Kedua kakinya tak mampu lagi menahan berat tubuhnya, Sungwoon merosotkan tubuhnya dilantai rumah sakit. Air matanya bahkan tidak henti-hentinya berhenti. Mengetahui bahwa adiknya tengah berjuang di ruang operasi. Dokter berkata kemungkinan hidup untuk Hyerin hanya kecil dikarenakan kondisi Hyerin yang sangat buruk. Tulang punggungnya retak, bagian otak kecilnya mengalami pendarahan, tubuhnya mengalami kekurangan darah. Terdapat banyak jahitan di sekujur tubuhnya dan tangan kanannya patah.
Jasad Jaaebum telah diurus oleh pihak polisi, setelah anak buah mereka menembak Jaebum tepat dikepalanya. Seokjin ditemani Namjoon telah selesai mengurus semuanya dan sudah kembali sejak beberapa menit lalu.
“Sungwoon-ah.. Aku selaku wali dari adikku, meminta maaf yang sebesar-besarnya padamu. Aku sangat menyesal untuk semua kejadian yang menimpa Hyerin adikmu. Ini diluar dugaan kami semua, aku sungguh menyesal dan merasa buruk pada adikmu. Tidak apa jika kau tidak ingin memaafkanku, tapi aku mohon jangan benci adikku. Jika kau ingin, benci aku sebagai gantinya. Kau boleh melakukan sesukamu.”
Semua fokus tertuju pada Seokjin yang sedang membungkuk 90 derajat pada Sungwoon. Sungwoon dapat merasakan perkataan tulus yang keluar dari bibir Seokjin. Bukan hanya Seokjin bahkan semua saudara Seokjin juga melakukan hal yang serupa pada Sungwoon. Air mata Sungwoon kembali keluar, kejadian hari ini benar-benar diluar dugaan, terlalu mendadak untuk semuanya.
“Hyung.. tegaplah...” Sungwoon memegang tubuh Seokjin untuk menyuruhnya tegap kembali, mau tidak mau Seokjin menurut. Bahkan Sungwoon baru pertama kali melihat raut wajah Seokjin sekacau ini, mata lelaki itu sembab dan memerah. Wajahnya sangat kusut dan sembab, Sungwoon yakin hari ini ia tidak melihat Seokjin menangis, apa lelaki itu menyembunyikannya?
“Kalian berhentilah.. jangan seperti itu”
“Hyung aku tidak akan membenci Jihyo. Bagaimana bisa aku membenci adikmu, jika adikmu juga bagian dari adikku? Aku tidak sejahat itu hyung.. Kau tidak perlu meminta maaf untuk semua kejadian yang menimpa adikku hari ini, ini semua terjadi secara mendadak. Tidak ada yang dapat disalahkan, pelakunya bahkan telah tiada..”
“Aku pantas meminta maaf padamu, andaikan lelaki itu tidak bertemu dengan Hyerin dan tidak akan mengira bahwa Hyerin adalah adikku, ini semua tidak akan terjadi Sungwoon-ah.. aku menyesal..” Sungwoon kembali menghela nafasnya panjang, Seokjin benar-benar kacau, suara lelaki itu bergetar namun ia berusaha menahan airmatanya agar tidak mengalir membasahi pipinya.
“Hyung, tidak ada yang tahu jika lelaki itu tidak sengaja bertemu dengan Hyerin. Dan tidak ada yang bisa menebak apa yang difikirkannya dan direncanakan lelaki itu. Aku mohon berhentilah merasa menyesal dan bersalah, ini murni bukan kesalahanmu hyung...”
“Ta.. Tapi..”
“Hyung dengarkan aku, kau tidak harus merasa menyesal untuk semua ini. Berhenti menyalahkan dirimu, berhenti membuatnya menjadi beban berat untukmu hyung. Kau tidak lihat dirimu sekarang seperti apa? Kau sangat kacau hyung. Jujur aku belum mengenalmu lebih dekat, tapi aku merasa aku seperti telah mengenalmu. kau sangat kacau hari ini hyung, bahkan kondisimu lebih buruk dibandingkan aku. Aku tidak pernah melihat sosok Kim Seokjin yang seperti ini, ini bukan seperti Kim Seokjin yang aku kenal.”
Siapapun yang mendengar dan menyaksikan keduanya akan benar-benar merasa pilu. Bahkan Yoongi yang terkenal dingin pun kini sudah meneteskan airmatanya, begitu juga dengan yang lain yang juga meneteskan air matanya. Kecuali Namjoon dan Jungkook yang berusaha untuk tidak menangis, keduanya tidak ingin jika mereka juga menangis siapa yang akan menenangkan yang lain?
Pintu ruang operasi akhirnya terbuka, menampakkan dokter yang menangani jalannya operasi Hyerin keluar. “Adikku bagaimana?” Sungwoon langsung menghampiri lelaki paruh baya tersebut, kedua tangannya bahkan menggenggam tangan dokter tersebut. Berharap apa yang akan di dengarnya adalah berita baik.
“Baik.. Lebih baik setelah dia menjalankan operasi besarnya. Gadis itu kondisinya benar-benar parah. Aku terkejut ia masih bisa bertahan sejauh ini dengan semua luka yang didapatkannya. Tapi, detak jantungnya sempat terhenti ketika di tengah jalannya operasi. namun detak jantungnya kembali tapi dengan tempo yang lambat. Setidaknya itu berhasil membuat kami semua bernafas lega. Pasien akan dipindahkan ke ruang khusus. Saya minta persetujuan dari wali”
“Lakukan! Lakukan apa saja asalkan adikku baik-baik saja dok!”
“Seokjin? Kami akan memindahkan gadis itu diruang khusus, kau tahu yang aku maksud bukan?” Seokjin hanya mengangguk mengiyakan. Tentu saja ia tahu, ruangan khusus yang dimaksud dokter itu adalah ruangan yang sama seperti Jihyo dulu. Khusus banyak peralatan medis disana, yang menandakan kondisi Hyerin memang jauh dari kata baik.
“Hanya beberapa hari sampai keadaannya membaik, lalu akan dipindahkan ke kamar rawatnya. Sewaktu operasi hendak selesai tadi, gadis itu menunjukkan tanda-tanda lebih baik dari sebelumnya. Masih ada harapan untuk gadis itu agar terlihat semakin membaik setelah ini.” Semua hanya bisa bernafas lega dan menganggukkan kepala tanda mengerti. Setidaknya mereka bisa sedikit bernafas lega dengan perkataan dokter tersebut.
"Terima kasih.." Sungwoon masih menggengam tangan Dokter tersebut. Punggungnya dirasa ada usapan lembut yang berasal dari dokter tersebut. "Jaga adikmu dengan baik.. Aku yakin dia gadis yang kuat, terbukti saat operasi dia berusaha sebaik mungkin. Setelah adikmu sadar nanti, dia akan menjadi pasien tetapku"
"Terima kasih.. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan selain terima kasih."
"Aku mengerti bagaimana perasaanmu.. Aku hanya berharap setelah ini kau tetap berada disampingnya dengan kondisinya yang sekarang. Jangan biarkan dia frustasi sendiri, itu akan membuat kondisinya memburuk" Sungwoon menganggukkan kepalanya tanda mengerti, dan membungkuk badannya kearah dokter tersebut setelah dokter tersebut pergi.
"Jangan merasa kau akan kesulitan menjalaninya. Ingat? Kau masih memiliki kami.." Namjoon menepuk pundak Sungwoon "Dan jangan merasa merepotkan kami. Kami baik-baik saja.." kali ini Yoongi ikut bersuara
"Kau dengar bukan? Kita sudah menjadi keluarga baru.. Jangan sungkan terhadap kami, apapun itu akan kami bantu"
Sungwoon hanya tersenyum simpul mendapati dukungan yang diberikan mereka padanya. Setidaknya masih ada orang yang tulus terhadapnya dan adiknya. "Aku tidak tahu harus berkata bagaimana lagi.. Kalian sem----"
"Berhenti mengucapkan terima kasih hyung!"
Kali ini terdengar suara Jungkook sedikit berteriak
"Aku bahkan tidak bisa menghitung dengan jariku seberapa banyak kata terima kasih yang terlontar dari mulutmu" Sungwoon hanya tertawa menanggapi Jungkook. Lelaki itu benar-benar menggemaskan jika sok memarahinya begini. "Abaikan saja dia hyung.. Kepalanya sedikit terbentur tadi" itu Jihoon yang tengah mendapat death glare dari Jungkook.
°°°°°
Pendek ya? Wkwk aku gatau lagi gimana mau ngelanjutinnya. Ideku menghilang sampai disitu😅
Gatau ya ini kalian bacanya ngefeel apa engga.. Udah empat kali ganti ide untuk part ini soalnya😅 dan ini yang terakhir jadi aku putuskan begitu wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother - BTS Ft Park Jihoon
FanfictionKebanyakan orang bilang saudara itu segalanya, keluarga itu utamanya, tolong menolong itu sudah kodratnya. Nyawa di bayar nyawa, darah di bayar darah, luka di bayar luka. Apalagi ketika kita memiliki saudara kembar, ikatan batin akan sangat kuat. Ti...