Chanyeol menekan tombol pada kunci mobilnya sambil terus berjalan mendekati mobil kelabu di hadapannya. Minhee dengan cepat meraih tangan Chanyeol untuk menghentikan langkahnya.
"Kita mau kemana?" Chanyeol menengok kepada Minhee.
"Makanlah, kamu belum makan kan?" Tanya Chanyeol balik dengan tatapan bingung.
Minhee melepaskan tangan Chanyeol setelah sadar lalu mengusap pahanya sendiri dengan canggung, "Oppa.. sebenernya kerjaanku masih banyak jadi kala--"
"Kalau gitu kita makan di deket sini aja" Chanyeol menekan tombol kunci mobilnya lagi agar terkunci kembali, "pokoknya kamu harus makan"
Minhee tak menjawab, tanpa basa-basi Chanyeol lalu menarik tangan Minhee, "Udah, ayo!"
"TUNGGU!" Minhee kembali menekankan kakinya pada tanah agar dapat menahan tarikan Chanyeol, "Kalau gitu.. aku yang pilih ya?"
Chanyeol tersenyum, "Kalau begitu, ayo!" Kemudian Minhee berbalik menarik tangan Chanyeol
***
Dyo memandangi dari balik kaca mobilnya yang gelap yang sedikit jauh dari Minhee dan Chanyeol. Gerak-gerik Chanyeol sangat mencurigakan di mata Dyo, ia terus mengutuk pelan Chanyeol di bawah nafasnya, sampai ia melihat Minhee lah yang menarik tangan Chanyeol dengan senyuman terlukis di wajah keduanya.
Ada rasa kecewa yang teramat dalam diri Dyo. Ia ingin marah, ingin rasanya ia pergi kesana dan mencegat kedua orang tersebut sembari memaki, namun ada perasaan tak sanggup memarahi orang yang dicintainya. Ia menunduk tak sanggup melihat kerjadian selanjutnya. Ia lalu menekan pedal gas tanpa melirik kembali kedua orang yang sebelumnya ia amati.
***
"Selamat makan.." ucap Minhee dan Chanyeol bersamaan, lalu mereka mulai menyeruput udon yang mereka pesan di restoran jepang terdekat, hanya 5 menit berjalan kaki dari kantor.
"Wah~" ucap Minhee puas setelah merasakan kuah dari masakan jepang itu.
Chanyeol hanya terkekeh kecil melihat ekspresi tulus dari wajah Minhee, "Min, kamu gak dicariin suamimu?"
"OIYA!" Wajah Minhee berubah drastis menjadi wajah panik, "Waaah hpku ketinggalan di kantor"
"Mau pake hpku?" Chanyeol menyodorkan hpnya.
Minhee hampir mengambil hp Chanyeol, namun terlintas di pikirannya, 'kalau aku telepon lewat hp Chanyeol oppa.. mas Dyo bakal mikir macem-macem lagi..'
"Uh.. gausah deh oppa, nanti aja aku pake hp sendiri" tolak Minhee.
"Hmm yaudah.." lalu Chanyeol melanjutkan makan, sedang Minhee tenggelam dalam pikirannya mengingat seharusnya ia tak dekat-dekat dengan Chanyeol sesuai permintaan Dyo.
"Kenapa gak makan?" Tanya Chanyeol membuat Minhee tersadar lalu mulai melanjutkan makannya.
.
.
."Hati-hati oppa!" Minhee melambaikan tangannya ke arah mobil Chanyeol yang bergerak menjauhi gedung kantornya.
"AH! KOPINYA TAE! Hampir aja lupaa"
Minhee lalu berjalan ke arah vending machine di lobi dan memilih kopi hitam kesukaan Taehyung asistennya."Ini, Tae"
"Makasih bu~ Best Boss Ever!" Taehyung mengacungkan jempolnya sambil tersenyum kotak.
Minhee tersenyum lalu masuk ke dalam biliknya, "Oh no!" Minhee menemukan hpnya mati kemudian buru-buru men-charge hpnya tersebut. Beberapa detik kemudian terpampang pemberitahuan panggilan tak terjawab dari Dyo. Minhee dengan gesit menelepon balik Dyo, namun tak ada jawaban.
-cc-
An:
Update faster than what I said on my board, cause I come home faster than I expected too :DSemoga suka chapter nyaaa ><
Leave comments and vote, yes!-ag
KAMU SEDANG MEMBACA
Never be Us || dks
FanfictionSemua berawal dari "We do" Judul ama isi belum tentu sinkron //har har// ⚠bahasa amburegul, bisa jadi ada typo⚠