Sadar

1.8K 183 5
                                    

"Jadi gitu, Tae.." tepat waktu mereka sampai di basement parkir apartment Minseok, Minhee selesai menceritakan semua yang terjadi pada teman 'baru' nya.

Tak menjawab, Tae hanya keluar mobil dan membukakan pintu Minhee. "Kok kamu diem aja sih, Tae?!" Tanya Minhee agak tersinggung. Jelas saja, Minhee sudah cerita panjang lebar namun Tae malah terlihat tidak peduli.

Sambil berjalan, Taehyung pun akhirnya buka mulut, "Min, tapi jangan marah yak.."

Minhee mengerutkan alisnya, "Emang kenapa?"

"Janji dulu!"

"Iya, janji.."

"Sebenernya gue udah tau sebagian dari cerita lo.."

Minhee terbelalak kaget, ia sampai refleks berhenti berjalan, "HAH? KOK BISA?!"

Taehyung menghela nafas berat, "Waktu kejadian itu... Gue ada di situ"

Minhee mengerti yang dimaksud 'kejadian itu' adalah saat Dyo mencium pasiennya. Namun Minhee masih terlalu kaget untuk bereaksi, Taehyung melanjutkan bicaranya.

"Waktu itu gue baru mindahin barang lu ke rumah sakit, terus ketemu Baekhyun, dia bantuin gue. Nah pas gue ama Baekhyun jalan keluar rumah sakit.. ya gitu lah" Taehyung membalikkan badannya yang membelakangi Minhee beberapa langkah di depan Minhee.

Berjalan mendekat, "Dan di saat gue udah berniat nonjok muka suami lu, gue juga liat lu pelukan ama Chanyeol..." Taehyung tersenyum melas, "Gue jadi bingung. Karena, di mata gue, kalian berdua salah"

Ucapan Taehyung menembus dada Minhee. Sakit rasanya setelah Minhee menyadari kenyataan bahwa tak seluruhnya kesalahan Dyo.

"Karena kita udah sampe di depan pintu apar nya Minseok--" ucap Taehyung buru-buru mengganti suasana, "Dan gue masih banyak kerjaan.. gue duluan ya Min.. Bye~" Dengan cepat Taehyung melambaikan tangan dan berjalan menuju lift untuk pergi.

Sedetik setelah Taehyung masuk ke lift Minhee baru sadar dan langsung masuk ke apartment abangnya.

Terduduk dengan tatapan kosong ke TV yang mati. Pikirannya dipenuhi dengan ucapan Taehyung. Sedikit demi sedikit terkilas saat-saat dia bersama Chanyeol.

"Mas Dyo udah nyuruh aku jauhin Chanyeol.. tapi kenapa aku--" tetes air mata mulai jatuh, sadar akan kesalahannya.

***
Air mata lelaki ini pun jatuh tanpa dapat ia kendalikan. Penyesalan dan rasa bersalah memenuhi dirinya.

Ia sudah rindu istrinya, yang bahkan tak bisa ia temui untuk saat ini. Ia ingin tahu kabarnya, apa istrinya sudah sampai dengan selamat? Tapi ia bahkan tak pantas untuk menanyakan itu pada istrinya maupun keluarga besannya.

Dering telepon ponselnya berbunyi, namun ia sedang tidak bisa menerima telepon dari siapapun. Namun setelah beberapa kali ia abaikan, telepon itu kembali masuk, memaksanya mengangkat.

"Dokter Kyungsoo?! akhirnya anda mengangkat!!" Suara wanita, suster di bagian VVIP, terdengar panik dan lega disaat bersamaan.

"Ya, ada apa?"

"Dok, ini pasien Choi Hyein tiba-tiba jatuh lalu tidak sadarkan diri!"

"Saya akan ke sana!"

.
.
.

"Apa yang terjadi?" Dyo baru saja selesai ganti baju, dan sedang mengenakan jas nya sambil berjalan cepat ke arah ruang operasi.

"Saya menemukan pasien sudah terjatuh dari kasur, sepertinya pasien berusaha berdiri. Lalu pasien di tangani dokter Byungho, dan di bawa ke ruang operasi, dia bilang kepalanya terbentur keras"

***
Ingin meneleponnya. Ingin pulang. Namun ego terlalu besar. 'Tapi Mas Dyo kan lebih parah! Aku enggak pernah cium Chanyeol Oppa!' pikirnya.

Di ceknya ponsel di genggamannya, namun tidak ada notifikasi. "Huh? Dan gak ada telepon ato sms sama sekali?! Hish! Sayang enggak sih?!" Gerutu Minhee.

.
.
.
"Telepon.. enggak.. telepon." Kancing terakhir di bajunya yang sedari tadi ia hitung ulang akhirnya tetap menunjukkannya untuk menelepon Dyo.

"AAA Tapi nanti aku kesannya gampang banget!!" Ia mengacak-acak rambut pendeknya yang sudah mulai menyentuk bahu, "OH!"

diraihnya ponselnya, bukan menelepon Dyo, ia justru menelepon abangnya.

"Ada apa?"

"Bang, minta tolong dong"

"Apa?"

"Teleponin Mas Dyo. Tanyain lagi apa... Gitu"

"Haish... Kamu ini--"

"Plis bang~"

"Iya deh.."

"MAKASIH BANG~ kalo udah, telepon aku ya! Bye~"

Dengan cepat ditutup teleponnya. Ia menunggu telepon balik dari abangnya.

1 menit.. 2 menit... 10 menit.. 15 menit..

Drrrtt

"HALO?!" ucapnya dengan semangat

"Gak diangkat, dek"

Seketika hatinya kembali kelabu.

-cc-

Curi-curi waktu ye kan... //Begadang padahal bsk kegiatan pagi//

Doakan saya bisa sering2 curi waktu yes 😭😭😭😭

Makasi udh terus baca... Semoga suka ya~ maaf kalo saya mengecewakan kalian.. entah karna update lama/cerita abal.. mohon dimaafkan+dimaklumi 😢😢

-ag

Never be Us || dksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang