"Oppa.. apa aku bakal lumpuh selamanya?" Hyein menatap penuh harap.
Walau Hyein sering bercanda kepadanya, Dyo tahu tatapan itu penuh keseriusan. Ia menghembuskan nafas berat, "Hyein-sshi.."
"Oppa.. aku masih 19 tahun.. aku bahkan belum punya kekasih, aku sengaja menunggu genap 20 tahun.. tapi--" Hyein mencoba menahan air matanya namun tetap jatuh, "Tapi ini apa?!" Ia sudah tidak kuat menahan sesak di dadanya. Sejak Hyein bangun dari sadarnya, sejak ia tahu ia lumpuh, ia depresi berat, namun ia hanya diam. Ia merasa tak ada yang akan mengerti.
"Hyein-sshi.."
"Maafkan aku, Oppa.. tapi sejak aku sadar dari koma, aku, dalam hatiku, selalu menyalahkan oppa.. Kenapa oppa menyelamatkanku?! Kenapa oppa menyelamatkanku saat oppa tahu aku akan lumpuh pada akhirnya?! Kenapa, Oppa?!" Hyein menangis sendu, ia menundukkan kepalanya tak sanggup menatap Dyo.
Di sisi lain Dyo tak tahu harus berkata apa. Belum pernah ia disalahkan karena berhasil menyelamatman pasien. "Hyein-sshi.. mianhae (re: maaf).." adalah satu-satunya kalimat yang sanggup Dyo ucapkan.
"Sekarang aku lumpuh.. wajahku penuh luka.. begitu pula tubuhku.." Hyein mengusap air matanya mencoba menegarkan hatinya, "Waah~ aku rasa aku akan jadi perawan tua" Hyein tertawa miris sambil mecoba membendung air matanya dengan menatap langit.
"Anda tetap cantik walau bagaimana pun juga, Hyein-sshi" ucap Dyo mencoba menenangkan Hyein.
Hyein tertawa, "Aku tahu Oppa hanya berusaha menenangkan ku.." ia mengangkat wajahnya, melihat sekeliling, "Aku yakin semua orang di taman ini melihat ku, jijik.."
"Hyein-sshi--"
"Oppa tak mengerti.. Oppa sudah mempunyai istri yang akan selalu menadang Oppa lelaki terbaik bagaimana pun oppa jadinya nanti.." Hyein menyelak, "Tapi aku punya apa.. Bahkan dokter ku sendiri jijik bila aku panggil 'oppa'"
Dyo merasa dadanya sesak, ia sedih melihat pasiennya sedih akibat di tolongnya. Bahkan ucapannya pun tak lagi di dengarnya. Ia menggenggam tangan Hyein, membuat Hyein melihat Dyo kaget. Tanpa aba-aba Dyo melekatkan bibirnya pada bibir Hyein.
Hyein yang masih kosong pikirannya hanya dapat melotot kaget. Sebelum 5 detik terlewat, Dyo telah melepaskan ciumannya, "Anda tetap cantik walau bagaimana pun kondisinya, Hyein-sshi" ucap Dyo lagi.
***
"Min.." Chanyeol dengan cepat membalikkan badannya menghadap Minhee agar menutupi Dyo dengan tubuhnya. Minhee tak menjawab, ia seakan membeku.
Chanyeol seketika memeluk Minhee yang telah meneteskan air matanya. "Aku di sini, Min.." bisik Chanyeol kepada Minhee di antara pelukannya.
***
"Makasih ya, Baekhyun-sshi""Baekhyun aja cukup" ujarnya, "Ya.. sama-sama.. ayo gue anter ke depan"
Saat Taehyung masuk ke gedung utama dan mencari ruangan Minhee, ia bertemu Baekhyun sehingga Baekhyun akhirnya mengantarnya ke ruangan Minhee.
Mereka berjalan keluar gedung sembari berbincang untuk berkenalan. "OH MY GOD!" Teriak Baekhyun tiba-tiba sambil menahan dada Taehyung tanpa sadar, membuat Taehyung ikut berhenti lalu menoleh ke arah pandangan Baekhyun.
Mata Taehyung terbuka lebar, "PAK KYUNGSOO?!" Taehyung buru-buru berjalan ke arah Dyo namun cepat di tahan Baekhyun.
"Lepasin, Baek--" Baekhyun menggeleng mantap laku menunjukkan jarinya ke arah Minhee yang sedang dipeluk Chanyeol.
"BU MINHEE?!"
***
Chanyeol membawa Minhee kembali ke mobilnya. Chanyeol mulai menjalankan mobilnya tanpa arah, mengetahui Minhee hanya butuh ketenangan.Chanyeol berkeliling Seoul hingga sekitar 2 jam, lalu ia masuk toll untuk pergi ke luar kota. "Kita mau kemana?"
"Laut"
***
"Dia pasien barunya dokter Kyungsoo dari VVIP class. Kalau Chanyeol itu... Ceritanya agak panjang""Gue nyimak" jawab Tae tegas, Baekhyun pun bercerita mulai dari pertama Chanyeol bertemu Minhee sampai ia mulai mendekati Minhee.
.
."Hmm.. jadi Bu Minhee awalnya ada niatan deketin dokter Chanyeol juga..,"
"Ya, tapi itu kayaknya karena waktu itu Minhee belum suka sama Dokter Kyungsoo.. sampe akhirnya tiba-tiba dia ngaku kalo dia istrinya dokter Kyungsoo, jadi kayaknya waktu itu dia baru suka sama Dokter Kyungsoo"
"Hmm..." Taehyung manggut-manggut, "Kalau tentang pasien VVIP itu??"
"Ah yang itu gue belum tahu... Pasien VVIP mah susah nyari gosipnya" ujar Baekhyun kesal sendiri. Sebenarnya ia dari dulu selalu penasaran dengan pasien-pasien VVIP. Namun sampai ia menjadi perawat Sehun pun, tetap saja ia tak bisa mencari berita tentang pasien lainnya.
(An: Bagi yg lupa, sehun tuh pasien vvip, anaknya pemilih bank osh)
"Ah! Pusing gue.. gue pikir pak Kyungsoo orang baik-baik.. taunya.."
"Ihhhh gue pikir juga gitu" seru Baekhyun menyetujui.
"Gue jadi enggak enak sama Bu Minhee.. gue tahu banget bu Minhee tuh orangnya polos.. kalo baru pertama kali suka sama orang udah di giniin, gue takut Bu Minhee trauma" Taehyung memandang kosong ke depan, "Dulu temen gue ada yang trauma gara-gara begini.. pacar pertamanya selingkuh.."
"Ah! Lu mah bikin takut aja, Tae!" Baekhyun memukul lengan Taehyung, membuat Taehyung kesakitan.
"Iyaa iyaa sorry.." Taehyung meminta maaf dengan terpaksa, "Aduh.. ini gue cerita ke abangnya Bu Minhee gak ya.."
-cc-
An:
Makasi dah baca smuahhhh :*Tinggalin komen ama vote yes :3
-ag
KAMU SEDANG MEMBACA
Never be Us || dks
FanfictionSemua berawal dari "We do" Judul ama isi belum tentu sinkron //har har// ⚠bahasa amburegul, bisa jadi ada typo⚠