.: Trapped 36 :.
"Jadi, apa yang Pop katakan kepadamu?" suara Samantha di seberang telepon langsung memberondong Amanda begitu telepon itu tersambung. Samantha sudah berkali-kali menghubunginya yang mana tidak Amanda angkat. Dia masih berada di kediaman Anderson tadi dan sedang menikmati saat-saat bersantai dengan Pop dan pasangan Anderson. Telepon dari Samantha hanya akan menganggunya. Lagipula, Amanda tahu bahwa Samantha pasti akan langsung mengintrogasinya begitu deringan itu ia angkat.
Karena itulah, Amanda memasang mode diam di ponselnya. Baru mengangkat panggilannya begitu dirinya telah sampai di apartemen mungilnya seorang diri. Garreth bersikeras untuk membuat Pop menginap di rumahnya sampai dirinya bersedia dipulangkan ke Atlanta. Yeah, lagipula mereka sudah lama tidak bertemu dan Garreth memang berjanji untuk mengajak Pop memancing esok hari.
"Selamat atas kehamilanmu, Sam," jawab Amanda dengan sarkastis. Dia mendengkus kesal. Ingin mengalihkan panggilan itu dengan video call agar Sam tahu sekesal apa Amanda kepada kakaknya yang keras kepala itu.
"Kau tidak terdengar senang dengan itu," jawab Sam dengan hati-hati. "Aku tidak sengaja membuat diriku hamil," tambahnya.
"Ya ampun, Sam! Aku bukannya tidak senang dengan kehamilanmu!" jerit Amanda kesal. Dia yang baru saja membersihkan tubuhnya dan tengah mengenakan kaos kebesaran dan hot pants memilih berbaring di atas tempat tidur. Ia merasa bahwa pembicaraannya dengan Samantha kali ini akan membuatnya kesal. "Kau masih berkerja, benar kan?" tuntutnya lagi.
"Yeah. Aku sedang bertugas."
"Astaga! Kau sedang hamil, Sam!" Jerit Amanda lagi.
"Aku hamil, bukannya memiliki penyakit mematikan, Ammy!" peringat Samatha kesal.
"Tetapi usia kandunganmu masih muda. Hal-hal buruk bisa terjadi. Mengapa sih Rhys membiarkanmu bekerja sampai selarut ini," gerutunya panjang.
"Asal kau tahu bahwa orang yang kau bicarakan sedang berada di dekatku dan menempeliku seperti lintah," keluh Samantha dan selanjutnya, dia bisa mendengar suara gerutuan seorang pria. Tentu saja pria itu adalah Rhys. Bagus. Jadi Rhys telah melakukan hal yang sudah seharusnya dia lakukan.
"Setidaknya dia masih mengijinkanmu untuk berkerja dan-"
Samantha mengerang. "Dia menyebarluaskan kehamilanku sehingga hari ini adalah sesi terakhirku mendapatkan jadwal sampai larut malam."
Mulut Amanda terbuka. "Wow. Itu bagus."
"Itu tidak bagus, Ammy."
"Dia hanya mencintaimu dan ingin melindungi kalian berdua. Kau tahu bahwa ada kehidupan lain di tubuhmu, Sam. Aku ingin kau tidak lagi bersikap egois." Suaranya kini sedikit bergetar. Amanda pernah mengandung di masa lalu. Meski dia tidak bisa melihat bagaimana rupa putrinya, tetapi rasa sayang itu sudah tumbuh bahkan ketika calon anaknya masih di dalam perutnya. Dia pernah bersikap egois. Tetapi untungnya, sikap egoisnya tidak sampai membuat Amanda menyerah atas calon bayinya. Sayangnya, hal mengerikan lainnya lah yang merenggut kehidupan lain milik Amanda. Jika saja putrinya lahir, saat ini Amanda pasti akan lebih bahagia. Benar, kan?
"Kapan kau akan menikah, Sam?" tukas Amanda lagi cepat. Dia berusaha mengubah suasana sendu yang mneyeruak masuk ke dalam pikirannya. Dia tidak menyukai kesedihan yang bisa saja membuat Samantha bersedih. Terkadang ibu hamil memang lebih sensitif dan perasa. Amanda tidak tahu bagaimana keadaan Samantha saat ini, tetapi dia tidak ingin membuat kakaknya tidak nyaman.
"Kalian memang bersatu untuk membuatku menikahi Rhys. Benar, kan?" tuntut Samantha.
"Rhys adalah pria yang hebat karena bertahan denganmu, Sam. Bukankan pria-pria lain pasti tidak akan tahan bahkan untuk satu bulan bersamamu?"
Bukannya marah, Samantha malah terkekeh. Amanda merasa lebih baik mendengar suara itu. Mungkin tanpa bantuan Amanda, Rhys telah berhasil membuat kakaknya bersedia menikahinya.
"Jangan berani kau mengatakan bahwa kau sudah menerima lamarannya?!"
Hening untuk sejenak sebelum dengan teramat lirih, Sam menjawab; "Yes."
Amanda menjerit girang. Kakinya menendang ke ranjangnya dengan sukacita dan dia segera bangkit untuk duduk. "Karena itulah kau berulang kali menghubungi ponselku? Karena itulah Rhys ada di dekatmu saat ini?"
"Yes, and yes."
Amanda menjerit sekali lagi. "Bagus! Jadi Pop dan aku akan segera pulang ke Atlanta dan mengurus pesta pernikahanmu?"
Kali ini Samantha terkekeh. "Kau boleh membantu menyiapkannya. Kau tahu bahwa para sepupu perempuan Rhys tidak akan tinggal diam. Kau bisa bergabung bersama mereka."
"Tentu saja! Meski terkadang mereka menyebalkan dan selalu ingin tahu, tetapi mereka memang hebat sebagai tim penyelenggara pernikahan."
Sam terkekeh sekali lagi. "Jadi, tolong beritahu ayahmu untuk berhenti menonaktifkan ponselnya. Katakan juga kepadanya untuk berhenti merajuk dan juga, katakan bahwa aku mencintainya."
Amanda ikut terkikik. "Yeah. Aku akan mengatakannya besok."
"Trims, Ammy. Aku juga mencintaimu. Kau tahu itu kan?"
Amanda tertegun. Hatinya menghangat seketika. "Aku tahu, Sam. Kami juga mencintaimu. Nah, sekarang tutup teleponnya dan biarkan aku menyapa calon kakak iparku untuk memberinya ucapan selamat."
Samantha lalu menyerahkan ponselnya kepada Rhys. Membiarkan Amanda memberikan ucapan seperti yang dia maksudkan dan menggodanya karena akhirnya berhasil meluluhkan kekeraskepalaan Samantha. Amanda bahkan menggodanya bahwa Rhys lah yang merencanakan kehamilan Samantha untuk menjerat kakaknya agar menikahinya.
Rhys hanya tertawa menanggapinya. Membuat Amanda merasa tidak bisa mengenyahkan pikiran bahwa dugaannya adalah benar. Pada akhirnya, asal kakaknya mendapatkan kebahagiannya dengan Rhys dan calon anak mereka, Amanda tidak akan memprotes apapun. Sudah cukup untuk Samantha mengurusi hidupnya dan mengkhawatirkannya.
Sepuluh menit kemudian, mereka menutup sambungan telepon mereka. Amanda kembali berbaring di atas tempat tidurnya. Dengan gerakan responsif, mengelus perut datarnya yang ia tahu tidak akan membesar karena tidak ada lagi calon anaknya.
Ia hampir saja terhanyut ke dalam kesedihannya ketika ponselnya kembali bergetar. Amanda membaca nama pengirim pesan yang masuk. Mengerutkan keningnya karena tidak menyangka bahwa pria itu akan menghubunginya selarut ini.
Besok malam, Boucherie Park Avenue South pukul 8 malam.
Kuharap kau akan tampil mempesona, Ma Cherie.
-Logan Heathman***
![](https://img.wattpad.com/cover/110475382-288-k723719.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
RomanceLogan Heathman selalu mendapat apa yang ia inginkan. Pria arogan, mendominasi dan sukses yang selalu dengan mudah menakhlukkan para wanita. Lalu datanglah Amanda Morris. Gadis yang dirinya yakin, berpura-pura lugu hanya untuk mendapatkan perhatian d...