O9

4.5K 503 28
                                    

Hanbin mengerjapkan matanya kala sinar mentari masuk kedalam kamarnya. Di liriknya jam, ternyata Ia bangun kesiangan.

Untungnya sekarang hari sabtu, jadi Hanbin bisa tidur seenak jidatnya. Tapi, perutnya berbunyi dan dia memutuskan untuk makan lalu melanjutkan tidurnya.

Di lihatnya rumah tampak sepi, dan seperti tidak ada tanda tanda Jennie.

"Kemana ya?" Ucap Hanbin.

Sesampainya di meja makan, Hanbin ngelongo.

"Kosong dah."

Hanbin langsung berlari ke kamar yang satu itu, dan tidak menemukan Jennie.

Lalu Hanbin kembali ke kamar utamanya untuk mengambil handphone miliknya.

Dia menelfon seseorang, namun sepertinya nihil. Tidak ada jawaban. Dan dia mencoba terus berulang ulang.

Tetap tak ada jawaban.

"Kemana anjir, gua laper." Ucap Hanbin kesal.

Setelah memakan mie instant kesukaannya, Hanbin memutuskan untuk kembali tidur. Namun dia tidak bisa, dia khawatir sama Jennie yang gak jelas dia gak tau kemana.

Sekali lagi Hanbin mencoba menghubungi seseorang, dan dia beruntung.

Setelah berbicara dengan orang itu Hanbin bernafas lega.

Karena gak bisa tidur, Hanbin memutuskan buat main ps.

Terdengar suara motor berhenti di depan rumahnya, lalu orang yang sedari tadi di tunggu pun akhirnya datang.

"Dari mana lu?" Tanya Hanbin masih fokus sama psnya.

"Les." Jawab Jennie, lalu berjalan menuju dapur untuk minum.

"Jen, gua laper." Hanbin berteriak masih di tempatnya.

Jennie menghiraukan suara Hanbin, dia lebih pilih diam dan ke kamarnya.

"Jennie gua laper bener."

Ternyata Hanbin mengikuti Jennie, tapi tetap saja Jennie diam.

Hanbin terus mengikuti Jennie hingga masuk kedalam kamar mandi.

"Jen." Panggil Hanbin.

Jennie yang kaget langsung memberhentikan tangannya yang sedang membuka kancing kemejanya.

"Ngapain lo?" Tanya Jennie ketus.

"Gua laper." Jawab Hanbin memasang wajah melasnya.

"Banyak mie."

"Mandi bareng yuk Jen?" Hanbin mengalihkan pembicaraannya dan sedikit menggoda Jennie.

"Keluar sekarang!"

"Mandiin dulu, gua belom mandi." Hanbin menarik pinggang Jennie hingga berada di pelukannya.

"Lepasin setan!" Umpat Jennie sambil meronta ronta.

"Ah gak tahan gue nunggu satu bulan." Hanbin mengerucutkan bibirnya.

"Apaansi?"

"UN nya gak bisa di percepet? Gak usah kuliah dulu Jen, jadi istri yang baik aja duduk manis di rumah."

"Ya gila lo!"

Hanbin memajukan wajahnya, hendak mencium Jennie namun tangan kanan Jennie menahannya tepat di bibir.

"Minggir lo."

Tangan kanan Hanbin tetap melingkar di pinggang Jennie sementara tangan kirinya mengambil tangan Jennie yang sempat menahannya.

Marriage Life -JENBINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang