Suasana kelas yang cukup ramai karena banyak siswa yang berlalu lalang dan berbagi contekan. Kelas lain pun kadang datang untuk menemui sahabat karibnya yang ditakdirkan tidak sekelas.
Sudah 3 hari Kiara menghindari Reyfan, bukan karena Kiara marah atau apa. Tapi Kiara hanya tak siap untuk ditinggal Reyfan, lagi. Kiara duduk dikelasnya dengan sebuah buku Matematika yang ia buka lembar per lembarnya sedari tadi. Pikiran Kiara sebenarnya tak fokus pada buku yang dipegangnya tetapi fikirannya melayang pada sosok cowok di kelas sebelah. Kiara mendesah kesal dan meletakkan kepalanya di meja.
"Lo kenapa Ra?" Tanya Dian yang duduk didepannya. Pertanyaan yang sudah dilontarkan Dian selama 3 hari tetapi Kiara tetap menjawab dengan kata yang sama.
"Gue gapapa Di."
"Perasaan akhir-akhir ini lo jarang banget bareng sama cowok lo? Pasti berantem ya?" Ucap Dian. Kiara tersenyum kecut lalu menegakkan posisi duduknya.
"Di? Kalau misalnya, cowok lo baru balik dan sekarang mau ninggalin lo lagi keluar negeri lo boleh in gak?"
"Jadi Reyfan mau ninggalin lo kemana?"
"Kok jadi Reyfan?"
"Ra? Lo itu gak pintar bohong loh? Gue tahu Reyfan bakal pertukaran pelajar ke Milan. Satu sekolahan malah udah tau"
"Huft. Jadi?" Kiara mendesah kasar.
"Gini lo Ra. Suatu hubungan itu harus didasari rasa saling percaya. Kalau dia pergi buat kebaikan dia. Kenapa harus dilarang gitu?"
"Gue cuma belum siap"
"Ra? Belum siap itu malah buang waktu lo buat bareng-bareng sama dia. Kan lo belum tau dia kapan pulangnya. Harusnya lo manfaatin waktu lo sama dia. Hargai waktu lo sama dia." Ucapan Dian membuat Kiara terdiam. Benar kata Dian, Kiara sekarang membuang-buang waktunya dengan menjauh dari Reyfan. Kiara merasa bodoh jika dia sekarang marah pada Reyfan.
****
Angin siang berhembus menerpa lembut wajah Kiara yang sekarang berdiri di Koridor sekolah yang berhadapan langsung dengan Lapangan basket. Kiara tersenyum ketika cowok yang Kiara rindukan mencetak point. Banyak siswi lain yang berteriak ketika salah satu dari kelima cowok yang bermain basket itu mencetak point. Kiara menggenggam botol mineral yang tadi dia beli dikantin dengan yakin. Lalu ia melangkan menuju pinggir lapangan basket dimana biasanya pemain basket sekolah itu berkumpul.
Lima cowok berbaju jersey dengan warna biru dongker berjalan ke pinggir lapangan setelah beradu untuk mencetak point. Kiara menghampiri salah satu dari mereka dengan senyuman yang sedari tak luntur dari wajahnya. Cowok bernomor punggung 15 dengan nama Reyfan itu menghampiri Kiara.
"Hay" hanya itu yang bisa Kiara ucapkan, setelah 3 hari ia tak bertemu dengan Reyfan. Padangan mata Reyfan seperti tak mau lepas dari Kiara. Kiara mengangkat tangan kanannya untuk memberikan botol air mineral pada Reyfan. Alih-alin menerima botol minuman itu. Reyfan malah memeluk Kiara.
"I miss you"
Reyfan menenggelamkan wajahnya pada lekukan leher Kiara. Kiara tersenyum dan membalas pelukan Reyfan. Kiara dan Reyfan sama-sama terdiam, Reyfan lupa dengan rasa hausnya. Bertemu dengan Kiara adalah kekuatan bagi Reyfan.
"Gak malu di lihatin anak-anak?" Tanya Kiara disela-sela pelukannya setelah sekian menit mereka berdua terdiam.
"Gak peduli!" Ucap Reyfan tetap dengan posisi yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] My Choosey Girl - DWILOGI FAKE NERD
Novela Juvenil#66 in TeenFiction 30 July 2017 [ PRIVATE-- JADI FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Yuk Rey, lo bawa motornya jangan ngebut ya. Gue tau gue itu suka balapan. Tapi kalo gue diboncengnya balap nanti rok gue kebuka trus kelihatan dan nanti banyak yang liat gue...