Eighteen

2.1K 178 4
                                    

Pertama kalinya Yoongi marah besar seperti ini. Semarah apapun Yoongi pada adik-adiknya, Yoongi hanya menegur mereka dan setelahnya merasa baik. Tapi tidak untuk saat ini, Yoongi berbeda dari biasanya. Yoongi marah besar bahkan sampai tidak mengurus keperluan Jihyo.

Jihyo hanya menatap datar pintu kamar Yoongi setelah dirinya keluar dari sana. Bahkan tatapan mata Yoongi tadi juga sangat dingin padanya. Senakal apapun Jihyo, tentu saja membuat Yoongi marah. Tapi kali ini berbeda, Jihyo tahu kalau Yoongi sekarang memang sedang marah padanya. Semarah-marahnya Yoongi padanya, Yoongi tidak akan melakukan hal seperti ini. Apa yang ada dipikiran Yoongi hanya Yoongi yang tahu.









"Lepas sepatu lalu di taruh di rak sepatu dulu hei!"

"Jihoon! Jihyo! Jangan lari-lari nanti jatuh"

Hoseok menghela nafas kasar ketika kedua adik kecilnya tidak mendengarkan perkataannya. Hoseok baru saja menjemput kedua adiknya pulang sekolah.

"Siapa yang menyuruh kalian berdua lari-lari tanpa melepas sepatu dan mengganti dengan sendal rumah, hm?" Seokjin menghampiri kedua adiknya dan berjongkok di depan mereka berdua seraya melepaskan sepatu mereka berdua.

"Bukankah kalian sudah berjanji akan mendengarkan perkataanku?" Hoseok datang menghampiri mereka seraya menenteng tas ransel Jihoon. Milik Jihyo masih terpakai sempurna di punggung belakangnya

"Kau membiarkan mereka lagi membeli permen kapas Hoseok-ah!" Seokjin kembali berdiri ketika melihat area bibir kedua adiknya belepotan permen kapas dan sudah selesai melepas sepatu kedua adiknya. Jihoon dan Jihyo langsung duduk di sofa bersama Jimin dan Jungkook yang tengah menonton TV

"Mereka berjanji akan minum susu sampai habis jika Jin hyung membuatnya tapi dengan syarat begitu"



Ya Tuhan..



Seokjin tidak salah mendengar bukan apa yang di katakan Hoseok tadi?

"Jihoon-ah.. Jihyo-ya? Apa benar yang di katakan oleh Hoseok Hyung dan oppa?"

Keduanya menggangguk bersamaan. Seokjin menghela nafasnya panjang, Seokjin berharap Ayah dan Ibunya cepat pulang dari Jerman sekarang juga.

"Kalian harus menepati janji bukan? Tidak boleh meninggalkan gelas yang masih ada isinya bukan?"

"Iya" keduanya menjawab bersamaan lagi

"Tapi Hoseok oppa bilang setiap pulang sekolah jika Hoseok oppa yang menjemput kami, kami akan di belikan permen kapas!" Jihyo berbicara dengan semangatnya bahkan kedua kakinya yang menggantung si sofa bergoyang-goyang. "Ah? Benarkah begitu?" Seokjin mengelus pipi Jihyo namun tatapan matanya menatap Hoseok yang hanya bisa menyengir.

"Hyung! Aku tidak tahu lagi! Mereka terus menerus tidak mau pulang tadi, asik bermain terus!"

"Tapi bisa dengan cara lain! Nanti gigi mereka berlubang Hoseok-ah!"

Hoseok hanya bisa menyengir dan duduk di sofa ketika Seokjin mengomelinya. Bagaimana bisa kedua orangtuanya pergi ke Jerman selama dua minggu meninggalkan dua orang bocah yang masih berumur 6 tahun! Seokjin harus ekstra penuh memberikan perhatian

"Tapi jangan terlalu memanjakannya juga." Yoongi datang dengan santainya yang baru saja keluar dari kamarnya "Aku tidak memanjakan mereka. Itu hanya perjanjian"

"Haha sama saja bodoh" Yoongi tertawa pelan dan berjongkok dihadapan kedua adiknya.

"Coba tebak apa yang ada di belakang tanganku?"

My Brother - BTS Ft Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang