"Gue gamau disini Geb" ucap Reyfan yang baru saja sadar dari pingsannya. Sedari tadi Gebi membujuk Reyfan yang terus menatapnya dengan pandangan dingin.
"Reyfan! Lo kenapa sih. Lo ga mau sembuh? Ini demi kesehatan lo! Lo mau Kiara diambil orang? Lo gamau balik nemuin Kiara ke Indonesia? Mikir Rey! Kiara disana juga nunggu lo pulang! Dan lo disini malah gamau jaga kesehatan lo sendiri! Lo egois" ucap Gebi , Reyfan terdiam.
"Tau apa lo tentang gue?" Sinis Reyfan, Gebi tertawa meremehkan.
"Gue emang gatau lo Rey. Gue taunya lo itu pengecut! Yang ga mau hadepin kenyataan. Gak berjuang untuk pertahanin apa yang lo punya sekarang. Lo egois. Lo gak pernah mikirin orang yang sayang sama lo! Termasuk gue!"
"Gue berjuang makannya gue ada disini" ucap Reyfan dengan entengnya.
"Lo kesini mau berobat, tapi yang lo lakuin otu bukan berobat namanya." Ucap Gebi sinis lalu keluar dari ruangan Reyfan.
Reyfanpun memejamkan matanya. Ia lelah. Ia ingin pulang.
***
Kiara sampai di puncak, barusaja dia turun dari bis bersama Fanda dan yang lain. Kiara mengecek Handphonenya, tapi nihil. Reyfan tak menghubunginya 2 hari. Okey no promblem. Kiara melirik jam tangannya. Jam 8 pagi, udaranya cukup dingin. Kiara mengambil kopernya dan berjalan menuju Villa. Kiara berfikir.
Katanya Camping, kok tidur di Villa? Entahlah, Kiara hanya ikut acara ini.
Kiara berdiri halaman depan Villa yang akan dipakai menginap, Khusus cewek XII B. Kiara teringat cerita mamanya waktu itu, Mamanya pernah kesini bersama teman sekolahnya dan Papa. Dan Villa ini milik keluarga Fina dan Reyfan. Reyfan? Jadi rindu.
"Hey!" Kiara tersentak kaget, ternyata Dian.
"Dian! Sekarang kebiasaan lo ya, ngagetin orang." Ucap Kiara, Dian tersenyum.
"Sekamar sama gue ya? Vanessa sama Fina tuh" ucap Dian, menunjuk Vanessa dan Fina yang sudah melambaikan tangannya pada Kiara dan Dian.
"Boleh. Yuk" ajak Kiara, mereka berdua pun menggeret koper birunya menuju ke dalam Villa.
"Kita di kamar nomor dua" ucap Dian melihat lokasi yang dibuat Pandji tadi di dalam Bis. Dalam Villa ini terdapat 8 kamar, dan di isi oleh 20 orang. Sebenarnya Kiara ingin sekamar berempat. Tapi nanti pasti susah. Mau mandi gantian ber empat, dan pasti akan menjadi sangat lama. Dan jika mereka ber empat mungkin mereka gak akan tidur semalaman karena asik menggosip.
Kiara masuk kekamar itu bersama Dian. Hangat, ketika Kiara masuk kekamar ini.
"Yan? Lo mandi dulu apa gue?" Tanya Kiara, Dian yang duduk menoleh pada Kiara.
"Gue dulu aja. Gue udah capek pengen tidur juga." Ucap Dian lalu membuka kopernya dan mengambil peralatan mandinya.
Kiara menggeleng pelan. Ia mengambil kertas yang tadi Dian simpan.
Kamar 1, Vanessa dan Fina.
Kamar 2, Kiara dan Dian.
Kamar 3, Hilda, Lala dan Sandra.
Kamar 4, Putri, Alfia dan Ratih
Kamar 5, Retno, Yeni dan Desti.
Kamar 6, Silvia dan Asti.
Kamar 7, Titian dan Pricil
Kamar 8, Bonita, Desi dan Saskia."Saskia?" Kiara menggumam lalu mendesah berat, ia lagi-lagi harus berdekatan dengan wanita ular itu.
Kiara merebahkan tubuhnya pada kasur yang cukup lebar untuk di tiduri berdua dengan Dian. Ia mengambil hp dari sakunya. Mengetikkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] My Choosey Girl - DWILOGI FAKE NERD
Teen Fiction#66 in TeenFiction 30 July 2017 [ PRIVATE-- JADI FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Yuk Rey, lo bawa motornya jangan ngebut ya. Gue tau gue itu suka balapan. Tapi kalo gue diboncengnya balap nanti rok gue kebuka trus kelihatan dan nanti banyak yang liat gue...