Akhir akhir ini Jennie jarang terlihat di kampus, disibukan dengan tugas dan yang lainnya membuat Jennie tidak memperhatikan kondisinya. Beberapa minggu terakhir ini nafsu makan Jennie berkurang, sering merasakan mual, membuat Jennie tersiksa rasanya.
Karena tubuhnya terasa sangat lemah, Jennie memutuskan untuk absen dari perkuliahannya.
"Jis, gue gak bisa. Perut gue sakit banget." Ucap Jennie lemah.
.......
"Iya Jisoo, nanti kalo udah selesai gue kabarin. Bye." Jennie menutup panggilan itu.
Lagi lagi Jennie merasakan sakit di bagian peutnya, entah kenapa, Jennie teringat malam kejadian bersama Hanbin. Ia mulai mengelus perut ratanya itu lalu tertawa miris.
"Gak mungkin."
Dengen buru buru Jennie turun dari tempat tidurnya, sayangnya tubuh itu sangat lemah dan membuatnya tersungkur ke lantai, lalu gelap.
Jennie terbangun kembali, pandangannya belum sepenuhnya pulih, dan Ia merasakan ini bukan aroma kamarnya. Ini rumah sakit.
Iya, Rumah Sakit.
Ada infus di tangan Jennie, dan perutnya juga masih terasa sakit, walau tidak seperti sebelumnya.
"Jen! Kamu udah sadar?" Suara Chaerin berhasil membuat mata Jennie terbuka sepenuhnya.
"Mah?" Tanya Jennie berhati hati.
"Kamu tadi..."
"Iya Mah, Jennie inget." Jawab Jennie, Ia menyentuh perutnya.
"JENNIE!" Lisa datang dengan wajah paniknya.
Lisa tidak kesini sendiri, Ia bersama Jisoo, dan Rose, juga Donghyuk.
"Lu gak kenapa kenapa kan?" Tanya Lisa langsung memeluk sahabatnya itu.
Jennie mengangguk, "Gua mau ngobrol sama Donghyuk boleh gak? Berdua aja."
Chaerin dan yang lainnya bingung, mereka tidak mengerti kenapa Jennie ingin berbicara dengan Donghyuk hanya berdua saja.
"Tapi gak disini, kalo ke taman gak kenapa kenapa Kak Dong?" Tanya Jennie, dan Donghyuk mengiyakan.
Dengan di dorong oleh Donghyuk di kursi rodanya, mereka jalan berdua ke taman. Donghyuk sejujurnya bingung kenapa Jennie ingin berbicara berdua dengannya, sepertinya saat ini sangat serius.
"Hanbin di mana, Kak?" Tanya Jennie yang mulai membuka percakapannya.
"Itu dia pulang kerumah mamanya." Jawab Donghyuk. "Loh kenapa lu nanyain dia?"
Jennie tersenyum, akhirnya Donghyuk duduk di kursi taman, menghadap Jennie. "Gue gak tau kenapa pengen bilang ini ke lu Kak, tapi lu yang tau gue sama Hanbin."
"Maksud lu? Yang di Villa?" Tanya Donghyuk berhati hati.
Jennie mengangguk, "Hanbin pasti udah jelasin ke Kak Dongie."
Donghyuk terus menatap Jennie.
"Aku kemaren sama Hanbin..."
"Kenapa?" Donghyuk hanya tidak ingin berprasangka buruk.
"Di hotel.." Jawab Jennie.
Donghyuk masih belum dapat mengambil kesimpulan.
"Aku hamil...." Ucap Jennie.
Donghyuk hampir saja jantungan karena shock yang meyerangnya. Dia tak habis pikir, apa mau dari Hanbin?
"Kamu yakin Jen?" Tanya Donghyuk.
Jennie mengangguk. "Tadi Jennie sempet udah bangun, terus denger apa kata dokter. Dan mama tau kalo Jennie begini kak." Ucap Jennie sambil meneteskan air matanya.
"Mau Kak Dongie bilang ke Hanbin?"
"Jennie cuma takut mama marah, Jennie takut mereka gak akan nerima Hanbin lagi kak." Jelas Jennie.
"Hanbin harus tau Jen. Dia salah!" Ucap Donghyuk.
Jennie terus menangis, mengutuk dirinya. Hamil oleh mantan suami, itu sepertinya buruk. "Jangan kasih tau Hanbin."
"Kalian salah Jen, kalian udah tidak ada status pernikahan. Kenapa masih mau nemuin Hanbin?" Tanya Donghyuk.
"Tolong, jangan kasih tau Hanbin." Ucap Jennie. "Jangan kasih tau ke mama kalo Hanbin..."
Donghyuk mengangguk mengerti, Jennie beruntung bahwa Donghyuk dulu pernah memergokinya dan sekarang Ia tidak menyimpan rahasia itu sendiri.
🌾🌾🌾
Sekarang Jennie sedang berada di kamar rumah sakitnya, bersama mamanya saat ini jauh lebih menakutkan.
"Makan." Ucap Mamanya memberikan sebubur mangkuk.
Jennie menggeleng, nafsu makannya belum stabil.
"Jennie, makan!" Ucap mamanya sedikit meninggi.
"Nanti ya mah?" Tanya Jennie sedikit agak takut.
"Jennie!" Akhirnya suara Chaerin meninggi.
Apa boleh buat, saat ini Jennie sangat takut dengan Chaerin. Sangat sangat takut.
Sudah 2 hari Jennie berada dirumah sakit, temannya selalu menyempatkan berkunjung seusai kuliah.
Kalau boleh jujur disini, Donghyuk mengajak Jisoo berbicara serius saat itu. Dan yang di bicarakan mereka semua tentang Jennie. Kalian tahu? Betapa murkanya Jisoo saat mendengar itu.
Setelah itu Jisoo tidak berhasil bertemu dengan Hanbin. Tapi keesokannya mereka bertemu, Jisoo habis memaki Hanbin di depan Bobby. Dan itulah awal Hanbin dan Bobby mulai merasakan, sepertinya ada yang tidak beres.
"Siapa itu Jen?" Tanya Chaerin tiba-tiba.
Jennie tak berani menatap Chaerin, "Apanya mah?" Tanya Jennie.
Chaerin menutup matanya, tubuhnya gemetar, "Siapapun itu, jaga dia." Ucap Chaerin.
Jennie semakin bingung, "Mah?"
"Minta tanggung jawabnya." Ucap Chaerin.
"Kalau itu Ha..."
"Mama akan bicarakan pada Jiyong." Kemudian Chaerin meninggalkan Jennie di kamarnya.
Jennie meneteskan air matanya, Ia melukai perasaan mama kesayangannya. Tapi mau bagaimanapun ini kesalahan Jennie bukan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Ready to new years eve? Guys ini buat kalian yeay. Selamat tahun baru! Belum sih wkwkwk.
So, siapa yg nunggu ini? Ada gak ya? Who miss Jenbin?
70+vote dan 20+comment untuk next nya ya. See you at 2018!
Minggu, 31 Desember 2017.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life -JENBIN
FanfictionApa jadinya jika kalian menikah atas dasar pemaksaan orangtua? Ini namanya penjodohan. Terlebih lagi menikah dengan orang yang tidak diketahui sebelumnya. Banyak kejadian yang membuat mereka bertengkar dan ingin berpisah, namun salah satu dari merek...