"Kyungsoo.. gimana kabar Minhee?" Presdir membuka pembicaraan sebagai 'ayah.'
"Baik, pa" jawab Dyo setelah mengembalikan buku menu makanan kepada pelayan.
"Kapan Papa dapet berita Minhee hamil? Mamamu itu enggak sabaran" tuan Do tertawa
"Doakan saja, Pa.." Dyo tersenyum malu, "Papa ngajak ke sini cuma mau nanyain itu?"
Tuan Do berhenti tertawa, wajahnya berubah serius kembali, "Ya sebenarnya, Saya mau memberimu pasien" Tuan Do kini berubah kembali menjadi 'presdir'
Dyo mengerti yang dimaksud adalah pasien gedung depan, yang biasanya hanya ditangani oleh dokter-dokter senior, "Bapak tidak bercanda?" tanya Dyo tanpa sadar
Pak Presdir tertawa, "Saya tidak pernah bercanda mengenai pasien" jawabnya dengan tatapan intens
Dyo menelan ludah. Ia merasa deg-degan karena mendapat pasien VVIP yang berarti tanggung jawabnya semakin besar, namun juga merasa sangat senang. "Terima kasih, Pak. Saya mohon dukungan dan bimbingannya" Dyo berdiri lalu menundukkan kepala sehingga hampir setara dengan meja
Pak Presdir tersenyum, "Duduklah" perintahnya, Dyo pun kambali Duduklah. Tepat setelah Dyo duduk makananpun datang, "Ya, mari kita rayakan ini, adeul-ah" ucapnya kembali menjadi 'ayah'
"Ngomong-ngomong.." sahut tuan Do lagi, "Kapan kamu mau bulan madu? Supaya cepet gitu beritanya.."
"UHUK"
***
1 New Message
Open|DismissPark Chanyeol: masi di kantor?
Minhee melirik jam dinding di ruangannya menunjukkan angka 6, "Woah udah jam segini aja" gumam Minhee pada dirinya sendiri.
Me: iya, masih
Park Chanyeol: turun lah, aku di lobby
Minheepun mengambil mantelnya lalu keluar ruangannya, menemukan Taehyung, asistennya, yang juga masih fokus kepada layar komputer.
"Tae, aku ke bawah dulu ya sebentar" seru Minhee
"Iya, Bu" ucap Taehyung mendangakkan kepalanya, "Bu, saya nitip beliin kopi dingin ya?"
Ya, Taehyung tetaplah Taehyung. Satu-satunya asisten di dunia ini yang berani seperti ini kepada bos nya. Dan seperti biasa Minhee yang memang pada dasarnya terlalu baik, "Iya.. black coffee kayak biasa kan?"
"Mantap, bu!" Taehyung mengacungkan jempolnya sedangkan Minhee hanya menggeleng kepalanya karena terkadang ia bingung siapa bos siapa asisten.
.
."Minhee-ya!" Chanyeol berdiri dari duduknya begitu melihat Minhee berjalan keluar dari lift.
Minhee berjalan mendekati Chanyeol, "Eoh.. Oppa.. ada apa?" Tanya Minhee to the point
"Udah makan?"
Minhee tersadar, lalu menggeleng pelan, "Belum"
"Kalau begitu, Ayo!"
***
"Minhee kenapa enggak ngangkat teleponnya ya?" Untuk ke lima kalinya panggilan Dyo dijawab oleh operator yang memberitahu bahwa panggilannya tidak terjawab.
Sudah jam setengah tujuh malam, jadwal Dyo sudah selesai setengah jam yang lalu, ia berniat menjemput Minhee namun Minhee tak kunjung dapat di hubungi.
Tanpa ambil pusing Dyo langsung saja mengarahkan stirnya ke kantor Minhee.
Sampai ia melihat Minhee berjalan keluar kantornya dengan seseorang berbadan kurus tinggi. "Park Chanyeol.."
-cc-
Maaf ya ceritanya kalo geje :"
Memang awalnya cerita tak ber-plot matang.. tapi sekarang udh matang (semoga) dan kayaknya bakal panjang cerita ini..Makasi udh baca
Vomment yaaa :))-ag
KAMU SEDANG MEMBACA
Never be Us || dks
FanfictionSemua berawal dari "We do" Judul ama isi belum tentu sinkron //har har// ⚠bahasa amburegul, bisa jadi ada typo⚠