33

3.6K 418 15
                                    

Hanbin bernapas lega setelah mengusir Seolhyun. Aura rumahnya kembali, meski belum sepenuhnya. Saat itu juga Ia menghubungi pengacaranya untuk mengurus surat cerai.

Bobby menepuk punggung Hanbin, dan Hanbin memeluk Bobby. Best friend.

"Lu mau jadi bapak jangan homo ngapa mbing." Ucap Bobby melepaskan pelukan Hanbin.

"Bapak apaan sih Bob. Gua mau bahagia sama Jennie." Jawab Hanbin.

"Hanbin, lu gak inget sama Jennie ngapain?" Ledek Junhoe.

Hanbin mengernyitkan dahinya, apa maksud dari Junhoe?

"Ish kamu ya, emang Jennie sama Hanbin ngapain?" Rose kesal, dan mencubit perut Junhoe.

"Samperin Jennie, Bin. Minta maaf, itu maksud June." Jisoo akhirnya melemah di depan Hanbin.

"Lo pada kenapa dah pada dukung gua balikan sama Jennie?" Tanya Hanbin curiga.

"Ya karena lo........... eumbb!!!" Belom sempat Lisa menjawab pertanyaan Hanbin, tapi Jisoo sudah membekap mulutnya.

"Karena lo pantes perjuangin dia, Bin. Lu kemaren cuma ketipu sama akal Seolhyun, termasuk keluarga lu. Tapi saat ini kan kita udah tau kenyataannya." Ucap Donghyuk.

Hanbin menggeleng, "Kenapa kemaren lo pada kaga ada yang mau nemuin gua sama Jennie? Padahal gua udah mau jelasin ke dia."

"Takut lu khilaf Bin." Celetuk Bobby.

"Bob, pulang yuk. Makin malem makin gak jelas lu." Ajak Jisoo lalu mencubit pipi Bobby gemas.

"Ya lu berdua kaga jelas." Ucap Junhoe.

"Lu pada mau bantuin gua kaga? Rencana mau nyamperin Jennie sih." Ucap Hanbin sambil menimang nimang sesuatu.

"Kalo kita mah siap Bin bantuin lu, tapi Jennie nya agak susah deh kayanya." Ucap Lisa semangat lalu diikut lesunya ketika mengingat Jennie tidak ingin menemui Hanbin sama sekali.

Rose mengangguk, "Paling susah Jennie tuh kalo kaya gini."

"Ya lu pada bilang aja bukan ketemuan sama Hanbin elah, ribet." Jelas Junhoe yang ada benarnya juga.

"Btw, gua laper Bin. Kaga ada niatan kasih makan gitu? Baru dah kita bisa bikin mulus." Ucap Bobby sambil cengar cengir yang tidak jelas.

Hanbin tertawa, "Untung sayang Bob." Jawab Hanbin, ia memesankan pizza untuk teman temannya.

"Sayang kamu juga Bin." Balas Bobby.

Junhoe memandang geli pada mereka berdua, padahal Junhoe suka di pandang menggelikan jika sifat manjanya keluar dengan Rose.

"Untung kita pacaran udah lama ya Bob." Jisoo mendengus kesal mendengar percakapan kedua homoan itu.

Suara musik dari Bang Bang Bang Bigbang terdengar kencang diantara mereka, sepertinya itu adalah bunyi nada dering dari salah satu mereka. Siapa lagi kalau bukan Jisoo.

"Iya tante, kenapa?" Jisoo membuka percakapan antara dia dan lawan bicaranya disana.

"HAH? TANTE SERIUS? Dia masuk rumah sakit lagi?" Tanya Jisoo tak percaya.

Teman temannya juga ikutan panik, mereka memikirkan satu orang saat ini, Jennie.

Hanbin tidak ada disana, dia sedang membayar pesanan pizza tadi.

"Jisoo harus sekarang kesana gak tan?" Tanyanya panik.

Hening.

"Oh syukur deh, besok Jisoo kesana ya Tan?"

"Oke, iya tante jaga kesehatan ya."

Kurang lebih seperti itu, Jisoo menatap temannya satu persatu. Memberi isyarat jangan omongin ini di depan Hanbin.

"Pizza...." teriak Hanbin sambil membawa berbagai macam pizza.

"Lah gua punya ide kalo kaya gini." Celetuk Bobby ketika Hanbin meletakan pizza nya di meja.

"Rencana buat nemuin Jennie?" Tanya Donghyuk.

Bobby mengangguk.

"Apaan Bob?" Tanya Hanbin antusias.

"Makan dulu lah gua." Jawab Bobby sambil mengambil 1 slice pizza.

Setelah makan pizza dan menghabiskan stok cemilan Hanbin, akhirnya mereka semua kembali pulang. Bobby juga tidak menyebutkan apa rencananya untuk Hanbin dan Jennie. Padahal sesuatu sudah di pikirkan olehnya.

🌾🌾🌾

Tadi Bobby sempat janjian dengan Hanbin, entah kenapa dia malah menjemput Hanbin di banding Jisoo. Padahal ini adalah segi taktik dari Bobby untuk kedua insan itu kembali bersatu. Bobby tidak suka melihat Hanbin yang luntang lantung tidak jelas karena kehilangan Jennie, terlebih lagi kalau sampai Hanbin tidak bertanggung jawab.

"Lu masuk duluan dah, gua pengen ngambil yang ketinggalan di mobil." Ucap Bobby.

Hanbin memasang wajah bingungnya, "Ini sepupu lu, kenapa gua yang masuk duluan? Kenal juga kaga gua."

"Ye kaga ngapa Bin, temenin dia. Tante gua juga lagi pergi bentar." Jelas Bobby memasang wajah paniknya.

"Gua ikut dulu lah sama lu." Ucap Hanbin malas.

"Eh nyet, tinggal naik ke lantai 8 aja susah amat lu. Kamar teratai no 5210." Ucap Bobby kesal.

"Eh nyantai lu nggos, gua kaga kenal ngapain naik?" Hanbin mulai kesal.

"Sekarang gini ya nyet, gua minta tolong temenin sepupu gua disana. Lu kaga kasian apa sama sepupu gua sendirian lagi sakit gitu?" Emosi Bobby sedikit memuncak.

"Ye tapi masalahnya...."

"Bodo nyet, tunggu gua di kamarnya!" Bobby langsung berlari meninggalkan Hanbin menuju parkiran, hanya untuk berpura pura.

Hanbin melangkahkan kakinya untuk menuju lantai 8 yang Bobby bilang, agak malas sejujurnya karena ini sepupu Bobby.

Saat lift sampai di lantai 6 dan Hanbin masih tetap sendirian, lift itu berhenti, pintu otomatis terbuka menampilkan seseorang yang pucet, berambut panjang terurai, berpakaian pasien, dan infus di tangannya.

Bukan hanya Hanbin yang terkejut akan penampilannya, tetapi seseorang yang menekan tombol lift itu jauh lebih terkejut melihat seorang pria membawakan bunga, bunga favoritnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Gaesss seberapa lama aku ga up? wkwkwk. Ini gimana hayooo???? wkwkwk. Ramaikan ih ramaikan, vote juga banyakin komen. Aku haus akan komen .g lucu2 soalnya kalo baca komen wkwkwkwk bye.
Rabu, 17 Januari 2018.

Marriage Life -JENBINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang