Jangan-Jangan

1.6K 171 0
                                    

Chanyeol mendekati Minhee yang sudah 45 menit diam memandangi matahari terbenam dengan sendu. Ia berusaha merangkulnya, namun buru-buru Minhee melepaskan tangan Chanyeol dari pundaknya, "Kalau aku memeluk Oppa balik.. apa bedanya aku dengan Mas Dyo?" Ucapnya tanpa menoleh sedikitpun pada Chanyeol.

"Maaf.. aku hanya--"

"Tidak apa, Oppa.. terima kasih sudah peduli" Minhee memutar tubuhnya tepat setelah matahari hilang. Ia berjalan menyusuri pantai, sesekali mendekatkan diri ke laut, membasahi kakinya. Chanyeol hanya mengikuti jalannya Minhee tanpa suara.

Sampai seketika Minhee berhenti karena Chanyeol menahan bahunya, membuat Minhee menoleh ke belakang, "Ayo Min, kita pergi.. sudah gelap, dingin" Chanyeol memberikan matelnya kepada Minhee.

Tak menolak, Minhee membalut dirinya dengan mantel pemberian Chanyeol sambari berjalan balik menuju mobil. "Tapi.." ujarnya hampir tak terdengar oleh Chanyeol yang masih mengekor.

"Aku belum mau pulang"

***
Merah sudah wajah Hyein. Namun ia sendiri tak tahu harus merasakan senang atau bersalah.

Setelah ciuman itu Hyein jadi terus diam, sedangkan Dyo hanya bertingkah seperti tak terjadi apa-apa dan mendorong Hyein kembali ke kamarnya.

Saat sampai ruangannya, Dyo membopong Hyein ke kasurya dan hendak pergi sampai Hyein buka mulut, "Dokter tak perlu melakukan hal itu.. dokter sudah punya istri"

Seketika hati Dyo terasa seperti  tertusuk. Memang sudah ada perasaan bersalah sejak ia mencium Hyein, tapi saat Hyein bicara, rasa bersalah itu memuncak.

"Aku minta maaf sudah berbicara berlebihan, dan terima kasih sudah mengingatkanku, dok.. aku harap dokter bisa langsung bicara dengan istri dokter tentang hal ini" lanjut Hyein, "Dan aku harap istri dokter memaafkan"

Dyo tetap diam walau dalam hati berharap yang sama. Ia lalu berjalan keluar ruangan Hyein. Mengingat tak ada jadwal lagi, ia berlari pulang.

***
"Lalu, kamu mau kemana?" Tanya Chanyeol sesampainya mereka di mobil.

"Gangnam" ucap Minhee tegas namun dengan nada tak peduli. Chanyeol pun mulai mengemudikan mobilnya.

"Mau apa di Gangnam?"

"Kita minum. Aku traktir."

Ada perasaan tidak enak dalam diri Chanyeol, namun ia sendiri tak kuat melarang Minhee.

.
.

"Min.. cukup" Chanyeol menahan tangan Minhee yang sudah memegang gelas.

Mereka berakhir di salah satu bar mewah di Gangnam. Minhee telah meminum tiga gelas alkohol kuat, membuatnya sudah mulai melantur.

"Ugh! Awas!" Minhee menepis tangan Chanyeol dengan kuat, membuat alkoholnya ikut tumpah, "Heee?? Kemana airnya??" Ucapnya saat akan meneguk.

"YA! KENAPA KAMU MEMBERIKU GELAS KOSONG?!" teriak Minhee pada bartender. Chanyeol buru-buru membekap mulut Minhee dan meminta maaf pada bartender tersebut dan orang-orang di sekitarnya.

Ia menyeret Minhee paksa kembali ke mobil. Minhee jelas memberontak, namun tepat saat Minhee duduk di kursi mobil, ia langsung tertidur.

Chanyeol pusing sendiri akan Minhee, bingung harus membawanya kemana. Sampai handphone Minhee berdering.

Incoming calls: Mas Dyo

"Udah jam 11 malam baru telefon? Dari tadi kemana?" Lirih Chanyeol.

***
Dyo berniat akan langsung meminta maaf saat Minhee pulang, ia akan menceritakan semuanya seperti yang Hyein bilang. Ia sengaja mampir ke toko bunga sebagai permintaan maafnya.

Sesampainya di rumah, ia belum menemukan keberadaan Minhee, 'Mungkin masih di kantor' pikirnya. Sehingga ia memilih untuk memasak makan malam untuk mereka berdua nanti.

Ditunggunya sambil menonton TV, namun sampai jam 11 pun belum juga pulang. Ditelefonnya Minhee, namun tak diangkat.

Akhirnya dengan berat hati ia menelepon kakak iparnya malam-malam.

"Halo?"

"Halo.. bang.. maaf ganggu malem-malem"

"Iya.. kenapa kyung?"

"Minhee masih di kantor, bang?"

"Bentar" Minseok yang sedari tadi berada di ruangannya segera berdiri berjalan menuju ruangan Minhee, "Enggak tuh.. dia malah seharusnya hari ini udah pindah balik ke rumah sakit.. emang ga ketemu?"

DEG! Seketika jantung Dyo bekerja dua kali lipat, "Eng.. enggak tuh bang.. yaudah deh, makasi bang"

"Minhee ilang lagi?"

"Em.. enggak tahu sih bang, mungkin masih di rumah sakit"

"Yaudah cari dulu gih"

"Ya, makasih bang"

"Yo~"

Ditutupnya panggilan itu. Dadanya berpacu kencang, perasaan tidak enak pun menggebu. 'Jangan-jangan Minhee lihat... Ah gak mungkin!' pikirannya liar sudah.

***
Kembali masuk telepon dari Dyo ke handphone Minhee, membuat Chanyeol terganggu, sehingga ia matikan sengaja handphone Minhee.

Pada akhirnya Chanyeol membawa Minhee ke apartment nya. Tidak punya niat jahat, ia menidurkan Minhee di ranjangnya sementara ia tidur di sofa.

***
"Ngapain dokter nyariin Minhee?!" Tanya Baekhyun sinis.

Dyo mengerutkan dahinya, "Tolong katakan saja dia di mana, Baek.." ujah Dyo pasrah.

"Buat apa mikirin Minhee?! Urus aja pasien tajir lu itu!" Bentak Baekhyun kesal lalu pergi meninggalkan Dyo.

'Astaga.. Baekhyun lihat.. jangan-jangan Minhee..'

-cc-

An:
Sorry late 1 hari😭

Makasi udh bacaaaa vomment yesss :3

-ag

Never be Us || dksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang