bahkan bisa mengenali Amanda dengan mudah. Gadis itu seperti memiliki jalur khusus baginya. Keberadaanya sangat mudah untuk ia temukan di mana pun, dan kapan pun. Hal itu adalah hal yang baru untuk Logan. Ia tidak pernah setertarik ini terhadap seseorang. Namun insting playernya mengatakan, bahwa hal itu terjadi karena sikap sulit dari Amanda Morris. Bukankah setiap jiwa player selalu merasa tertantang ketika tertolak?

"Kau ketus sekali," keluh Logan. "Padahal kupikir kita semakin dekat setelah semalam aku membantumu."

Amanda berusaha mempertahankan wajah datarnya. Menutup rapat-rapat mulutnya alih-alih yang dia inginkan adalah mengerang protes kepada pria penuh pamrih itu. Ia kembali menyesali bahwa dirinya telah meminta bantuannya. Ia juga bersumpah bahwa di masa depan, sesulit apapun keadaanya, dirinya tidak akan pernah meminta lagi bantuan dari pria itu. Tidak akan pernah.

"Kau terlihat kepayahan membawa botol anggur itu. Aku bisa membantumu untuk membawakannya."

Amanda hanya melirik Logan dengan ekor matanya. Tidak mengacuhkannya sementara Logan kembali berbicara.

"Jadi, kau akan mengunjungi ayahmu atau apa? Makan malam dengan keluargamu sembari menyanyikan jingle natal?"

Amanda memutar bola matanya malas. Musim panas bahkan baru mulai dan dia mengatakan mengenai natal. Pasti ada yang salah dengan pria itu, benarkan?

"Aku tidak keberatan berpura-pura menjadi Santa yang baik hati jika kau menjadi rusa-ku," kelakar Logan yang membayangkan Amanda dengan kostum rusa seksi yang sangat ingin dia lihat. Oh God. Membayangkannya saja sudah membuat sesuatu terasa nyeri. Jika Amanda cukup cerdas, gadis itu pasti sudah memukulnya karena mengetahui fantasi Logan terhadapnya. Alih-alih bus yang Amanda tunggu akhirnya datang dan itu artinya, waktu godaannya sudah habis tanpa menghasilkan apapun. Sial!

Logan masih mengamati Amanda yang hendak memasuki bus itu. Ia meneliti penumpangnya sebelum matanya terlihat cemas. Tetapi, mengapa?

Tinggi Logan memungkinkan dirinya untuk melihat kursi-kursi yang hanya terisi oleh para pria. Itukah yang mengganggunya?

"Hei, aku bisa mengantarmu," ujar Logan spontan. Hal yang ia sesali karena tidak seharusnya dia merendahkan dirinya seperti ini.

Logan yakin Amanda baru saja akan membuka mulutnya dan menerima tawarannya ketika empat gadis muda berjalan melewatinya dan masuk ke dalam kendaraan umum itu. Perlahan, tubuh Amanda kembali relaks.

"Tidak. Tetapi, terima kasih atas tawaranmu, Sir," ujarnya dengan menggulum senyum tipis.

Pintu bus lalu tertutup. Memberi sekat antara Amanda dan Logan yang terlihat membeku di tempatnya. Syaraf-syarafnya terasa lumpuh. Dan hal itu disebabkan oleh sebuah senyuman tipis dari Amanda Morris.

Pasti ada yang salah dengan tubuhnya. Benar, kan?

***














Terima kasih dukungannya selama ini.
Terus dukung aku ya biar cerita ini bisa cepet kelar.
Hehehe...

Mau nanya,
Kenapa sih kalian masih mau baca cerita yang udah nggantung lama banget ini?
😂😂😂

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang