Jaewon sama Jennie udah sampai di sebuah restoran yang katanya itu adalah tempat acara temannya.
Jennie gak di vermak sama Jaewon kok, bedanya kali ini Jaewon cuma mengganti sendal jepit milik Jennie dengan high heels yang modis dan elegan.
Make up simple Jennie itu yang bikin Jaewon gemes.
"Jen gak mau gandeng tangan gue?" Tanya Jaewon sambil bercanda.
Jennie tertawa classy di hadapan Jaewon, "Apasih Kak, malu gua nya."
"Acara siapa sih Won?" Tanya Jennie.
Mereka berjalan berdampingan, menyusuri tempat makan dan mencari yang mempunyai acara.
"Acara temen gue." Jawab Jaewon.
Jennie menghela nafas, "Gua juga tau Kak."
Jaewon tertawa, "Acaranya pacarnya si Mino, lu tau kan Jen?"
Jennie terdiam, Jaewon cuma ngeliatin Jennie.
Anjir si Mino dulu yang sempet nembak gue waktu break sama Taeyong? Kok Kak Jaewon sialan. Ucap Jennie dalam hati.
"Iya Jen gua tau dulu si Mino pernah ngedeketin lu." Ucap Jaewon sambil tertawa.
"Ini acaranya Kak Irene." Tambah Jaewon.
Jennie mengangguk, untung dia juga kenal dengan Kak Irene, tapi kan dia gak di undang.
"Gua kan gak di undang Kak." Kata Jennie.
"Kan datengnya sama gue, gua yang minta." Ucap Jaewon kembali menarik tangannya Jennie.
"Jaewon?!" Sapa Irene dari tempat yang agak jauhan.
Langsung saja Jaewon menggandeng tangan Jennie untuk menghampiri Irene dan beberapa orang lainnya disana.
Dari kejauhan aja Jennie bisa ngeliat si Kak Mino sama Kak Irene lagi bersampingan, tapi tunggu dulu. Mereka lagi ngobrol sama pasangan lainnya.
"Mampus." Ucap Jennie pelan, tapi Jaewon bisa ngedenger sih.
"Kenapa Jen?" Tanya Jaewon.
Jennie menggeleng dan tersenyum.
Akhirnya mereka berdiri di samping pasangan lain dan di hadapan Irene Mino.
"Ren, happy birthday ya!" Ucap Jaewon sambil memberikan kado.
"Ah kok lu repot banget sih sampe ngasih ini?" Tanya Irene sambil menerima kado pemberian Jaewon.
Jennie cuma bisa senyum dan agak sedikit ngumpet di samping Jaewon.
"Kak Irene happy birthday ya!" Ucap Jennie sambil memberikan cipika cipikinya itu.
"Kamu sekarang sama Jaewon Jen?" Tanya Irene.
Jennie cuma bisa diem kikuk, karena seorang pria yang tak jauh darinya ngeliat dia dengan tatapan membunuh.
"Akhirnya Won, dapet juga si Jennie." Ledek Mino sambil menepuk pundak Jaewon.
Si Jaewon mah seneng seneng aja.
"Eh Seol, Bin. Baru nyampe?" Sapa Jaewon pada Hanbin dan Seolhyun yang ada disana.
Seolhyun tersenyum dan semakin mempererat genggaman tangannya dengan Hanbin, "Belom lama Kok Won."
Hanbin cuma natapin Jennie sinis banget, dan Jennie nunduk gitu.
Kaya maling ke tangkep basah, padahal Jennie gak ada rencana mau kesini.
Jennie juga lupa kalau Irene adalah mantan Hanbin, dan Mino Jaewon adalah teman seperjuangan Hanbin.
Kali ini Ia berharap ada Jisoo disini, karena Irene juga teman Bobby, dan pasti Bobby gak sendiri.
"Langsung makan aja gih kalian." Kata Irene pada teman temannya itu.
"Oke, gua kesana dulu ya sama Jennie." Jaewon langsung menggandeng tangan Jennie untuk segera menjauh dari mereka.
Hanbin dan Seolhyun juga keluar, tapi entah kemana.
Sesampainya di luar, Jaewon langsung ngelepasin tangannya. "Maaf ya Jen."
"Oh gapapa Kak." Jawab Jennie sambil tersenyum.
"Kak, gue ke toilet dulu ya?" Jennie langsung berjalan meninggalkan Jaewon.
Sebenarnya tujuan Jennie ke toilet bukan untuk membuang air, Ia ingin menenangkan dirinya sendiri.
"Ah Jennie bego banget." Ucapnya kesal pada dirinya sendiri di cermin.
Gak lama Jennie keluar dari toilet, dan dia terkejut ketika mendapati Hanbin sedang berdiri bersandar di tembok sambil menatapnya sinis.
Langkah Jennie pun terhenti ketika melihat Hanbin.
Dengan kasar Hanbin menarik tangan Jennie ke pintu tangga darurat.
"Aw Hanbin lepasin." Rengek Jennie.
Hanbin melepasnya dan melempar Jennie hingga punggungnya terbentur tembok. Seperti biasa.
"Aw." Jennie meringis, karena kali ini sakit sekali. Kemudian Ia menunduk.
"Ngapain lo?" Hanbin mengepal tangannya kuat kuat.
"Di ajak Kak Jaewon." Jawab Jennie pelan.
"Lo bilang mau ke toko buku!" Ucap Hanbin kesal.
Jennie menunduk, karena memang mau dia menjelaskan seperti apapun Hanbin tak akan percaya padanya.
"Pulang sama gue nanti." Kata Hanbin sambil membelakangi Jennie.
Dengan penuh keyakinan Jennie menatap punggung Hanbin.
"Gak bisa, gua harus balik sama Jaewon." Ucap Jennie.
Hanbin membalikan tubuhnya lagi menatap Jennie.
"Ya gua berangkat bareng dia, dia harusnya nganterin gua pulang!" Kini Jennie mulai emosi.
"Lu milik gua Jen." Hanbin kini tak kalah emosi.
"Lo gak inget di surat perjanjian? Jangan terlalu banyak ikut campur sama urusan masing masing!"
Hanbin terdiam.
"Oh ya satu lagi." Jennie menarik nafasnya dalam. "Gua bener bener sah milik lo setelah UN!"
Rahang Hanbin mengeras, langsung saja Ia menonjok dinding tepat di samping kepala Jennie.
"Terserah lo Jen, gua gak peduli sama lo lagi!"
Hanbin keluar dan membanting pintu tangga darurat itu. Tak lama Jennie juga keluar dengan sekuat tenaga.
"Hanbin?"
Langkah Jennie terhenti ketika melihat seorang wanita berparas cantik.
"Jennie?" Pekik orang itu.
Jennie tersenyum.
Semoga dia gak ngedenger tadi, semoga dia gak liat Hanbin yang keluar dari sini. Tuhan tolong. Jennie terus berharap pada Tuhan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Hehehe next chapter nih. Kalian mau alur cepet atau agak nyantai gitu? Takut ngebosenin hehe. Aku tunggu jawabannya. Votement cyintaqu🖤
Minggu, 24 September 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life -JENBIN
FanfictionApa jadinya jika kalian menikah atas dasar pemaksaan orangtua? Ini namanya penjodohan. Terlebih lagi menikah dengan orang yang tidak diketahui sebelumnya. Banyak kejadian yang membuat mereka bertengkar dan ingin berpisah, namun salah satu dari merek...