Seokjin menghela nafasnya panjang dan mengusap surainya. Meneguk kaleng bir yang berada di tangannya. “Berhenti minum minuman seperti itu”
“Apa? Kau mau melarang kakakmu meminum ini? Kakakmu sedang ingin minum ini Jihyo-ya...”
“Oppa mabuk?” Seokjin tertawa pelan “Hanya dengan satu kaleng bir seperti ini aku langsung mabuk? Kadar alkoholku tidak serendah itu sayang”
Jihyo terlihat mendengus malas, ia tahu jika Seokjin tipikal orang yang tidak cepat mabuk. Tapi melihat kakak tertuanya kacau seperti itu, siapa tahu hanya dengan sekaleng bir langsung membuatnya mabuk. Jihyo sejak tadi memang mengikuti Seokjin. Dia terlalu penasaran dengan Seokjin, kenapa kakaknya itu bisa melihatnya. Untuk pertama kalinya, bukan dirinya lah yang menampakkan diri pada Seokjin, tapi Seokjin lah yang mengetahuinya sendiri.
“Oppa? Sejak kapan Oppa bisa melihatku?”
"Sejak kau dilahirkan kedunia ini"
"Oppa! Kau benar-benar mabuk!"
“Seharusnya kau menghibur kakakmu, bukan memberi pertanyaan”
“Sungguh! Jika oppa terus seperti ini aku akan memanggil Yoongi oppa!”
Seokjin tertawa pelan. Bagaimana tidak, tingkah adik bungsunya tidak pernah berubah. Seokjin terdiam sebentar, menatap lekat Jihyo yang berdiri didepannya. Jika orang lain mengira Seokjin hanya menatap pandangan kosong didepannya, maka itu semua salah. Seokjin dapat melihat Jihyo yang berdiri didepannya.
Tanpa disadari air matanya keluar membasahi pipinya tanpa persetujuan darinya. Seokjin masih terdiam dan membiarkan air matanya terus mengalir. Rasa nyeri didadanya muncul namun, tetap saja ia tidak memperdulikannya.
“Oppa menangis? Ada apa?”
“Tidak apa.. hanya ingin menangis”
“Jangan membohongiku, aku berbeda dari yang dulu. Aku tahu”
“Kalau kau tahu kenapa masih bertanya, hm?”
“Aku hanya ingin mendengarnya langsung dari bibirmu”
Seokjin menghela nafasnya sebentar dan menghapus air matanya “Kau tadi bertanya sejak kapan aku bisa melihatmu?” Jihyo hanya menganggukkan kepalanya.
“Tadi, aku baru bisa melihatmu tadi ketika menyelamatkan Hyerin. Awalnya aku bingung apa mataku yang salah lihat atau ini memang benar. Tapi, di depan mataku terlihat ada dua Hyerin. Aku berfikir disitu, jika yang berdiri itu Hyerin lalu siapa yang tengah di gantung tak berdaya seperti itu? mungkin kau bisa mengatai aku ini bodoh karena tidak teliti. Tapi sungguh, aku baru sadar ketika aku melihat dua orang yang sama namun memiliki warna rambut yang berbeda. Dari situ aku tahu, itu kau. Adikku.”
“Kau berbeda, kau bercahaya sendiri sedangkan yang lain tidak. Awalnya aku mengira itu hanyalah pantulan cahaya luar. Tapi tidak mungkin, karena apartemen itu hanya ada penerangan lampu dalam. Bahkan jendela tertutup rapat. Sampai aku memberanikan diri langsung menghampiri kalian dan berkata seperti itu padamu”
“Terima kasih”
Seokjin mengangkat sebelah alisnya bingung, tidak mengerti apa yang Jihyo katakan “Terima kasih untuk?”
“Hanya... Hanya berterima kasih karena oppa bisa melihatku” Senyum dibibir Jihyo merekah sempurna, tanpa disadari Seokjin ikut tersenyum. “Adikku masih tetap cantik rupanya”
“Dan kakakku tetap saja tidak memikirkan dirinya sendiri dan selalu mementingkan orang lain” Seokjin hanya tertawa, kali ini airmatanya kembali keluar tanpa aba-aba “Kau tahu? Aku bersyukur bisa melihatmu. Jika mereka yang lain sedang bercerita kalau mereka bisa melihatmu, aku berfikir kapan diriku bisa melihatmu sama seperti yang lain? dan kenapa aku tidak bisa melihatmu. Aku hanya berharap bisa melihatmu, atau tidak melihat Ibu dan Ayah”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother - BTS Ft Park Jihoon
FanfictionKebanyakan orang bilang saudara itu segalanya, keluarga itu utamanya, tolong menolong itu sudah kodratnya. Nyawa di bayar nyawa, darah di bayar darah, luka di bayar luka. Apalagi ketika kita memiliki saudara kembar, ikatan batin akan sangat kuat. Ti...