"KALO MAS SUKA SAMA AKU, KENAPA MAS CIUM PEREMPUAN ITU?!"
Deg!
"Min, saya minta maaf.. waktu itu--"
"Waktu itu apa? Mana ada alasan buat nyium orang selain karena suka?! Mau bilang enggak sengaja? Mana ada ciuman enggak sengaja, Mas?!" Bentak Minhee lagi. Ia berlari masuk meninggalkan Dyo di ruang tamu, sedang ia masuk kamarnya.
Sambil terus mengutuk Dyo, Minhee mengemasi barang-barangnya ke dalam koper besar tanpa menyadari Dyo sudah berdiri di belakangnya, sehingga saat ia berbalik badan wajahnya tepat berpapasan dengan wajah Dyo. Kaget, Minhee hampir terjatuh namun Dyo menahannya.
"Saya tahu saya salah. Saya tahu kamu enggak bakal maafin saya. Saya juga tahu saya tak pantas untuk dimaafkan. Tapi, setidaknya tolong denger cerita aslinya" ucap Dyo pelan dengan wajah yang serius.
Minhee yang masih menahan malu karena hampir terjatuh, ditambah karena wajahnya sangat dekat dengan Dyo pun hanya terdiam dan terpaksa mendengarkan Dyo.
Dyo mendudukkan Minhee di pinggir ranjang, begitu juga dirinya. Dengan perlahan ia mulai bicara, "Dia itu pasien saya. Dia bilang dia marah pada saya karena saya menolongnya setelah kecelakaannya tempo hari"
"Dia marah karena dia merasa seperti buruk rupa karena kelumpuhannya dan luka-lukanya" lanjut Dyo, "Dia masih muda, Min.. dia bilang dia belum pernah merasakan cinta tapi dia merasa sudah tak bisa dicintai"
Minhee masih terdiam, sedikit kaget dengan panggilan Dyo. Tak biasanya Dyo memanggil namanya. "Minhee-ya" ucap Dyo lagi kembali membuat dada Minhee berpacu, "Saat itu saya enggak tahu harus apa. Saya sudah bilang padanya kalau dia tetap bisa dicintai dan mencintai, tapi--"
"Cukup, Mas.. aku ngerti maksud cerita Mas.." potong Minhee, "Tolong beri aku waktu sendiri, Mas.. untuk sementara aku mau pulang dulu.."
Rasanya Dyo hancur, tapi ia sadar apa yang telah ia perbuat. Ia hanya merelakan Minhee menutup kopernya dan pergi meninggalkannya di kasur besar itu sendiri. Tanpa kendali dirinya, Dyo pun meneteskan air mata. Namun di balik pintu, tanpa sepengetahuan Dyo, Minhee pun juga.
***
"KAMU KENAPA, MIN??!!"
Terbuka pintu ruang kerja Minseok, memampangkan Minhee dengan koper besarnya dan wajahnya yang basah.
"HEUNG... ABANG~" Minhee menangis seperti anak kecil tanpa bisa melangkah lagi, hanya berdiri di depan pintu. Minseok pun berlari memeluknya.
"Kamu kenapa, Min..?"
"HUWAAAAAA" Bukannya mereda, tangisan Minhee makin meledak.
***
Dyo memandangi layar ponselnya yang menampilkan foto pernikahannya. Matanya terfokus pada Minhee dalam gaunnya."Apa yang telah saya lakukan.." bisiknya sambil menutup matanya menahan sesal.
//Bbzzt//
1 new messageDibukanya dengan cepat, dengan harap pesan dari Minhee. Alih alih pesan dari sunbaenya yang mengingatkan jadwal kerjanya esok. Dengan kesal dilemparnya ponselnya jauh-jauh.
***
"AWAS KAMU KYUNGSOO!!""TUNGGU BANG!" Minhee menahan Minseok yang hendak pergi, "Tapi... Aku masi suka sama mas Dyo!! HUWAAAAA~" Minhee kembali merengek.
Minseok kembali memeluk adiknya yang kekanakan itu dengan sabar, "Ngeliat kamu gini, abang jadi makin takut nikah" ucap nya pelan, namun terdengar oleh Minhee yang membuatnya makin sedih.
"Udah dong dek, nangisnya... Abang kan juga mau kerja.. tuh liat, sekarang kemeja abang tembus pandang kan.." benar saja. Kemeja putih Minseok sudah basah oleh air mata Minhee.
"Hik.. maaf, bang... Hik" jawab Minhee sesegukan.
"Kamu ke apartment abang aja lah.. password nya nanti abang sms-in"
"Hik.. aku kesananya gimana? Hik"
"Minta Tae gih.. sekalian minta tolong Tae ambilin baju ganti buat abang"
"Yaudah deh.. hik.. makasi ya.. hik abang ku~"
Minhee pun dengan cepat meng-sms Tae untuk datang ke ruangan Minseok dengan membawa baju ganti yang selalu di siapkan di kantor.
.
.Taehyung sesekali mengintip Minhee dari spion, ragu untuk mengajak bicara. "Um.. bu?"
"Hmm" jawab Minhee tanpa memalingkan wajahnya dari jendela mobil.
"Ibu gak mau cerita ke saya?"
"Maksud mu, Tae" Minhee melirikkan matanya ke arah spion untuk melihat Taehyung balik.
"Ya... Semua orang juga bisa liat Ibu lagi sedih"
"Oh.." Minhee kembali menyandarkan kepalanya ke jendela,
"Saya teman yang dapat di percaya kok, bu" ucap Tae meyakinkan
"Tae, kalau kita temen, panggil nama saya aja. Gausah pake 'bu'.. lagian umur kita ga jauh"
"Siap, Bu! Eh.. Min..(?)"
"Ahahaha"Minhee tertawa kecil melihat Taehyung gelagapan, Tae pun akhirnya ikut tertawa.
-cc-
Mumpung ada waktu, sempetin update.. kyknya ini juga bakal apdet 1 chap doang trus balik cuti Wattpad lagi :""
Sorry ya guys cuti mulu.. ini saya lagi in a real definition of 'sibuk'... Sampe mau nangis saya tuu 😅
Maaf klo chapnya ga asik, tp semoga enjoy reading nya yes
C u again, guys
-ag
KAMU SEDANG MEMBACA
Never be Us || dks
FanfictionSemua berawal dari "We do" Judul ama isi belum tentu sinkron //har har// ⚠bahasa amburegul, bisa jadi ada typo⚠