"Hyerin!! Kau tidak mau berangkat kuliah?!"
Suara alarm yang biasa Hyerin dengar yaitu suara kakaknya. Sungwoon.. Bukan seperti kebanyakan orang lainnya suara ibu mereka ataupun jam weker dan lainnya. Sudah menjadi kebiasaan bagi Hyerin, pagi-pagi mendengar teriakkan kakaknya dan sudah menjadi kebiasaan pula bagi Sungwoon yang berteriak membangunkan adiknya.
Hyerin tidak pernah tahu bagaimana kasih sayang ibu, karena ketika dirinya di lahirkan ibunya meninggal saat itu juga. Ayah? Bahkan ia juga tidak tahu bagaimana sosok ayahnya dan kasih sayangnya seperti apa.. Karena ketika mengandung Hyerin ayahnya meninggal terlebih dahulu karena sakit yang di deritanya. Hyerin hanya merasakan kasih sayang seorang kakak yang ia miliki. Sungwoon miris jika melihat Hyerin yang terus berkembang setiap waktu, tidak ada kedua orangtua disisinya bukanlah hal yang mudah. Bahkan sewaktu Hyerin kecil, bibinya lah yang merawat dan ketika Hyerin berumur tujuh tahun bibinya memberikan Hyerin pada Sungwoon yang saat itu masih berstatus pelajar tingkat tiga. Dengan alasan bibinya pindah ke Jepang bersama suaminya, awalnya mereka diajak tapi Sungwoon menolak tidak mau tambah merepotkan bibinya walaupun pada nyatanya bibinya tidak merasa kerepotan.
Dengan uang peninggalan ayah dan ibunya, Sungwoon pakai untuk memenuhi kebutuhan hidup Hyerin dan dirinya. Tidak banyak namun jika bisa berhemat akan cukup sampai Hyerin dewasa. Sungwoon juga banyak mengambil part time saat sampingan kuliah dan sekolahnya dulu. Dan sekarang dirinya menjadi salah satu karyawan pada agensi musik yang gajinya lumayan besar untuk mereka berdua. Di tambah Hyerin yang juga masih berstatus sebagai mahasiswa jurusan akting, jika dirinya pentas akan mendapatkan uang. Hyerin juga mengambil part time di restoran. Hyerin tidak terlalu banyak memikirkan hal lain, selagi kakaknya masih menghirup udara yang sama sepertinya dirinya sudah lebih dari bersyukur. Walaupun terkadang dirinya anak bandel yang membuat Sungwoon sakit kepala karena tingkahnya.
"Suaramu berisik sekali oppa!"
"Terserah! Cepat bangun dan mandi. Bukannya kau masuk pagi!"
"Kenapa tidak dari tadi!!!!!" Hyerin histeris sendiri dan melangkah kakinya tergesa-gesa menuju kamar mandi. Andaikan malam tadi dia tidak terlalu fokus dengan apa yang ia baca, bisa dipastikan pagi ini dia tidak akan terlambat bangun.
Sungwoon fokus pada sarapan yang dibuatnya tadi, hanya sedikit tapi dipastikan bisa membuat perut mereka terisi. Hyerin baru saja menghampiri meja makan dimana Sungwoon sudah menunggunya disana. "Oppa nanti aku pulang sedikit terlambat, aku hari ini juga kosong part time"
"Kau mau kemana?"
"Aku ada janji dengan Daniel untuk menonton pertunjukkannya. Apa mau ikut? Daniel tampil hari ini"
"Aku tidak janji.. Hari ini banyak sekali pekerjaan yang dilakukan"
Hyerin tampak mendengus sebentar "Setiap hari kau juga selalu bertemu dengan banyak pekerjaan"
"Oppa.."
"Hm?"
"Jika aku bekerja ditempatmu menjadi make up artis bagaimana?"
Uhuk
"Ahhh kenapaaaa"
"Tidak.. Kau tidak perlu bekerja ditempatku" Sungwoon sedikit terbatuk dan meminum air minumnya segera. Terlalu terkejut dengan apa yang dikatakan Hyerin "Kenapa apa ada masalah?" Hyerin bertanya dengan polosnya
"Kau akan kekurangan waktu santaimu Hyerin-ah. Make up artis tidak segampang yang kau kira. Lagipula kau juga menjadi model pakaian online bukan? Itu sudah cukup untukmu. Jangan terlalu banyak mengambil part tim"
"Apa sulit? Aku juga pandai dalam bidang itu, oppa tahu sendiri bukan? Aku hanya ingin membantu mengurangi bebanmu"
Sungwoon terdiam sejenak sirinya kembali terkejut dengan perkataan adiknya lagi "Sangat repot. Aku tidak terbebani sama sekali.. Buktinya kita baik-baik saja bukan? Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Kau masih memiliki kewajiban, fokus pada kuliahmu" Hyerin hanya mengerjapkan kedua matanya berkali-kali. Sungwoon selalu begitu.
"Kau dimana?"
"Aku masih ada kelas Niel-ah.. Kemungkinan sebentar lagi selesai.. Kau sudah keluar?"
"Baru saja.. Kalau begitu aku menunggu di kantin saja ya bersama temanku"
"Baiklah, maafkan aku telat nanti"
"Tidak masalah.."
Daniel kembali memasukkan handphonenya di saku celananya dan berjalan bersama seseorang di sampingnya juniornya sekaligus temannya.
"Hyung, kau nanti tampil bersama siapa?" Tanya seorang lelaki disampingnya yang postur tubuhnya lebih pendek dari dirinya "Aku tidak tahu Jihoon-ah, yang jelas mereka berkata dia sangat pandai"
"Eeii hyung~ kau juga sangat pandai tahu..." Jihoon tertawa pelan ketika mendengar perkataan Daniel, bagaimana bisa seniornya berbicara seperti itu jika aslinya Daniel juga sangat berbakat dalam hal menari.
"Kita ke kantin saja ya.. Aku menunggu temanku"
"Oh iya? Baiklah tidak masalah.."
"Jadi nanti kau akan menonton dengannya, dia juga datang hari ini"
"Benarkah? Akhirnya aku tidak sendiri juga hahaha" Jihoon tertawa semangat, berbeda dengan nada tawanya yang tadi. Daniel hanya menyunggingkan senyumnya. Daniel akui juniornya yang satu ini memang sangat menggemaskan. Maka dari itu Daniel sangat dekat dengannya bahkan membiarkan Jihoon memanggilnya 'Hyung' "Jadi kau tidak mau kalau menontonnya sendiri?"
"Tentu saja tidak. Aku sendirian diantara banyaknya kerumunan orang? Tidak tidak"
"Yakin? Aku malah bertaruh kau akan diam membantu nanti, canggung dengan temanku. Kau kan seperti itu" Daniel balik menertawai Jihoon. Jihoon seperti itu jika berdekatan dengan orang yang baru dikenalnya ia akan dia seperti patung, terlalu malu~ kkhhhh
"Diamlah hyung.. Yang penting aku tidak sendiri"
"Hyung? Apa dia juga satu jurusan denganmu? Apa aku pernah melihatnya?" -Sambungnya lagi,
"Kau tidak pernah melihatnya.. Dia anak jurusan akting"
"Ah pantas saja.. Aku tidak pernah memasuki kawasan disana haha Karena tidak ada yang kukenal" Jihoon hanya tertawa pelan menampilkan deretan giginya pada Daniel dan mengusap belakang rambutnya. "Dia perempuan.. Hati-hati saja"
"Benarkah? Apa dia kekasihmu hyung?"
APA?!
Rahang Daniel hampir saja terlepas dari tempatnya ketika mendengar pernyataan Jihoon.
"Kekasih apanya!? Aku terlalu pusing jika bersamanya. Apalagi menjadi kekasihnya" Daniel sedikit meninggikan intonasi suaranya dan berhasil menarik perhatian dari beberapanorang di kantin. Mereka sudah sampai sejak tadi~
"Hyung biasanya orang yang tipe sepertimu ini, ujung-ujungnya kalian menjadi sepasang kekasih
"Astagaaa berhetilah mengoceh tidak jelas dan makan rotimu!" Daniel membeikan potongan roti yang cukup besar dan memasukkannya kedalam mulut Jihoon saat itu juga. Jihoon tampak kaget dengan ulah Daniel saat ini, mulutnya sangat penuh. Namun dirinya menikmati roti yang diberikan seniornya.
Ting.. Dering handphone Daniel berbunyi, tanda pesan masuk.
"Niel-ah.. Aku sudah keluar aku ke kantin ya. Kau masih disana?"
Jemari Daniel mengetikkan balasan pesan dari Hyerin "Datanglah~"
"Hei.. Aku duluan ya" Hyerin memasukkan beberapa bukunya kedalan tas "Tumben sekali buru-buru. Ada janji?"
"Iya, Daniel sudah menungguku Jisoo-ya~"
Perempuan yang bernama Park Jisoo yang diketahui teman dekat Hyeri ini hanya tertawa pelan "Aku yakin kalian itu menjalin hubungan!"
"Hubungan kepalamu! Daahh" Setelahnya Hyerin meninggalkan Jisoo yang hanya diam menanggapi temannya.
Kedua iris matanya mencari dimana Daniel duduk ketika dirinya baru saja sampai di kantin. Fokus matanya langsung tertuju pada lelaki yang memakai kemeja luaran berwarna merah maroon, Daniel. Langkah kakinya langsung saja menghampiri dimana Daniel duduk.
"Niel-ah~~"
DEG
"ARGHH!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother - BTS Ft Park Jihoon
FanfictionKebanyakan orang bilang saudara itu segalanya, keluarga itu utamanya, tolong menolong itu sudah kodratnya. Nyawa di bayar nyawa, darah di bayar darah, luka di bayar luka. Apalagi ketika kita memiliki saudara kembar, ikatan batin akan sangat kuat. Ti...