O1

8.2K 595 37
                                    

"ENGGA MAH!!"

"POKOKNYA JENNIE GAK MAU!"

"JENNIE DENGERIN DULU!" Perempuan paruh baya itu ikut meninggikan suaranya.

"Ini demi kebaikan kamu, lagian juga dia anak temen mama, udah punya pekerjaan juga." Jelas perempuan itu yang adalah mama Jennie, namanya Chaerin.

"YA ITU SALAH MAMA, KENAPA NGEBUAT PERJANJIAN KONYOL JAMAN DULU." Perempuan bernama Jennie tetap tidak ingin menurunkan suaranya.

"JAMAN SEKARANG GA ADA YANG NAMANYA PENJODOHAN! KONYOL MAH KONYOL! JENNIE MASIH SMA, JENNIE MAU UN BENTAR LAGI!"

"POKOKNYA JENNIE GAK MAU!"

Chaerin dan Jiyong selaku orangtua Jennie hanya menghela nafas melihat anaknya menolak habis habisan perjodohan itu.

"Biarin aja dia tetap bersikeras gak mau, usaha gak mau dia gak akan membuahkan hasil mah. Mau gak mau dia harus ngelakuin akad nikah jumat ini. Tanggalnya cukup bagus untuk mereka berdua." Jiyong menenangkan istrinya yang sudah kewalahan mendengar ucapan Jennie.

"WHAT??!!! JUMAT? LUSA DONG YAH? AYAH MAU JENNIE MATI MUDA?"

"Jenjen sayang, sekarang kamu tidur dulu. Emosi kamu redain dulu, mama yakin kok kamu suka sama calon suami kamu, dia ganteng kok." Ucap Chaerin sambil mengelus penggung anaknya.

Jennie berjalan meninggalkan Chaerin dan Jiyong yang masih duduk di ruang santai milik keluarganya itu.

"POKOKNYA JENNIE GAK MAU!!"

Brak..

Jennie menutup pintu kamarnya kasar. Ia mengacak rambutnya frustasi, menurutnya pernikahan ini terlalu awal untuknya. Ia masih mencintai Taeyong, dan ia masih menjadi pacar dari Taeyong.

Dengan gusar Jennie melihat kearah luar kamarnya melalui jendela.

"SHI* NGAPAIN SIH BANYAK ORANG YANG JAGAIN RUMAH." Teriak Jennie dari kamarnya.

Ternyata Jiyong tidak sebodoh apa yang di pikiran Jennie, ternyata ayahnya itu sudah menyiapkan matang matang.

Jennie mengambil ponsel miliknya, ia ingin menelfon Jisoo saat itu juga, tapi sejenak ia terdiam.

"Gak anjir, gak boleh ada orang yang tau kalo gua mau nikah." Ucapnya sambil melempar iPhone miliknya sembarangan.

"Aaarrrghhhhhhh." Jennie mengacak rambutnya lagi dan lebih pilih diam.

🌾🌾🌾

Sementara itu, di kediaman keluarga mempelai lelaki.

"Hanbin, dari mana kamu?" Suara Seunghyun, selaku papah Hanbin membuatnya terkejut.

"Um, anu pah, kerjaan biasa." Jawab Hanbin santai.

"Ingetloh, kamu lusa akan menikah." Ucap Seunghyun santai.

Hanbin hanya mengangguk angguk malas mendengar ucapan sang papa.

"Lagian konyol gak sih Pah, Mah acara perjodohan segala." Ucap Hanbin malas.

"Ini demi kebaikan kamu, wanita pilihan Mama pasti kamu suka." Jelas Seunghyun.

"Hm iya Pah iya, Hanbin tidur dulu." Ucap Hanbin malas dan meninggalkan kedua orangtuanya.

Sesampainya di kamar, Hanbin langsung merebahkan dirinya di kasur miliknya.

"Nikah? Gua belom siap anjir." Ucapnya.

"Calon istri gua kaya apaan ya?"

"Nanti kalo gua salah ngucapin ijab kobulnya si Papah pasti marah."

"Lumayan lah tiap malem ada yang bisa gua isengin."

Drett...

Pesan masuk.

Seolbaby: Sayang, kamu udah sampe dirumah?

Hanbin membuang iPhone nya kasar ke tempat tidurnya. Saat ini Ia sedang tidak ingin di ganggu oleh siapapun.

.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Part O1 finished, part O2 di private ya bcs ada banyak somethingnya hahahahaha.
Next/unpub?

Marriage Life -JENBINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang