[ 15 ]

19.3K 1.9K 23
                                    

.: Chapter 15 :.

"Apa yang kau lakukan?" perkataan Marcia di belakangnya membuat Amanda berjengit kaget. Dirinya terlalu fokus dengan layar monitor di depannya. Berusaha mencari kesalahan yang menyebabkan neraca keuangan tidak seimbang sebelum ia perbaiki dan ia kirimkan kepada Mrs. Harrison. Namun setengah jam terakhir sepertinya sia-sia karena dirinya bahkan tidak mengerti dengan apa yang dirinya kerjakan. Sebelumnya, hal ini dikerjakan oleh Mrs. Sanches. Tepatnya, sedikit dari banyak hal yang ia kerjakan. Dan karena posisi Mrs. Sanches telah dirinya gantikan, maka mau tidak mau Amanda yang harus mengerjakannya.

Setitik pemahaman setelah bergelut dengan laporan yang abstrak baginya menguap begitu saja ketika Marcia mengagetkannya. Ia menyentuh dadanya. Benar-benar terkejut atas kehadiran Marcia yang tidak ia deteksi.

Melihat Amanda yang tampak terkejut, dirinya hanya tertawa kecil. Menyeret kursinya ke tempat Amanda dan mulai mengambil alih mouse di tangan Amanda.

"Aku mungkin bisa membantumu, Mandy. Aku cukup cerdas untuk mengerjakan neraca sederhana seperti ini," katanya ringan dengan tangan yang sibuk berselancar seolah dirinya memang ditakdirkan untuk itu. Amanda tertegun melihatnya. Memperhatikan bagaimana Marcia yang tampak seenaknya tampak menikmati apa yang sedang ia kerjakan.

Tanpa membuang waktu, Amanda mengamati bagaimana Marcia bekerja. Hal yang ternyata tidak bisa ia ikuti karena kecepatanya yang luar biasa.

Hingga sepuluh menit kemudian, Marcia menekan tanda cetak dan mesin printer berbunyi untuk mencetak hasil kerjanya.

"Kau bisa menyerahkan pekerjaan itu untukku. Itulah tugasku di sini, meringankan pekerjaanmu," ucap Marcia lagi.

"Terima kasih," jawab Amanda ketika Marcia menyerahkan satu bundel dokumen tersebut.

"Well, itu bukan apa-apa untukku. Hanya saja, kau tidak bisa mengdalkanku untuk tetap diam di kubikelku. Tetapi kau tetap bisa menghubungiku ketika kau membutuhkanku." Marcia dengan cepat mengambil ponsel Amanda yang tergeletak di atas meja. Menekan nomornya dan menyimpannya untuk kemudian, Marcia sambungkan ke ponselnya yang mengeluarkan musik requim kematian.

"Nah, aku juga sudah mendapatkan nomormu."

Amanda mengangguk. Baru akan bangkit dan menyerahkannya kepada Mrs. Harrison ketika Marcia menahannya.

"Emm sedang tidak ada di tempatnya. Dia pergi ketika kau terlalu sibuk bercumbu dengan komputermu," kikiknya. "Bagaimana jika kita mengisi waktu luang ini dengan mengenal satu sama lain? Kurasa sebagai anak buahmu, aku harus mengenal bosku meskipun aku sudah mengenal bos dari bosku."

Marcia tertawa lagi. Menampakan satu sisi dari giginya yang tidak sempurna. Seperti bekas terjatuh atau semacamnya.

"Kau mengenal baik keluarga Harrison?" tanya Amanda jelas untuk memancing Marcia.

"Tidak. Tetapi aku cukup mengenal keluarga Heathman. Meskipun aku tidak begitu mengenal suami dari Emma. Dia benar-benar berusaha menjauhkanku dari suami tampannya." Marcia mengedikkan bahunya tak peduli. "Mungkin kau tidak akan percaya, tetapi aku adalah satu-satunya sahabat Logan si brengsek buaya darat itu." Dia mengangguk-anggulkan kepalanya. Berusaha meyakinkan Amanda dengan apa yang dia katakan meski tanpa hal itu pun, Amanda sudah tahu mengenai predikan playboy dari Logan.

Namun satu-satunya sahabat?

Amanda mengernyit.

"Dia adalah orang yang sulit mempercayai orang lain. Dan bersamaku, dia tidak perlu mempercayai apapun. Karena itulah kami cocok menjadi sahabat."

Dia terkekeh lagi. Apalagi melihat reaksi Amanda terhadap ceritanya. Membuat Marcia ingin sekali menggodanya hingga ekspresi datarnya menghilang.

"Sebagai wanita, kau pasti terpesona dengan Logan, kan? Dia memang memiliki sex appeal yang luar biasa." Marcia menghela napas panjang sambil menerawang. Dan bayangan mengenai sepasang sahabat yang saling meniduri membuat Amanda mual.

"Hey, kau harus lihat ekspresimu, Mandy! Aku tidak pernah berhubungan sex dengan Logan!" katanya berapi-api.

Tetapi wajahmu mengatakan hal lain. Pikir Amanda tidak percaya.

"Aku hanya mencontohkan reaksi dan kata-kata dari para gadis yang pernah dia tiduri. Kau tidak tahu bagaimana repotnya aku yang menjadi tempat berkeluh kesah para wanita itu," gerutu Marcia. "Well, untungnya sepertinya masa-masa itu akan segera berlalu." Mata Marcia berbinar senang.

"Aku bertaruh, dengan seluruh celana dalam di lemariku, bahwa Logan akan berubah, dan itu semua karenamu." Tembak Marcia yang membuat Amanda mengerjapkan matanya cepat.

Mulutnya hanya membuka tanpa bisa bersuara untuk beberapa saat. Bingung dengan apa yang Marcia ungkapkan saat ini.

"Apa maksudmu?"

***

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang