Yoongi tengah serius berbicara bersama Seokjin di kamar Seokjin tentunya. Seokjin awalnya bingung karena saat Yoongi pulang siang tadi, Yoongi langsung mengajaknya untuk mengikutinya. Dan dikamar Seokjin lah sekarang mereka berada.
"Apa? Bagaimana bisa ada satu anak buahnya yang tidak masuk ke dalam penjara?" Seokjin tampak terkejut dengan penjelasan Yoongi beberapa saat lalu. Nalarnya tidak bisa berfikir lebih jernih.
"Satu orang berhasil lolos sewaktu penyergapan hyung. Sedangkan yang lainnya mendekam di penjara bertepatan dengan ketua mereka Pak Tua mati saat itu."
Seokjin mengusap wajahnya kasar sementara Yoongi menghela nafasnya kasar "Kita harus mencari lelaki itu. Tidak mau tahu! Aku tidak ingin kita semua terancam lagi. Sudah bertahun-tahun kita menderita lalu kita hidup tenang lalu di jatuhkan lagi"
"Kita bukan balon yang ketika di terbangkan akan terbang tinggi tapi ketika meletus akan pecah dan jatuh kebawah" Seokjin menghirup udara di sekitarnya dengan rakus, frustasi apa yang baru saja di jelaskan tadi. Yoongi hanya terkekeh melihat Seokjin yang semakin khawatir.
"Kenapa kau malah tertawa?"
"Haha.. Tidak kau lucu saja hyung"
"Bodoh! Bukan saatnya bercanda. Apa mungkin kau sudah tahu dimana lelaki itu berada?" Seokjin hanya mendapat cengiran iblis dari bibir Yoongi. Seokjin langsung merutuki kebodohan dirinya! Seokjin tahu Yoongi seperti apa, tapi kali ini dia tampak bodoh!
"Kau bodoh sekali hyung"
"Jangan mengataiku bodoh! Bagaimana aku tidak panik, kau pulang dengan wajah memerah menahan amarah dan langsung menarikku. Kau tidak lihat ekspresi Hoseok dan Jimin yang kebingungan"
"Maaf.. Maaf aku hanya menyesuaikan dengan suasana saja"
"Bukan begitu caranya Yoongi!"
Seokjin mendesah kesal, bagaimana bisa adik keduanya memiliki sifat begini! "Aih! Berhentilah berbicara hyung! Lelaki itu sekarang berada di Vietnam"
APA?!
Seperti ada benda yang tertohok di kerongkongan Seokjin "Vietnam katamu? Apa dia jatuh miskin sampai harus mengungsi disitu? Aku pikir dia akan di Eropa"
"Setelah kematian Pak Tua itu semua hartanya habis menanggung tindakannya selama ini. Jangan kau kira Pak Tua itu sangat kaya! Dia hanya berlagak sombong dan angkuh saja seperti orang kaya!"
"Ah benar-benar! Dia begitu miskin.."
"Setelah kau menembak kepalanya dengan pistol dan saat itu juga aku menusuknya dari belakang dengan pisau. Aku bersyukur dia mati di tangan kita bukan di tangan orang lain" Yoongi menghela nafasnya panjang, Seokjin hanya menatapnya datar "Kau seperti psikopat kalau begitu"
"Aku hanya merasa lega.. Membunuh pembunuh yang membunuh orang tua dan saudara kita dengan tangan kita sendiri itu rasanya berbeda hyung.. Walaupun tidak ada dendam sekalipun saat itu, tapi tubuhku hanya otomatis saja membunuhnya saat itu"
Seokjin sedikit tersenyum ketika mendengar penuturan Yoongi. Adik pertamanya itu benar-benar berubah sekarang. Menjadi sedikit banyak bicara tidak seperti Yoongi yang dulu yang hemat bicara walaupun sebenarnya dia perduli.
"Sekarang kau yang terlihat seperti psikopat hyung. Aku menceritakan tentang pembunuhan kau malah tersenyum" Yoongi menatap kakak pertamanya itu dengan tatap tidak percaya seperti meledek lebih tepatnya.
"Aku hanya semakin menyayangimu"
Yoongi sedikit menjaga jarak dengan Seokjin "Kau kemana?! Pikiranmu benar-benar pendek bodoh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother - BTS Ft Park Jihoon
FanfictionKebanyakan orang bilang saudara itu segalanya, keluarga itu utamanya, tolong menolong itu sudah kodratnya. Nyawa di bayar nyawa, darah di bayar darah, luka di bayar luka. Apalagi ketika kita memiliki saudara kembar, ikatan batin akan sangat kuat. Ti...