.: Chapter 25 :.
"Maafkan aku karena kau masuk ke dalam kekacauan ini," ujar pria itu sembari menyugar rambut pirang gelapnya. Ia lalu mengambil tempat duduk di samping Amanda yang membuat wanita itu berjengit tidak nyaman.
Perlahan, Amanda beringsut menjauh. Menatap pria yang tampak kelelahan di sampingnya dengan takut-takut. Setelah adegan penyelamatan pria yang jatuh pingsan itu dan hal-hal lainnya yang melibatkan tim medis dan sirine ambulance yang berdengung, Amanda akhirnya mengingat pria di sebelahnya.
Dia adalah Philiph Fernandez. Fernandez yang sama dengan orang yang Marcia katakan kepadanya. Fernandez yang hampir memperkosa Marcia.
"Apa lukamu sudah diobati, Miss?"
"Morris. Amanda Morris."
"Aku Philiph Fernandez. Apa lukamu sudah diobati?" tanya pria itu lagi. Ia ingin menyentuh Amanda hanya untuk mengecek keadaan wanita yang terus menerus bungkam di sampingnya. Hingga wanita itu berjengit dan langsung berdiri dengan sikap defensif.
"Aku tidak apa-apa," ujarnya. "Aku akan pergi sekarang."
"Tunggu, Miss," sergah Philiph cepat. "Aku ingin meminta tolong kepadamu sebelum kau pergi."
Amanda menatap pria itu tidak yakin. Namun melihat netra biru pria itu yang tampak memohon membuatnya menganggukkan kepalanya. Dan dalam pikirannya ia langsung merutuki keputusannya ketika pria itu tersenyum cemerlang.
"Linda, sekretarisku tampaknya masih histeris setelah apa yang menimpa kami tadi. Maukah kau untuk setidaknya menemaninya sampai dia lebih baik?" Philiph tersenyum kikuk. Tahu bahwa permintaannya terlalu berlebihan untuk wanita yang hampir dia bunuh karena mobil sialan miliknya.
"Aku-"
"Maafkan aku jika permintaanku berlebihan," ujarnya dengan tangan terangkat. "Hanya saja aku terlalu mengkhawatirkan Linda karena dia tidak memiliki orang lain di kota ini."
Amanda tertegun untuk sejenak. Mengingat kembali sosok Linda yang tampak kepayahan ketika kekacauan tadi berlangsung.
Amanda bisa saja menolak keinginan pria Fernandez di depannya. Tetapi satu sudut hatinya tergerak untuk membantu Linda.
"Baiklah. Aku akan menemuinya sebelum pulang."
Pria itu kembali tersenyum dengan cemerlang. Tersenyum tulus dan berterima kasih kepada Amanda. Wajahnya tidak menyiratkan bahwa dia bisa saja seorang pemerkosa.
Tetapi wajah bisa menipu, Amanda. Peringat dewi batinnya tegas.
Amanda mengangguk dan menyeret tubuhnya memasuki ruangan rawat di mana Linda sedang terduduk di atas tempat tidur dengan pria besar yang terlelap di tempat tidur lainnya.
"H-hai," sapa Amanda tidak yakin.
Linda yang sedang termenung lalu mendongak. Menatap Amanda dan mengerjap-ngerjap sebelum tubuhnya bangun dan mendatanginya.
"Aku hampir lupa kepadamu! Apakah kau baik-baik saja? Oh Tuhan. Aku tidak menyangka bahwa kami hampir saja membunuhmu. Jika saja ban mobil kami tidak tergelincir pasti saat ini kita tidak berada di sini dan Chad tidak akan terbaring."
Wanita itu panik. Pikir Amanda cepat.
"Aku baik-baik saja, uhm..."
"Linda. Linda McKenzy," ujarnya cepat. "Dan kau adalah..."
"Amanda Morris."
Linda mengangguk. "Aku merasa bodoh karena baru menanyakan namamu saat ini padahal sedari tadi kau ikut membantuku dalam kekacauan ini. Kejadian tadi benar-benar tidak terduga setelah hari berat lainnya yang kami alami beberapa hari belakangan ini. Chad bahkan sampai jatuh pingsan karena kelelahan."
Amanda tidak menyahut. Membiarkan Linda menumpahkan keluh kesahnya dengan mata yang terlihat tidak fokus. Jelas bukan hanya Chad yang kelelahan karena pekerjaan yang mereka lakukan.
"Bukankah sebaiknya kau beristirahat, Miss McKenzy?"
Linda tertawa. "Oh. Aku sudah menikah meski suamiku sudah meninggal satu tahun yang lalu. Kau terlalu memandang tinggi kepadaku hingga memanggilku Miss. Atau memang aku masih terlihat muda? Benarkah aku terlihat muda, Amanda?"
Amanda mengangguk mengiyakan. Menuntun lengan Linda dan membawanya ke tempat tidur. Ia lalu membantu Linda berbaring layaknya seorang ibu yang membantu anak mereka tertidur.
"Aku akan berbaring tetapi aku tidak akan tertidur. Chad pasti bingung ketika dia bangun dan menemukan di mana dirinya terbaring saat ini. Meski tidur memang baik baginya. Tetapi aku yakin Mr. Fernandez yang baik itu lebih membutuhkan tidur daripada kami. Astaga! Mengapa dia harus ikut menderita atas apa yang keluarga Rodriguez lakukan?"
Tubuh Amanda membeku. Gerakan tangannya yang sedang membetulkan selimut Linda langsung terhenti. Ia menatap Linda khawatir sementara Linda sudah menguap berkali-kali.
"Aku sudah mengatakan bahwa keluarga Rodriguez perlu untuk dijauhi. Tetapi Mr. Fernandez tidak menghiraukannya dan jatuh cinta kepada Miss Rodriguez. Sekarang, dia bahkan harus membereskan kekacauannya dan menemukan wanita itu! Oh astaga!"
"Mrs. McKenzy-"
"Panggil aku Linda, Sayang. Aku akan memanggilmu Amanda. Itu tidak masalah bagimu, bukan? Kau tahu? Kau sangat baik hingga suka rela menemaniku. Sendirian adalah hal terakhir yang kuinginkan setelah kecelakan yang sama yang menimpa suamiku. Oh Tuhan... Kami hampir membunuhmu..." ujarnya dengan terisak.
Amanda melihat rasa takut dan kepedihan di sana. Dan dia, dengan sisa-sisa kekuatan di hari yang melelahkan ini hanya bisa memeluk wanita yang baru ia temui beberapa jam belakangan ini. Hingga isakkannya mereda dan ia bisa mendengar suara napas teratur darinya.
Bagus. Dia telah tertidur dan akhirnya Amanda bisa segera pulang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
Roman d'amourLogan Heathman selalu mendapat apa yang ia inginkan. Pria arogan, mendominasi dan sukses yang selalu dengan mudah menakhlukkan para wanita. Lalu datanglah Amanda Morris. Gadis yang dirinya yakin, berpura-pura lugu hanya untuk mendapatkan perhatian d...