[ 13 ]

21.6K 2.1K 56
                                    

.: Chapter 13 :.

Perkataan Marcia bahwa dirinya berharap akan bertemu kembali dengan Amanda, entah mengapa dikabulkan dengan cepat. Pagi itu, ketika Amanda telah kembali ke kantor dan bersiap menghadapi Paula Sanches, dirinya dikejutkan akan kenyataan bahwa Paula tidak lagi bekerja bersamanya. Namun, alih-alih merasa senang, Amanda malah merasa sedikit kesal karena ganti Paula pun tidak kalah mengesalkannya.

"Wow! Lihat lah pertemuan kita! Sepertinya kita memang ditakdirkan menjadi kawan dekat!" teriaknya nyaring seraya menyambut Amanda.

"Apa yang kau lakukan di sini?" desis Amanda.

Marcia hanya tergelak. Mengekori Amanda layaknya dirinya adalah anak ayam yang tersesat, mengambil kursi di sebelah Amanda dan menopang kepalanya.

"Aku bekerja di sini. Dan ngomong-ngomong, selamat karena kau dipromosikan sebagai sekretaris senior."

Amanda yang sedang menyalakan laptopnya membeku. Ia menoleh dan menatap wajah Marcia yang berbinar.

"By the way, kau memiliki banyak sekali pekerjaan karena sepertinya leluhurmu meninggalkan banyak sekali tugas yang belum selesai," tambahnya lagi.

"Dan oh! Kau juga harus mengajariku apa saja yang perlu kulakukan! Aku baru kali ini menjadi seorang sekretaris dan aku bahkan bingung harus memakai busana apa ketika bekerja."

Amanda menghela napas panjang. Ia berdiri dan memicingkan mata menatap Marcia.

"Jika yang kau katakan benar-"

"Tentu saja aku berkata benar!" potong Marcia.

"Jika yang kau katakan benar, seharusnya ada yang memberitahuku. Dari bagian HRD atau seseorang yang bukan kau," desis Amanda. Ia mengeraskan rahangnya. Merasa bahwa dirinya sudah keterlaluan dan berpikir bahwa Marcia akan tersinggung.
Namun bukannya marah, Marcia lalu tertawa. Ia melompat berdiri dan mengedikkan dagunya.

"Nah nah nah, orang yang kau tunggu datang." Amanda berbalik. Menemukan Emma yang sudah berjalan ke arah mereka. "Hai Emm," sapa Marcia akrab.

"Hai Marcia, namun kau harus memanggilku Mrs. Harrison selama berada di sini."

Marcia memutar bola matanya. "Itu membosankan, Emm! Benar apa yang Logan katakan bahwa kau berubah menjadi iblis ketika di kantor. Kukira dia cuma bercanda."

Emma tetap bergeming. Mengabaikan Marcia dan mengabarkan kepada Amanda mengenai Mrs. Sanches yang mengundurkan diri tiga hari yang lalu dan langsung pergi ke Meksiko. "Aku bersyukur karena suaminya akhirnya bertindak tegas kepadanya," gumam Emma mengakhiri berita yang ia bawa.

Emma lalu berbalik dan pergi setelah memberikan sederetan urusan yang harus Amanda kerjakan. Oh, hari senin panjang yang lainnya.

"Jadi, apa yang harus kukerjakan?" tanya Marcia sembari menaik turunkan alisnya.

Menghela napas panjang, Amanda membuka email. Melihat proposal yang mudah untuk Marcia kerjakan sementara dirinya mengerjakan hal lainnya.

Amanda tidak kesulitan karena sepertinya, selama ini dia hampir mengerjakan delapan puluh persen tugas sekretaris. Dirinya benar-benar telah dibodohi oleh Paula 'bitch' Sanches.

Tiga jam selanjutnya, ketiga Amanda sudah lebih dari lima kali memasuki ruangan kerja Emma, dirinya tidak menemukan Marcia di tempatnya. Ia hanya melengos, mengabaikannya ketika dirinya mendengar suara kecapan dari dua orang yang sepertinya sedang bercumbu.

Di dorong rasa penasaran dan pengetian bahwa Marcia harus diberi tindakan tegas, akhirnya Amanda mendekati suara tersebut. Muncul dengan dramatis dan menemukan sosok Logan yang sedang mencumbu seorang gadis.

Amarah Amanda langsung naik ke titik didih, melihat juniornya melakukan kegiatan menjijikan di hari pertamanya. Oh dear.

Ia lalu berdeham dan tidak mendapat respon apapun oleh kedua pasangan itu. Pada akhirnya, Amanda memanggil nama Marcia dengan keras, membuat kedua orang itu memisahkan diri dan mendengar suara Marcia di belakang Amanda.

Mata Amanda membulat. Menemukan gadis yang sedang bercumbu itu bukanlah seseorang yang dikenalnya. Dan ketika ia berbalik, dirinya menemukan Marcia yang berdiri di depan pintu toilet.

"Oh, Logan. Kau menyerang pegawai di sembarang tempat lagi, ya?" kekeh Marcia seraya berjalan mendekati Amanda.

"Oh Amanda, apa kau mencariku?" tanya Marcia lagi. Kepalanya menoleh bolak-balik kepada wajah Logan yang memerah seperti menahan amarah. Dan wajah Amanda yang memerah karena menahan malu.

Oh, sepertinya menarik. Pikir Marcia.

***

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang